10

580 92 15
                                        

Rumah sakit.

Dokter langsung memasang masker oksigen pada rain, selain itu rain juga di pasang alat untuk mengecek jantung nya, tangan sudah terpasang infus dan lengan nya terpasang alat untuk memantau tanda vital yang langsung terhubung ke monitor.

Beberapa obat injek sudah masuk melalui selang infus, ada juga yang sudah di masukan ke dalam cairan infus.

Rain masih tidak sadarkan diri dengan berbagai alat di tubuh nya, terutama kabel warna warni yang menempel di dada dan sekitar nya.

Bunyi monitor berbunyi tidak teratur menandakan kondisi rain tidak baik baik saja.

PICU. Ya, di sini lah rain sekarang. Saat di bawa ke rumah sakit kondisi rain kritis dan hampir saja tidak selamat kalau sampai bima terlambat membawanya ke rumah sakit.

.
.
.

Rani menangis di pelukan bima, sementara varo terus berdiri di depan pintu. Dia menunggu dokter keluar dari dalam dan membawa kabar baik tentang kondisi rain.

"Kak kenapa rain bisa sampai masuk PICU gini sih? Bukannya tadi nggak papa?"- tanya Varo penasaran.

"Rain nggak lari lari kan bim?" lanjut rani setelah melepas pelukan bima.

Bima melihat rani dan varo dengan sendu.

"Aku juga nggak tau bun, tadi waktu di supermarket rain nggak papa kok. Cuma waktu di jalan rain bilang haus terus minta jus,

"Ya udah kita mampir buat beli jus, waktu lagi nunggu jus di buat rain tiba tiba aja diem bunda, dia nggak ngomong apa apa tapi muka nya pucet

"Waktu di tanya rain nggak jawab, tapi..tiba tiba aja dia pingsan gitu aja. Aku bener bener nggak tau bunda, kenapa rain tiba tiba kayak gitu" jelas bima dengan suara gemetar.

Mereka langsung berdiri dan menghampiri dokter rian yang baru sana keluar dari ruang icu.

"Yan, gimana keadaan rain? Dia baik baik aja kan?" tanya rani khawatir, dia melihat dr. Rian dengan perasaan tidak tenang.

"Rain kritis ran, penyempitan pembuluh darah nya menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen tidak lancar

"Seharusnya hal ini tidak akan terjadi kalau rain minum obat nya secara rutin" dr. Rian melihat rani dengan lekat

"Apa rain masih nggak mau minum obat nya ran?"- dr. Rian.

"Iya yan, rain selalu nolak kalau di suruh minum obat. Tadi aja dia marah karena di suruh minum obat" jelas rani dan dr. Rian mengangguk mengerti.

"Ran, kalau kayak gini terus rain nggak akan bisa bertahan lama. Untuk saat ini rain hanya bertahan dengan obat.

"Kalau dia nggak minum obat maka kondisinya akan terus lemah" kata dr. Riyan membuat rani menunduk sambil menangis.

"Untuk sekarang, rain belum bisa di tunggu di dalam karena kondisinya belum stabil, hanya perawat dan dokter yang boleh masuk.

"Untuk keluarga, hanya bisa menunggu di luar sampai kondisi rain stabil dan di pindahkan ke ruang rawat" jelas dr. Rian dan mereka mengangguk mengerti.

"Sabar ya" lanjut dr.rian sambil menepuk pundak rani. Setelahnya dia pergi ke ruangannya.

Rani langsung terduduk di lantai sambil menangis, varo dan bima langsung mendekatinya kemudian memeluknya.

"Udah bun jangan nangis lagi, kita harus kuat buat rain" - bima.

"Iya bun, maafin kita ya bun karena nggak bisa jagain rain dengan baik" - varo.

Rani mengangguk, kemudian melepaskan pelukan ke dua anak nya.

"Bim, kasih tau ayah ya kalau rain masuk rumah sakit, tapi jangan bilang dulu kalau rain masuk ruang PICU" titah rani dan bima mengangguk sebagai jawaban.

"Bangun dulu bunda, jangan duduk di lantai nanti bunda sakit" kata varo, dia membantu rani untuk berdiri dan mengajak nya duduk di kursi tunggu.
.
.
.

Satu minggu sudah rain di rawat di picu, selama satu minggu juga rain belum ada perubahan. kondisinya tetap sama membuat rani,bram, bima dan varo sedih.

Mereka tidak bisa masuk untuk menemani rain di dalam, yang bisa mereka lakukan hanya melihat dari kaca pintu. Bram berdiri di pintu sambil terus melihat rain yang masih terbaring dengan alat alat penunjang hidup di tubuh nya.

"Bangun nak, Ini ayah sayang, kamu bilang mau mainan, kan? Ayah udah beliin loh buat rain.

"Rain juga udah janji sama ayah nggak akan bandel kan? Tapi kenapa sekarang rain malah tidur di sana nak?

"Bangun sayang, ayah kangen banget sama rain" kata bram sambil mengusap kaca pintu.

"Yah, makan dulu yuk" ajak varo tapi bram menolak dan tetap mau berdiri di sana.

"Ayah nggak laper nak, kalau kamu laper makan dulu aja! Ayah masih mau di sini" sahut bram tanpa melihat varo.

"Pantes aja rain bandel, ternyata nurun ayah" kata varo membuat bram menoleh ke arah nya.

"Kalau ayah nggak makan nanti sakit, terus kalau ayah sakit waktu rain sadar gimana?

"Ayah mau nggak boleh ketemu rain?" lanjut varo membuat bram langsung menggeleng

"Ya udah kalau gitu makan dulu!" bujuk varo dan bram mengangguk sebagai jawaban.

Setelahnya varo menggandeng tangan bram untuk diajak ke kantin untuk makan.
.
.
.

"Bunda ayo makan dulu" bujuk bima, karena rani tidak mau makan apapun sejak semalam.

"Bunda puasa sayang, jadi kamu aja yang makan sama ayah juga varo" sahut rani.

Bima tidak bisa memaksa kalau jawaban rani puasa, karena dia tidak mungkin memaksa orang puasa untuk makan.

"Ya udah, kalau gitu bima makan dulu ya bun. Nanti bunda jangan lupa buka puasa nya makan yang banyak ya bunda" kata bima dan rani mengangguk sebagai jawaban.

"Bunda, jangan ngelamun terus, bima nggak tenang ninggalin kalau kayak gini" bima memegang tangan rani dan menatapnya dengan sendu.

"Bunda nggak papa kok kak, bunda cuma lagi mikirin rain aja, kamu makan sana,  temenin ayah sama varo.

"Bilang sama mereka hari ini bunda puasa lagi, bunda akan terus puasa sampe rain bangun" sahut rani.

Bima mengangguk sebagai jawaban, dia melihat ibu nya yang mengusap kepalanya.

"Kamu yang sehat ya nak, jangan sakit" kata rani dengan mata berkaca kaca.

"Insyaallah bunda, bima akan selalu jaga kesehatan bima" sahut bima dan rani mengangguk dengan senyum yang dia paksakan.

Setelahnya, bima pergi ke kantin untuk makan. Sementara rani pergi ke ruang ICU untuk menunggu rain.
Walaupun hanya menunggu di luar, tapi rani akan tetap menunggu anak bungsunya sampai sadar.

Walaupun hanya menunggu di luar, tapi rani akan tetap menunggu anak bungsunya sampai sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rain ( Sudah Terbit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang