Kim Junkyu tak pernah berpikir bahwa pemuda miskin seperti dirinya akan terjerumus ke lingkaran hitam ini. Melayani nafsu seseorang. Menjijikan, tapi harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya dan sang adik.
Maniknya masih menelisik pria yang masih terlelap disampingnya. Perawakan pria disampingnya ini terbilang manis. Wajah kecil, mata sipit dan pemanis kecil sebuah bintik diwajahnya- menambah pesona.
Belum lagi tubuh kecil dengan pinggang ramping itu, membuat junkyu kehilangan akal. Suaranya terdengar merdu, ketika mengiringi dirinya masuk.
"Park jihoon.."
"Sshhh anghhh d-daddy..p-please harder anghhh"
"Move pleasee anhhhh ahhh"
"No no...j-jun pleasee anghhh let me cum hikss"
Persetan dengan rasa malu, wajah junkyu otomatis memerah mengingat ketika tubuh jihoon bergetar, merengek meminta sentuhan lebih.
"Bego!! Malu banget" pekik junkyu mengubur dirinya dalam selimut.
Yang dimana, membuatnya dapat melihat tubuh polos jihoon. "Shit"
"Anghhh sshh sakit" ringisan kecil membuat junkyu mengintip, memperhatikan jihoon yang menyerngit sakit.
"J-jihon?" Junkyu menggigit lidahnya mendengar suaranya yang gemetar.
"Hikss.. sakit junkyuu" junkyu lantas panik, membawa tubuh kecil itu masuk ke dekapannya.
"Maaf jihoon. A-aku.."
"Hikss junkyu hikss.. lubangnya s-sakit hikss" jihoon tak menyangka bahwa dia bisa menjadi selemah ini. Menangis senggugukan; merengek dalam dekapan pemuda yang tadi malam menggempur lubangnya habis habisan.
Hingga tubuhnya sekarang terasa sangat sakit. Seperti sihir, elusan dan kata penenang yang terucap dari junkyu berhasil membuat jihoon menghentikan tangisnya.
Berganti dengan rasa manja yang membuat dirinya heran.
Jihoon terus mendusal seperti bayi, dengan keadaan sama sama polos; jihoon memeluk leher junkyu yang memangku nya. Mendusal dileher si pemuda kim. Dengan punggung yang terus dielus.
"Udah baikkan sakitnya?" Tanya junkyu lembut.
Jihoon mengganguk pelan menatap wajah tampan itu. Kemudian dengan cepat menggeleng dan menolak ketika junkyu memintanya turun. "Masih sakit!!" Pekiknya
"Saya berat?" Tanya jihoon melas. Membuat junkyu terpana beberapa saat.
"E-engga berat. Ji, ringan kok." Elak junkyu cepat dan membawa si kecil kedekapannya.
"Ji?" Gumam jihoon.
"Kamu panggil saya ji?" Tanya jihoon.
"Iya.. ga suka ya?? Maaf tuan." Ujar junkyu.
"Sukaa!!! Suka di panggil ji!!" Teriak si kecil kemudian mengelus bahu si dominan.
"Jangan pakai tuan. Ji ga suka." Pout jihoon.
"Panggil aku ji!!" Pinta jihoon, yang mengundang kekeh kecil junkyu.
"Iyaa, aku panggil ji. Ji bobo ya sekarang, biar aku beresin sambil cari makan" bujuk junkyu..
"Ga mauuuuu"
"Harus ya, ji kan masih sakit. Nurut ya?"
"I-iya junkyu, ji nurut. Ji tidur ya sekarang.."□><□
Lengan kekar itu dengan rapi merengkuh pinggang ramping sang pria. Merapatkan tubuh, sehingga kulit keduanya bersentuhan. Berbeda dengan junkyu yang sudah pulang dalam tidur, jihoon sendiri merenung, berfikir. Bagaimana bisa ia menjadi pahak bawah."Hah~ k-kenapa aku menerimanya tadi malam" pikirnya.
Jihoon mengulum bibirnya, mengingat bagaimana pemuda dibelakangnya ini memperlakukannya. Dengan sedikit perdebatan untuk mencari siapa pihak yang akan menusuk yang akhirnya dimenangkan oleh sang pemuda. Dengan alasan, "lihat tuan, penismu terlalu kecil dibandingkan dengan ku"
Jihoon sendiri heran, bagaimana bisa pemuda dibelakangnya ini memiliki kejantanan yang sangat sangat mengagumkan.
'Penisnya besar, panjang, dan.. keras. Aku masih bisa mengingat bagaimana urat uratnya didalam mulutku.. s-sangat hebat dan...jantan' mengingatnya membuat jihoon merona. Ya Tuhan, dia sangat mesum.
"Junkyu..." panggilnya lembut.
Jihoon sedikit membalikan tubuhnya, menatap pemuda yang tertidur nyenyak. Akhirnya ia membalikkan tubuh, memeluk junkyu dengan erat. Memperhatikan bahu lebar yang tadi malam ia gigit.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, jihoon tidak menyadari bahwa junkyu kini merengsek turun tepat didada nya.
"Aahhh~ " jihoon tersentak kaget, ketika putingnya merasa basah.
"Oohh j-junkyu.." panggilnya. Sedang, yang dipanggil hanya berdehem dan terus sibuk menyusu pada jihoon.
"Pelan... masih sedikit perih tadi malam" ucap jihoon, tangannya naik mengelus surai hitam junkyu.
"Maaf ji, biar aku obatin ya" ucap junkyu tersenyum.
Kemudian, ia mengecup lembut puting jihoon. Menjilatnya memutar, membuat jihoon mengerang nikmat. "Sshhh.. junkyu"
"K-kamu suka nyusu? "Pertanyaan jihoon itu membuat junkyu berhenti dari kegiatannya. Naik, menyamakan posisi kepalanya.
"Aku suka, apalagi punya mu terlihat lucu." Pujian itu tak ayal membuat jihoon tersipu.
Tangannya dengan lembut ngusap pipi junkyu. "Kalau gitu, ayo menyusu lagi" bisiknya pelan membuat junkyu tersenyum lebar.
"Dengan senang hati"
Dengan begitu, junkyu kembali menyantap miliknya. Dengan jihoon, yang dengan lembut setia mengusap kepalanya.
.....
Sore ini jihoon pulang kerumahnya. Menemukan istrinya- yeji- yang sedang menunggunya.
"Sayang, kamu udah pulang?" Tanyanya
"Ha?" Satu alis jihoon naik tanda tak mengerti.
"Aku nanya kamu jihoon" balas yeji lembut.
Membuat jihoon mengangguk, " ya. Aku istirahat dulu ya. Aku capek"
"Mau aku siapin air buat kamu mandi?"
"Ngga perlu. Tadi aku udah mandi kok"
"Kalau makan?? Mau aku siapin?"
"Ngga yeji. Aku capek, butuh tidur. Udah ya"
"Ohh oke" jawab yeji, setelah jihoon berlalu.
"Ga boleh nyerah yeji. Ini untuk masa depan kalian. Untuk pernikahan ini" gumamnya.
......
"Ssshh putingnya perih.. " ringis jihoon pada pantulan cermin.
Dengan piyama yang ia sibak dibagian dada, memperhatikan putingnya yang sedikit bengkak dan merah.
"Tadi kelamaan nih nyusu nya. " ucapnya lirih.
"Ya mau gimana lain. Kan enak, hehehe park jihoon bodoh. " cengirnya bak orang gila.
Merebahkan diri pun, jihoon harus hati hati. Bagimanapun juga, lubangnya itu masih perawan. Ralat- lubangnya yang baru dibobol masih perih. Harus hati hati.
"Sshh sakit.. tapi enak." Cengirnya lagi.
Aduh bodoh.
Tbc~~
Sabar yaaa~~~ ntar muncul lagi kok. Jangan lupa vote👍
KAMU SEDANG MEMBACA
sugar daddy | kyuhoon |
FanficBagaimana jika kamu mempunyai sugar daddy yang manis? [ kyuhoon ] [ 21++ ]