1┆Did They Break Up?

4.3K 390 37
                                    

Attention!!!

Boy × Boy √

Don't get your hopes up with this story √

If you don't enjoy my story ... you can leave~ √

I hope you know how to respect the author √

Short every chapter √

If i make a typo, you can comment, i will correct it ^^

If you want to speak harshly, must be censored! Or better not ^^

.
.
.

~Happy Reading~

.
.
.

[] JaemRen Areah🔥[]

.
.
.

Chap 1 •
__________

“Kalian beneran putus? P-U-T-U-S?” Baru saja datang, sudah ditanya pertanyaan menyakitkan hati. Yang ditanya pun hanya menatap malas sambil mendaratkan tubuhnya dibangku.

“Tanya lho gua nih.”

Dibalas decakan malas.

Namanya Huang Renjun, kelas sebelas jurusan ipa. Duduk dijajaran kursi kedua dari belakang, tepatnya dipojok dekat jendela yang akan memperlihatkan secara langsung luasnya lapangan hijau.

“Kalau putus, jangan dilihatin lagi lah.”

Padahal ia belum menjawab. Tapi orang disampingnya berisik sekali.

“Setahu gua, hubungan lo sama Jaemin anyem-anyem aja deh.” Terus saja mencerocos, tak peduli dengan raut malas dan semakin malas. Pemuda dengan kulit exotic dan surai cokelat. Nama lahirnya Lee Donghyuck, tapi lebih suka dipanggil Haechan.

“Aelah Jun, move on lah move on.” Donghyuck menjentikkan jemari tiga kali didepan wajah Renjun yang tidak berkedip memandangi sosok rupawan yang bersamanya selama kurang lebih dua tahun.

Pikirannya jadi bernostaliga saat dirinya masih dikelas sembilan. Dulu Jaemin itu adalah murid baru, tapi ketampanannya membuat dia langsung populer, terutama dikalangan murid perempuan. Senyum memesona dan perlakuan boyfriend able, setiap ada yang menyapa, ia akan membalas bonus senyum dan kedipan mata.

Siapa juga yang tidak jatuh cinta?

Banyak siswi menyatakan isi hatinya, namun Jaemin secara halus menolak dan memberikan pencerahan jika dirinya bukanlah orang yang baik dalam hubungan percintaan dengan perempuan. Siswi tersebut hanya terdiam mendengarkan. Ia berpikir Jaemin memang belum menemukan yang cocok. Namun bukannya kesal atau marah, siswi tersebut malah semakin terjerat pesona Na Jaemin.

Sejak saat itu, fans Jaemin malah terus bertambah.

( Anggap saja di sini, hubungan sesama gender lumrah ).

Jadi sampai saat dimana Jaemin memenangkan lomba basket antar sekolah. Dia tiba-tiba menarik tangan seseorang yang sedang sibuk membagikan air mineral. Dan waktu dimana Jaemin disodorkan botol, ia langsung menarik pergelengan tangan si pemberi.

Atensi mengarah padanya dan orang botol mineral karena Jaemin memang berteriak kepada khalayak.

“Maaf menganggu waktunya sebentar.” Jaemin membungkuk empat puluh lima derajat kesemua orang. Lalu menghadap ke kanan, tepat pemuda yang tingginya hanya sehidungnya, menatap Jaemin dengan dahi mengerut.

“Pasti bingung kenapa saya narik tangan kamu.”

“Saya mau jujur, sejak pindah sekolah, saya sudah memperhatiin kamu di lapangan lagi bagi-bagi air mineral.”

Jaemin memainkan jemarinya. Degup didada kirinya begitu berisik.

“Saya awalnya menolak gejolak, tapi ternyata saya terpikat sama kamu, apalagi senyum kamu, sayangnya sebulan kedepan gingsul kamu hilang, tapi engga papa, kamu tetap manis.”

Kerutan didahi pemuda di depannya semakin menjadi.

“Maaf, gua engga ngerti.”

Jaemin tersenyum. “Iya, saya juga engga mengerti kenapa jantung saya selalu berisik setiap lihat kamu.”

“Perlu disuruh diam, mungkin?” Masukkannya terdengar tanpa dosa. Membuat Jaemin didalam hati menjerit.

“Bisa jadi.” Jaemin memberikan jeda. “Tadi saya engga ijin, tapi kali ini saya permisi mau pegang tangan kamu lagi.”

“E─eh.”

Percuma ijin, kalau Jaemin tetap menarik kedua tangan pemuda itu sebelum diijinkan.

“Saya engga mau berlama-lama lagi, pertanyaan saya nanti, kamu engga harus jawab sekarang.”

“Memangnya apa?”

“Kamu mau engga jadi pacar saya?”

Khalayak mulai bersorak, “Terima, terima, terima.” Meskipun ada juga yang merasa patah hati karena si senyum memesona ternyata sudah menaruh hati pada pemuda air mineral.

“Gila temen gua ditembak, ayo terima Jun!” Donghyuck ikut serta berteriak. Ia tak menyangka, temannya yang cueknya sama dengan es batu ada juga yang mau menerima.

“Woi! Sadar, orangnya udah pergi.” Donghyuck menepuk bahu Renjun.

“Jadi beneran putus apa engga?”

Renjun mengangkat bahu acuh. Memilih memainkan ponsel.

“Gua penasaran, dulu kan lo engga jawab langsung tuh, tapi akhirnya lo tetap nerima, kan?”

Hembusan nafas kasar mengalun. “Jun, beneran deh, gua sebagai teman lo dari masih mainan di selokan buat nyari cupang sampai sekarang, masih aja lo cuek bebek. Harus sesabar apa gua tuh?”

Renjun menatap Donghyuck sekilas. “Sampai kita engga temanan lagi.”

“Ngepukul teman sendiri dosa engga sih?”

.
.
.

Next or delete?

Usaha Kedua Harus Berhasil [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang