SURVIVE IN THE REALITY WORLD

Survive in the reality world
Tantangan terbesar (bab 0)

11/02/2019 )Tanggal yang sampai saat ini membuatku berdebar,aku benar-benar menantikan hari ini.

Hari yang begitu spesial,hari yang mungkin bisa mengubah hidupku dan membuatku terus berharap akan masa depan yang tak pernah putus.

"Aela...,bagimana nak?hasilnya sudah keluar?".
Teriak seseorang sambil melabrak
pintu kamarku.

"Bunda..,akukan sudah bilang jangan terlalu sering melabrak pintu kamarku nanti pintunya bisa copot dari tempatnya!."teriakku

"Pintu copot itu gak penting sayang,kan bisa dipasang lagi. lagipula ada ayahmu yang jadi babu bunda,lupakan tentang pintu,bagaimana hasilnya ?apa sudah keluar?".ucap bunda

"Aku juga sedang menunggu hasilnya bunda,hasilnya masih akan keluar dalam waktu kurang lebih 5 menit lagi,doakan saja agar nanti hasil yang keluar adalah kabar baik ".balasku

"Tentu saja,bunda selalu berdoa agar putri bunda ini bisa mendapatkan yang terbaik bahkan kalau bisa mendapatkan takdir yang luar biasa".ucap bunda sambil memelukku yang duduk dikursi

Aela dewi putri prinama bintang begitulah namaku,nama yang diberikan orang tuaku sepenuh hati tidak ada arti khusus dalam namaku karena orang tuaku hanya berharap agar aku bahagia menjalani kehidupan sesuai dengan keinginanku bagaikan seorang dewi dan putri.

Oh, iya. Orang yang tadi melabrak pintu kamarku adalah bundaku,dia memang terkadang kurang sopan dalam segala sesuatu tetapi bagiku dia adalah bunda terbaik di dunia.

Bunda selalu mendukung keputusanku selama ini ,aku bahkan berhasil lulus di universitas ternama berkat kerja keras ayah dan bundaku,mereka adalah keluarga terbaik dan alasan kebahagianku.

"Aduh,sepertinya suasananya sedang bagus apakah ayah mengganggu jika masuk sekarang?".ucap seorang pria yang berdiri didepan pintu kamarku

"Ayah ngomong apasih, gapapa kalau ayah mau masukmah masuk aja kan ini kamar anak ayah!"jawabku

"Nggak,ayah kamutuh emang perusak suasana tau. Disitu aja berdirinya kamu mas nggak usah masuk!".ucap bunda

"Jahat banget sih kamu sama suami sendiri yang".balas ayah

"Bunda...".teriakku

"Iya,iya.Bunda cuma bercanda kok,sini mas masuk kita sama-sama lihat hasil interview anak tercinta kita".

"Kalau anak kita yang di interview mah nggak usah ragu lagi yang, pasti lolos dong anak kita. universitas ternama aja dia berhasil masuk dalam peringkat 3 besarkan".ucap ayah dengan kata-kata sombong tapi juga bangga

"Ayah ah,Aela jadi malu tau.doain aja hasil yang keluar baik dan aku keterima".balasku pada ayah

"Tentu sayang,kami hanya ingin yang terbaik untukmu".ucap ayah dan bundaku bersamaan

"Ayah,bunda..,hasilnya udh keluar".kataku kegirangan

"Kalau begitu tunggu apalagi,cepat lihat hasilnya sayang!".ucap bunda tak sabar

Orang yang sempat berdiri didepan kamarku adalah ayahku sekaligus suami ibuku,ayah adalah seorang pria yang humoris dan selalu menyemangatiku disaat aku sedang terpuruk dia adalah motivasi terbesarku terkadang dia humoris tapi juga tegas dalam mendidikku walaupun di tetap takut pada ibuku sih".

Dan hari ini tepat di jam ini 03.00 am pengumuman hasil interview kerjaku akan dibuka,aku tidak tau aku akan lolos atau tidak.Tapi aku berharap aku bisa lolos ke dalam perusahaan ini karena perusahaan yang akan kutempati adalah tempat yang sangat di idamkan oleh semua orang dengan gaji yang lumayan tinggi tapi tentu pekerjaannyapun tidak akan pernah mudah.

Akupun membuka email-ku dan hasilnya...,

"Kyaaaaa....,ayah bunda aku keterima,aku diterima kerja di perusahaan big town adrenis"teriakku dengan nada kegirangan

"Selamat sayang,kini mimpimu satu persatu pasti akan terwujud semua".ucap bunda dengan bangga

"Selalu ingat tuhan jangan pernah merasa angkuh dan bersikaplah adil pada dirimu sendiri saat kau menerima gangguan seseorang,saat nanti sudah bekerja disana kau harus extra menjaga dirimu.
selamat sayang ,selamat karena sudah mendapatkan pekerjaan baru dan memulai hidup orang dewasa".ucap ayahku sambil memberi nasihat

Saat itu aku benar-benar kegirangan aku bahkan tidak menduga aku berhasil lolos dalam perusahaan besar itu.
Aku sangat bahagia saking bahagianya aku bahkan sampai melompat dari kursi dan memeluk ke dua orang tuaku.

Seketika itu orang tuakupun tersentak kaget dan mereka membalas balik pelukanku, pelukan hangat keluarga kecilku yang mungkin akan kurindukan saat pergi bekerja ke negara asing.