ups! _4_

455 34 3
                                    

Selamat membaca ...

Jangan lupa vote dan komen nya ya guys!

***

"Lain kali, kalau gak bisa minta tolong, jangan bilang bisa-bisa, aslinya gak bisa. Gengsian!" ledek Nadeo.

"Ya maaf, saya kan gak pernah pakai ginian pak." jawab Arumi dan Nadeo hanya berjalan, mengacuhkan ucapan Arumi.

Nadeo langsung merebahkan tubuhnya di atas king size nya yang empuk, meninggalkan Arumi yang sedang berjalan untuk ikut juga tidur diatas king size miliknya.

Saat Arumi berjalan, kakinya tak sengaja terselengkat oleh kabel membuat dirinya jatuh tepat di atas tubuh Nadeo.

Cup!

Bibir keduanya saling bertemu, manik mata yang saling berpandangan semakin dalam.

Sedetik, dua detik, tiga detik, hingga akhirnya Arumi tersadar dan langsung menarik tubuhnya dari atas tubuh Nadeo.

Arumi menjadi salah tingkah, ia membalikkan tubuhnya, sepertinya sekarang wajahnya sedang memerah seperti kepiting rebus.

Nadeo pun sama, ia sedikit salah tingkah karena perbuatan Arumi. Nadeo langsung mendudukkan tubuhnya, meraih bantal dan selimut yang ada di sebelahnya.

"S-saya tidur di sofa luar aja, kamu istirahat," ucap Nadeo, gugup.

"Kenapa?" tanya Arumi, langsung menoleh pada Nadeo.

Sudut bibirnya tertarik, Nadeo tersenyum sangat tipis. "Gpp, saya di luar aja."

"Kenapa? Jelasin dulu dong pak, kalau yang tadi mh kan ketidak sengajaan, lagian gak dosa kok kita udah halal."

"Astaghfirullah," gumam Nadeo, sambil mengusap wajahnya kasar.

"Si bapak, ngucap mulu, lagi proses pengurangan dosa ya?" ujar Arumi, sambil terkekeh. Berjalan mengambil kembali bantal dan selimut yang sedang dipegang erat oleh Nadeo.

Nadeo tak menghalangi aksi Arumi yang mengambil kembali bantal dan selimut miliknya, Arumi langsung naik ke atas kasurnya dan membukungi Nadeo yang terus melihat dirinya.
"Jangan ngeliatin aja pak, tidur!"

Mendengar ucapan Arumi, Nadeo langsung menaiki kasurnya dan merebahkan tubuhnya tepat disamping Arumi.

***

Pagi ini, Arumi sedang berkutik dapurnya. Ia sedang menghangatkan soto yang semalam dan menggoreng tempe untuk dirinya dan juga Nadeo.

Sedangkan Nadeo, ia sedang sibuk memeriksa tugas murid-muridnya, karena ini libur.

Arumi berjalan ke meja makan, sambil membawa soto dan juga tempe ditangannya.

"Bapak suami, turun! Makanan nya udah siap," panggil Arumi, sedikit teriak.

Nadeo yang mendengar panggilam Arumi, segera bangkit dari duduknya, berjalan keluar kamar dan segera turun menuju meja makan.

Arumi menyendokkan nasi untuk Nadeo dan juga dirinya dan memberikan piring yang sudah berisi nasi kepada Nadeo.

Setelah ini, mereka akan menuju rumah Mama Nadeo. Untuk mengambil beberapa barang penting milik mereka, karena mereka sudah sepakat untuk tinggal di apartemen ini.

***

Mobil BMW milik Nadeo berhenti didepan rumah besar bernuansa biru putih.

Nadeo dan Arumi turun, mereka berjalan bersama untuk memasuki rumah milik orang tua Nadeo.

Saat didalam, terlihat sangat sepi hanya ada Bi Inah yang sedang membersihkan meja makan.

"Selamat pagi, Mas Nadeo, Mba Arumi. Tumben pagi-pagi main kesini?"

My student is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang