Sejujurnya, aku tidak ingin kisah ini berakhir but here we are, berada di penghujung kisahku dan Seungcheol. Kami memutuskan untuk berpisah. Tidak, aku tidak memusuhinya tapi aku butuh waktu untuk mencerna semuanya. Setelah kejadian ia mengakui perasaannya di kamar tidurku, situasi berubah dengan cepat setelah itu. Jadi aku memutuskan untuk saling menjaga jarak dan Seungcheol setuju. Hal ini bertujuan agar kami dapat menyadari perasaan masing-masing, entah itu persahabatan atau yang lebih jauh.
Sementara kami saling menjaga jarak, aku memikirkan matang-matang tentang hubunganku dengan Seungcheol. Ia sudah menjadi sahabatku sejak lama dan aku selalu memandangnya begitu, sesosok sahabat laki-laki yang bisa diandalkan. Jika aku menyukai seseorang, aku tak ragu untuk menceritakannya pada Seungcheol. Ia memang tidak memberi respon banyak dan kukira hal itu biasa, tapi ternyata aku menyakitinya. Nayoung berkata bahwa itu bukan salahku tapi tetap saja aku menangis karena membayangkan Seungcheol memendam perasaan selama enam tahun. Aku tahu itu bukan hal yang mudah.
Ketika aku sedang merenung di balkon, pikiranku langsung tertuju pada Seungcheol. Teringat akan kedua lengan kokohnya yang menarikku di bawah hujan dan kami berciuman. Sempat aku pikir ciuman itu tak seharusnya terjadi, tapi apakah itu benar? Bohong jika aku bilang bahwa ciuman kami tidak berarti apa-apa, buktinya aku membalasnya dan tidak sedikitpun berusaha untuk menghindar. Aku tidak terbawa suasana, aku sadar sepenuhnya bahwa yang menciumku adalah Seungcheol, bukan orang lain, bukan juga Dokyeom, pria yang kukejar sejak lama.
Apakah selama ini aku memang mencintai Dokyeom? Jika ia yang menciumku di bawah hujan apakah aku akan balas menciumnya? Atau pergi karena aku merasa enggan? Dan aku menemukan jawabannya. Aku membalas ciuman Seungcheol dan tidak menghindar bahkan ketika ia memberi pilihan padaku untuk berlari aku tetap tidak melakukannya. Selama ini, Seungcheol adalah pria yang ku cari.
Kuraih ponsel di nakas dan memandanginya sesaat sebelum mengetikkan nomor yang sudah kuhapal sejak enam tahun yang lalu.
"Luna?"
Setelah sekian lama, aku bisa bernapas lega dan tersenyum lagi.
"Hai, Seungcheol."
*****
Aku tidak begitu suka pergi ke bioskop, alasan utamanya karena tempat itu gelap dan sesak, dipenuhi oleh berbagai macam manusia yang hendak menonton film. Maksudku, menonton film lebih enak sendirian di dalam kamar bukan? Tapi Seungcheol berbeda. Ia suka menonton film di bioskop terutama film action.
Hari ini, ia mengajakku untuk menonton sebuah film berjudul Last Night In Soho yang bergenre thriller. Awalnya aku cukup tak percaya bahwa film ini akan bagus tapi ternyata plot twistnya luar biasa dan sampai keluar dari teater bioskop pun aku masih berceloteh tentang hebatnya film itu.
"Sudah kubilang kalau menonton bioskop itu menyenangkan." Ujar Seungcheol, senyumnya tampak manis terlebih dengan lesung pipi yang menggemaskan.
"Ya, ya. Kau menang."
Seungcheol terkekeh dan menggandengku ke toko buku, "Sana, beli buku yang kau mau."
Tentu saja aku tidak menolak, siapa yang akan menolak jika pergi ke toko buku? Sejak SMA dulu, Seungcheol sering sekali menemaniku ke toko buku atau perpustakaan daerah. Meskipun aku menghabiskan berjam-jam tanpa mengambil satu buku pun Seungcheol tidak protes. Ia dengan senang hati akan menuruti ke manapun aku pergi.
Kuperhatikan dirinya yang berdiri di sampingku sambil memainkan ponsel. Seungcheol terlihat tampan hari ini, jaket kulitnya tergantikan kemeja biru laut serta celana panjang putih dan Converse. Seungcheol tidak pernah berpenampilan soft seperti ini sebelumnya, mungkin ia ingin mencoba hal yang baru.
"Sudah memilih bukunya?"
Aku mengerjap, "Y-ya."
"Tumben cepat."
"Sebenarnya buku ini sudah ada di wishlistku sejak sebulan yang lalu." Ku alihkan pandangan agar tak terus menerus menatapnya. "Ayo."
"Biar aku yang bayar." Ucapnya lalu mengambil alih buku itu dan pergi ke kasir. Sebelum aku sempat melayangkan protes, Seungcheol telah mengeluarkan beberapa lembar uang dan menahan bibirku dengan jari telunjuknya, "Dilarang protes."
Aku agak terkejut dengan perubahan sikapnya namun kuputuskan Seungcheol melakukan apapun yang ia mau. Kami sudah bersahabat cukup lama dan aku harus terbiasa dengan hal ini.
"Mau langsung pulang?"
"Ya."
Seungcheol lagi-lagi menggandeng tanganku, aku kira hanya sesaat tapi ia melakukannya sampai kami di parkiran motor.
"Luna, sepertinya di luar hujan deras."
Aku mendongak dan memang benar terdengar suara hujan yang riuh dan sedikit menggema.
"Aku bawa jas hujan, sebentar ya."
"Tunggu, bagaimana denganmu?"
"Kau lebih penting." Seungcheol mengatakannya tanpa berpikir.
"Aku tidak mau."
"Luna, jangan keras kepala."
Bagaimana bisa Seungcheol mengatakan hal itu? Jelas-jelas ia yang lebih keras kepala.
"Aku tidak masalah untuk kembali ke dalam dan menunggu sebentar. Jika aku memakai jas hujannya maka kau akan basah kuyup, aku tidak mau hal itu terjadi."
Seungcheol menatapku sejenak lalu menghela napas, "Baiklah, jika itu yang kau mau."
Ia berjongkok di hadapanku untuk memperbaiki tali sepatuku yang terlepas, kebiasaan yang selalu ia lakukan sejak dulu. Kutatap dirinya yang kini mengikat talinya sebanyak dua kali agar tidak terlepas lagi, Seungcheol bahkan mengusap permukaannya agar terlihat rapi.
"Ayo, kita menunggu di dalam." Ia menggandeng tanganku lagi namun aku tetap bergeming, "Luna?"
"Seungcheol."
"Hmm?"
Aku berjinjit, membingkai kedua pipinya lalu membubuhkan satu kecupan di bibirnya. "Terima kasih."
"Karena aku memperbaiki tali sepatumu yang lepas?"
"Karena kau mencintaiku dengan tulus."
Seungcheol tersenyum, ia mengusak rambutku singkat sebelum merengkuh tubuhku ke dalam pelukannya. Pelukan hangat yang selalu aku sukai, pelukan hangat yang mengingatkanku akan rumah, tempat ternyaman untukku.
Yah, kurasa berpacaran dengan sahabat terbaikmu bukanlah ide yang buruk.
--Fin--
A/N : Akhirnya sampai juga di ending cerita ini. Terima kasih untuk readers yang sudah baca dan meninggalkan jejak, it means a lot to me 💗
Sampai jumpa di buku-buku selanjutnya 😊
![](https://img.wattpad.com/cover/298143704-288-k403783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSK & CLOVE // Choi Seungcheol ✔
FanfictionKim Luna berusaha keras untuk memenangkan hati Lee Dokyeom. Namun, apakah hal itu sepadan jika hanya berakhir menyakiti Choi Seungcheol, sahabatnya? © Originally written by Stehargreeves, 2023