4

706 98 26
                                    

Jennie Pov.

Dua hari setelah pembicaraan antara aku dan Lisa keheningan kini menyelimuti kami, tepatnya hanya aku dan dia. Sebenarnya aku bisa saja tidak memikirkan ini tapi dalam penyangakalanku aku salah telah meneriaki dia dan terlebih berkata kasar padanya.

Lisa seorang gay sekarang, apakah ini akan menghancurkan hidupnya dan aku khawatir ibuku tidak akan mengampuninya begitu tau teman kesayangan anak perempuan nya ternyata adalah salah satu kaum yang di benci ibuku. Inilah sebabnya aku akan merahasiakannya apapun yang terjadi, Aku masih peduli padanya tapi aku tidak bisa mendukung dan membenarkan ini karena ini juga bertentangan dengan prinsip hidupku. Lisa bukan seseorang yang berpikir bahwa pembicaraan kami kemarin akan menyelesaikan segalanya, dia bahkan akan mengalahkan omonganku dan tidak berubah pikiran, Aku hanya tidak ingin dia terjerumus semakin dalam. Dia tetap akan menjadi gadis kecilku yang selalu menberiku mandu dan susu coklatnya ketika melihatku dalam keadaan sedih, gadis kecil yang aku kenal dan memberiku kenyamanan berteman dengan orang lain untuk pertama kalinya. Aku menatap sosoknya dari jauh yang kini sedang tertawa bersama rose, entah bagaimana cara dia bisa menjadi bagian dari komunitas seperti itu. Mereka tidak pantas untukmu Lis, Kau hanya pantas mendapatkan pria yang menawan yang akan memperlakukanmu layaknya seorang putri dalam hidupnya. Aku menghela nafas panjang sebelum irene datang menghampiriku.

"Jen kau ingin pakai tabir surya?" Irene bertanya padaku dengan sebotol tabir surya di tangannya. Aku menganggukkan tersenyum dan mengambil krim matahari itu lalu memakaikannya di kaki dan lenganku. Setelah itu irene kembali pergi ke kolam renang. Karena ningning, Ide yang bagus untuk pergi ke kolam renang ramai ini pada jam 11 siang pada saat matahari sedang naik. Aku Seharusnya membuat alasan untuk tetap di tempat tidurku. Aku melihat rose berlari ke arah mereka yang sedang bermain mengobrol dan aku mulai memejamkan mataku. Setelah beberapa menit, aku bisa mendengar suara keras seseorang yang tiba-tiba menganggu di sebelahku. Aku bangun dan mengambil kacamata hitamku sebelum melihat ke sebelah dan sudah duduk seorang pria dengan rambut gondrongnya. Aku sedikit terkesiap saat bertemu dengannya. Apa yang dia lakukan di sini?

"Jiyong?" Dia tersenvum padaku.

"Jennie, aku senang bertemu denganmu lagi" katanya saat menatapku lalu memeriksaku. Aku sedikit tersipu ketika aku menyadari di bahwa aku kini mengenakan bikini. Aku merasa sangat terbuka sekarang dan kehadiran jiyong semakin menambah buruk suasana hatiku, Aku berusaha semaksimal mungkin mengambil handuk untuk tubuhku. Dia terlihat kecewa tapi tetap tersenyum seperti orang bodoh orang yang sempurna.

"Kenapa kau ada di sini ?"

"Jen, ini tempat umum dan irene juga mengatakan padaku bahwa kau akan berada di sini, jadi sekalian saja aku menemuinmu"

Aku dapat mengatakan bahwa dia kacau saat aku memutuskan hubungan kami dulu, tapi tentu saja aku punya alasan kuat. Segala sesuatu di antara kami adalah toxic, kamu menginginkan hal yang berbeda. Yah, dia jiyong mantanku.

"Btw, aku masih bisa menemukanmu meski irene tidak memberitahuku" Ungkapnya.

"Bagaimana kau bisa menemukanku?" Ujarku heran.

"Aku masih memiliki lokasi keberadaanmu yang ada di ponselku."

"What? Apakah kau sadar bahwa kau seperti seorang penguntit menakutkan sekarang?"

Aku terperanjat sedikit ketika dia meletakkan tangannya di pahaku dengan sedikit tatapan aneh di matanya. Aku membuka lebar mataku ke arahnya, terkejut dengan tingkah beraninya. Dia kemudian menekan pegangannya pada pahaku sebelum melihatku ke mataku.

"Aku masih mencintaimu, aku sadar bahwa aku bahagiaku adalah kau. Aku akan melakukan apa saja untuk kembali memenangkanmu Jennie. Aku sangat mencintaimu sehingga saat kau jauh dariku aku tetap mencarimu karena aku ingin berharap kita bersama lagi" Akunya padaku. kami sangat jatuh cinta dulu sampai dia menato namaku di tubuhnya, tetapi suatu kejadian telah menghancurkan semua yang kami bangun bersama. Dia tidur dia selingkuh dengan orang lain dan membagikan rekaman seks itu secara online untuk menjadi terkenal. aku menangis di bahu Lisa saat kejadian itu. Aku tidak akan membiarkan dia menghancurkan hatiku lagi sekali lagi. Aku menepis tangan dan memelototinya kembali.

Ms. HomophobicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang