16┆Answer About the Past

905 156 2
                                    

Before Chap ~

Donghyuck mencebik. “Lain kali gua bakal menuhin isi kulkas lo! Jadi orang pamrihan.”

“Gua engga nyuruh, kan? Tapi malahannya kalau lo sadar diri.”

“Lo setelah sakit malah makin nyebelin, ya? Gua lebih baik pergi ke kelas Kak Mark.”

“Silahkan.”

Donghyuck mendelik.



Continue ~



√√√



Renjun sendirian menyusuri lorong saat jam istirahat sebab teman sebangkunya itu masih sebal dan memilih pergi dengan crush-nya. Bukan masalah, ia malah merasa damai, aman, dan sentosa jika sendirian.

Bruk.

Nampan berisi makan dan minumnya yang baru dipesan terjatuh akibat kakinya yang berjalan seperti menyandung sesuatu. Dengan perasaan malas dia berdiri, melihat alasan sebenarnya kenapa bisa terjadi seperti itu.

“Oh ini anak Ipa-2 yang merasa hebat karena Jaemin selalu ngedeketin?” ujar siswi dengan surai tergerai rapi yang baru saja melurukan kakinya dijalan untuk menyandung Renjun.

“Dia bukannya seharusnya sadar diri, ya?” timbal teman siswi tersebut yang surainya dikuncir kuda dengan bandana putih.

“Apa sih yang membuat Jaemin tertarik?”

“Jangan-jangan dia sebenernya itu hanya barang taruhan? Jadi dikejar lalu dibuang haha.”

Tambah kedua temannya yang lain diakhiri gelak tawa. Sekarang pun mejanya menjadi atensi seluruh penghuni kantin. Terlebih lagi Renjun yang masih diam menatap intens empat siswi tersebut. Renjun memilih tak bersuara tapi tangannya meraih secara bergantian minuman keempat siswi tersebut untuk membasahi wajah masing-masing.

“Mau Jaemin? Ambil, jangan cuman congor yang bertindak.” Lalu Renjun menggerakkan tangan dimeja dan pergi keluar kantin. Suasana hatinya berubah buruk. Tujuannya sekarang adalah atap sekolah.

Mungkin niatnya untuk menyendiri menikmati hembusan angin selama istirahat berlangsung. Namun suara decitan pintu dikala matanya terpejam membuatnya mendengus malas. Lebih baik dia mencari tempat lain.

“Telapak tangan kamu merah.” Oknumnya Na Jaemin secepat kilat meraih pergelengan tangan kanan Renjun.

“Lepas.”

“Karena saya kamu jadi seperti ini.”

Renjun menatap aneh. “Gua engga kenal lo.”

Jaemin menggeleng. “Jangan seperti itu, saya tidak bisa.”

“Kalau lo engga bisa, gua yang bakal—”

“Berhenti Renjun, jangan katakan hal yang mampu menyakiti hati saya lagi.” Jaemin menangkup tangan Renjun yang masih digengamannya dengan kedua tangannya. Menghirupnya penuh sayang sampai matanya mengeluarkan air mata.

Sungguh, Jaemin tidak bisa terus-terusan menahan semua kalimat pedas Renjun selama ini. Itu terlalu menyakitkan, dia tahu dulu salah karena selalu mengalihkan ucapan Renjun jika ingin membahas mengenai perasaannya. Dan sekarang Jaemin ingin berusaha lagi, tapi kenapa Renjun seakan membangun tembok raksasa yang selalu kembali utuh jika sudah berusaha dihancurkan.

Renjun menarik tangannya paksa. “Lo masih berharap akan jawaban gua, kan?”

“I—Iya.”

“Jawab yang benar!”

“Iya Renjun.”

“Gua akan jawab, tapi setelah lo dengar jangan berharap ada usaha ketiga kali yang bisa lo lakukan.”

Jaemin sebenarnya ragu, dia dilanda ketakutan, persis seperti keadaan dulu dikala Renjun akan menjawab. Wajahnya yang berusaha ditangguhkan bahkan sama.

Renjun terkekeh. “Lo ragu, kan?”

“Engga Renjun, saya siap mendengarkan.”

“Lo bohong! Kenyataannya lo takut, kan?”

“Saya engga—”

“Cukup! Mata lo selalu membuktikan kalau sebenernya lo engga pernah percaya dengan jawaban gua. Lo selalu berani mendekat tapi tetap cupu jika diberi kepastian.” Renjun ingin pergi, tapi tangannya ditahan.

“Mau lo apa sih?!”

“Saya akan dengar jawaban kamu.” Jaemin berusaha memperlihatkan wajah meyakinkannya.

“Lo pikir gua percaya?”

“Saya akan pergi menjauh jika jawaban kamu menolak.”

Okay, gua jawab. Dan setelahnya gua harap lo bisa menerima.”

Jaemin mengangguk. “Pasti Renjun.”

“Jawaban gua adalah menerima ungkapan perasaan lo.”

Senyum Jaemin terlihat hadir. Itu berarti—





ToBeContinue

ToBeContinue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Usaha Kedua Harus Berhasil [JaemRen]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang