Awal Bertemu yang Mengejutkan

150 21 4
                                    

"......."

[Name] perlahan membuka matanya dan menyesuaikan cahaya di sekitarnya, mulai melihat sosok samar-samar. Sekiranya ada 6 orang di sana.

"Selamat datang di Devildom, [Name]," sambut dari seorang laki-laki yang duduk di tengah-tengah, seperti meja hakim.

Swooosshhh

"Eh?"

"Diavolo!"

Baru saja di sambut oleh lelaki yang bernama Diavolo, [Name] langsung menyerangnya dengan tidak sabaran seperti melihat musuh bebuyutan saja. Bentuk seperti asap bewarna putih runcing yang keluar dari kakinya [Name] bagaikan busur yang sangat cepat itu tidak dapat melukai Diavolo, karena laki-laki yang memiliki rambut hijau tua itu sigap melindunginya.

"BAJINGAN, BISA-BISANYA KAU HIDUP SETELAH ORANG TUA KU MATI DENGAN GANASNYA,"

"DAN KAU TIDAK PERNAH MENGUNJUNGI KU, SEPERTI AKU DITELANTARKAN SAJA WAKTU ITU,"

"AKU TANYA SEKALI LAGI, SEJAK 6 TAHUN INI, KENAPA KAU TIDAK MEMPERDULIKAN ORANGTUA KU SETELAH KEJADIAN ITU? KENAPA?"

Yang awalnya asap bewarna putih, kini berubah menjadi warna hitam dan juga asap tersebut hampir memenuhi seluruh ruangan. Tentu saja asap tersebut juga mengincar 4 orang lainnya, tapi beruntungnya mereka bisa lolos dari asap [Name].

"T-tidak begitu [Name], sebelumnya aku meminta maaf kepadamu atas apa yang terjadi. Ada banyak alasan yang tak bisa kubilang ke kau," jelas Diavolo menjawab pertanyaan [Name].

"Hah? Maaf kata mu? KAU KIRA MAAF MU BISA MENGUBAH SEGALA HAL? DAN JUGA KAU MENGUCAPKAN MAAFNYA SEKARANG. DARI 6 TAHUN KEMARIN, KENAPA BARU HARI INI KAU MENGUCAPKAN MAAFNYA?" sepertinya amarah [Name] sudah sampai di batasnya. Kenapa tidak? Asap-asap hitam itu mulai bergerak liar, dan juga membuat beberapa dinding di sana retak.

"Lucu sekali Diavolo, sumpah lucu sekali. BETUL-BETUL LUCU SEHINGGA AKU INGIN SEGERA MEMBUNUH MU!"

"DIAM KAU MANUSIA RENDA-" laki-laki yang mempunyai 4 ekor sayap itu berteriak kepada [Name].

"Sudah-sudah Lucifer, biarin saja dia begini dulu," Diavolo langsung menenangkan lelaki tersebut yang ternyata bernama Lucifer.

"Tapi dia sudah terlalu kurang ajar kepadamu Diavolo, siapa dirinya itu yang berani sekali?"

"Maaf menyela, tapi tolong dengarkan perkataan tuan Diavolo," ucap laki-laki berambut hijau tua itu.

"Terima kasih Barbatos,"

"Sama-sama tuan,"

"....." seperti ucapan Diavolo, Lucifer langsung saja membiarkan manusia yang kurang ajar menurutnya ini. Bisa saja Lucifer turun tangan dengan kejadian ini apalagi dia kurang ajar sama Diavolo, tentu rasa ingin mencabik-cabik dari Lucifer ada.

"Manusia rendahan? Apa? IBLIS SEPERTI KALIAN LAH YANG RENDAHAN!"

[Name] dengan cepat meluncurkan satu serangan kepada Lucifer, akan tetapi.....

"[Name]~"

Tepat dengan suara itu, serangan dari [Name] terhenti tepat di depan mukanya Lucifer. Jika beberapa detik aja tidak terhenti, Lucifer akan terluka sepertinya.

"[Name] kan anak mama yang hebat, tenangkan dirimu ya sayang!"

Setelah mendengarkan bisikin lembut dari telinga [Name], rasa amarah yang sangat hebat seperti gunung merapi yang meletus dahsyat itu kini perlahan-lahan mereda. Asap yang bergerak liar bagaikan tentakel gurita pun mulai menghilang, dan juga mata [Name] yang menatap tajam itu mulai melembut. Satu kalimat itu berhasil menenangkan [Name].

"Fyuuhhh,"

"Akhirnya kau tenang juga [Name]," hela nafas lega dari Diavolo.

Oh tentu, setelah mendengar ucapan Diavolo, asap [Name] otomatis saja mengelilingi tubuh [Name] sebagai pelindung jika ada yang menyerang. Belajar dari pengalaman keknya.

"Masih ragu denganku ya [Name]? Tidak apa-apa kok, tetapi.... setelah kejadian yang sangat berantakan ini...." betul, jika bisa dilihat dengan langsung ini sangat berantakan, mungkin ada yang harus di perbaiki seperti dinding, lantai dll.

"Lucifer, kita semua harus rapat dulu disini sementara, walau keadaan sangat berantakan. Mungkin kau juga akan bertanya-tanya,"

"Baiklah Barbatos, arahkan [Name] ke ruangan yang telah kita siapkan!" titah sang Diavolo ke Barbatos.

"Baik tuan,"

"Ayo [Name], aku akan memimpin mu ke suatu ruangan," ucap Barbatos dengan hormat ke [Name].

"Jangan terlalu dekat dengan ku," ketus [Name] dengan asap yang setia di keliling badannya

"Hehe, baiklah-baiklah," Barbatos duluan berjalan dengan diikuti oleh [Name] di belakang. Di perjalanan, hasrat [Name] ingin membunuh satu iblis didepannya ini ada. Namun, entah kenapa dia tidak bisa melakukannya.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di ruangan yang dimaksud itu. Setelah memasuki ruangan, [Name] langsung saja duduk di salah satu sofa bodoh amat dengan tata karma, dia sudah capek sekarang, dan juga ada berbagai makanan dan minuman di depannya. Sepertinya ini semua memang sudah di siapkan untuk dirinya.

"Aku permisi dulu, buatlah dirimu nyaman disini dan menenangkan pikiran tentang apa yang terjadi tadi," pamit Barbatos lalu menutup pintunya.

.
.
.

"Harusnya ku bunuh tadi, tapi ga bisa," keluh [Name].

"Hm? Apa ini? Makanan dan minuman kesukaanku dulu?" Yap, semua yang dihidangkan didepan [Name] adalah kesukaan saat [Name] kecil.

Apalagi bunga yang di vas dekat jendela itu, benar benar semua yang ada di ruangan ini adalah kesukaan [Name].

"Heh, buat apa juga aku memakan dari tangan seorang iblis?"

"[Name], kalau ada makanan di depanmu apalagi makanan itu dipersiapkan untukmu. Kau harus memakannya ya, apalagi saat kau lapar,"

"Baik ma, di laksanakan!"

*Krriiuukkk

"Nom nom nom, perut sialan, kalau lapar bilang dong," [Name] seperti nya tidak peduli lagi apakah makanan yang di depannya ini buatan iblis ataupun manusia. Dia hanya mementingkan perut nya sekarang.




[Bersambung]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obey Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang