01

301 27 15
                                    



Happy reading all, semoga ada yang baca😆

*

*

*

Laika Ainsley fresh graduate yang berprofesi sebagai penulis online di platform kepenulisan, sejak ia masih menyandang status sebagai mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laika Ainsley fresh graduate yang berprofesi sebagai penulis online di platform kepenulisan, sejak ia masih menyandang status sebagai mahasiswa. Dia anak bungsu dari dua bersaudara, Kakaknya bernama Almer Kamil yang usianya hanya terpaut lima tahun dengannya. Ia tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya yang tinggal di Bandung, dan memutuskan menumpang di rumah sang Kakak.

"Dek, gue pengen resign deh."

"Nanti, Kak, tunggu gajian," balas Laika dengan wajah datarnya.

Pasalnya, Kamil memang sering kali mengeluh ingin resign tapi tidak pernah dilakukan. Jadi, ia sudah paham. Kakaknya ini hanya sedang lelah dengan aktivitas kantor. Laika dapat menebak kalimat apa yang akan Kamil ucapkan setelah ini.

'Kali ini gue serius'

"Kali ini gue serius," ucap Kamil sambil melirik Laika yang sibuk mengetik di meja belajarnya.

Benar kan?

Laika masih terlihat santai dan seolah tidak peduli. "Iya, Kak, nanti kalau udah abis gajian."

"Gue udah gajian."

"Kan gajian bulan berikutnya belum," balas Laika.

Kamil menghela napas. "Tapi surat resign gue udah di-acc, dan minggu ini, minggu terakhir gue ngantor di sana."

"Anjir, lo bercanda kan, Kak?"

Laika kini sudah tidak tertarik mengetik. Dengan gerakan cepat, ia langsung mendorong kursi kerjanya mendekat ke arah ranjang. Tempat di mana Kamil sedang duduk bersila.

"Bilang sama gue kalau lo lagi nge-prank gue, Kak." Laika langsung menyodorkan tangan kanannya, "selamat, Kak, lo berhasil."

Kamil menyingkirkan tangan Laika yang mengajaknya bersalaman. "Apaan sih? Enggak, gue serius, Dek, enggak lagi ngeprank."

Laika mencoba menenangkan diri. "Oke, bentar, wajar kalau lo akhirnya resign juga. Tapi ini karena lo udah dapet kantor baru kan?"

Degan wajah santainya Kamil menggeleng.

"Lo sekarang pengangguran, Kak? Terus cicilan KPR lo gimana? Anjir, bukannya masih dua tahun lagi?" Laika mendadak gelisah memikirkan nasibnya yang kini masih numpang di rumah sang Kakak, "bentar, ini jangan-jangan lo bukan resign tapi dipecat?"

Bugh!

Sambil berdecak kesal, Kamil memukul sang adik menggunakan bantal. "Sembarangan banget mulut lo kalau ngomong?"

"Ya, gue shock, Kak."

"Lebay lo!"

Laika menghela napas panjang. "Terus nasib kita gimana?"

Inneffable (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang