1 : Tetangga

14 2 4
                                    

Di pagi hari aku pergi ke sekolah pukul 8 pagi sampai pukul 3 sore. Aku pergi bersekolah dengan berjalan, karena lokasi sekolah yang lumayan dekat. Setiap hari setelah aku pulang sekolah, aku selalu melihat tetangga ku melihatku dari balik pagar rumah nya. Rumah nya tepat di depan rumah ku. Jika di lihat-lihat dari depan rumahnya memiliki gerbang yang sepertinya tertutup rapat, juga semua jendela dan pintu rumahnya tertutup kayu. Entah bagaimana bisa dia hidup di rumah itu. Dia memiliki tinggi badan yang lebih kecil daripada aku, dan kalau dilihat dari badan nya yang kurus itu dia sepertinya mempunyai berat badan lebih kecil dari pada aku. Aku setiap hari biasa mengecuhkan nya karena menurut ku dia tidak terlalu menggangguku yang setiap hari melewati depan rumahnya.

Suatu hari sepulang sekolah aku pernah ke depan rumah nya tetapi dari depan terlihat sepi dan si anak itu tidak terlihat. Tetapi gerbang rumahnya hari ini sedikit terbuka lalu aku mencoba memasukinya. Tak lama aku berjalan didepan rumahnya terdengar suara benda jatuh di belakang rumah nya.

"Brakk!!-"

Suara itu cukup besar dan langsung membuat aku mengurungkan niat untuk melihat rumahnya dari dekat, lalu aku berlari kembali ke rumahku dan mungkin tidak kembali ke sana lagi.

Pada malam harinya aku agak merasa terganggu karena lampu kamarku yang tiba-tiba mati sendiri. Lalu aku enggan menyalakan lampu kamar, aku merasa tidak terlalu peduli meskipun aku tertidur dengan lampu menyala ataupun mati. Lalu aku menutupi diriku sepenuhnya dengan selimut karena aku mulai merasa tidak nyaman akan di sekitarku. Tetapi aku tinggalkan celah sedikit di sebelah kepalaku agar aku bisa melihat apa yang akan terjadi. Tak lama kemudian ada sosok hitam yang menembus pintu kamarku, aku engga bisa melihat dengan jelas karena agak buram dimataku. lalu dia mendekatiku dengan melayang dan tangan nya yang menyeramkan. Dia seperti akan memegang ku, tetapi aku memberanikan diri dengan mengagetkan nya dengan cara membuka selimutku dengan sangat cepat agar dia takut dan keluar dari kamarku. Setelah aku membuka selimutku ternyata di luar sudah pagi. Aku kebingungan padahal yang tadi aku alami adalah seakan terasa nyata, dan diluar itu sudah malam meskipum begitu jam dindingku dikamar menunjukan pukul 07:00. Aku terheran mengapa bisa secepat itu sudah pagi. Aku bisa mengetahuinya karena di kamarku memiliki candela yang agak besar. Lalu aku kaget ternyata di depan pintu ku ada tetangga ku yang mengetuk rumah, aku segera berdiri dan membukakan pintu. Di lain hal aku tidak memikirkan hal yang terjadi tadi malam.

 “Hallo.. permisi”

ujar tetanggaku sambil mengetuk pintu di depan rumahku.

“Iya pak, ada apa ya??”

sambil membuka pintu rumahku.

“Kamu baik baik saja kan??” 

“Maksud bapak baik baik saja??” 

 “Kemarin malam saya mendengar jeritan keras dari rumah mu. Saya takut terjadi apa apa sama kamu.” 

 “Saya tidak mendengar ada jeritan apa apa pak. Apa memang betul suaranya dari rumah saya??”   

“Astaga…!!”  

 “Kenapa pak??” 

 “Tunggu sebentar ya saya akan kembali”

 “B-b-baik pak..’’

Dan Pak Faris pun kembali ke rumahnya

Tetangga yang aneh.. Ujarku.

Lalu aku menutup pintu dan sambil menunggu Pak Faris datang aku bersiap mandi.

Dan setelah mandi aku pun mendengar suara ketukan pintu.

‘‘Mas..!! Mas..!!" sambil mengetuk pintu rumahku

Dan setelah aku buka ternyata...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang