Dio POV
Menjadi seorang anak dengan lebel broken home itu gak asik sama sekali, selalu aja ada stigma negatif dari orang-orang sekitar. Yang katanya bandel lah caperlah atau masih banyak lagi yang lainnya, padahal gak semuanya begitu kok.
Kenapa mereka gak pernah coba memposisikan diri mereka ada di posisi kita. Siapa sih yang mau kedua orang tuanya pisah? siapa sih yang mau jadi anak broken home? Literally no one. Berat tau menerima kenyataan kalau kedua orang tua kita gak bisa hidup sama-sama lagi dengan kita sebagai orang tua yang utuh. Beradaptasi dengan perubahan sebesar itu sulit, makanya ada anak yang berhasil dan banyak juga anak yang gagal dalam prosesnya karena mereka menolak perubahan itu sehingga terbentuklah sebuah kepribadian yang negatif. Ditambah lagi dengan ego kedua dua orang tua yang tak jarang malah menjadikan kita sebagai objek yang harus diperebutkan.
Untungnya gue masuk kedalam contoh nyata dari golongan mereka si anak broken home yang chill, yang kalo kata bunda gue, gue berhasil beradaptasi dengan baik terhadap keadaan. Gue akuin perpisahan papa dan bunda bagi gue dulu juga penah menjadi hal yang mengejutkan dan menyedihkan, apalagi umur gue baru 12 tahun waktu itu. Tapi setelah gue denger dari kedua belah pihak kalau mereka baik-baik aja dan akan tetap menjadi full time parents bagi gue maka kenapa gue harus pusing dan berlakon seakan-akan gue adalah oknum yang paling tersakiti atau berlagak layaknya hanya gue lah korban atas keegoisan mereka. Ya memang sih pada dasarnya kita sebagai anak adalah korban dari ketidaksiapan dua manusia untuk berkomitment dan menjaga sebuah janji sakral pernikahan di hadapan Tuhan. Tapi bisa jadi memang itulah jalan yang telah di gariskan semesta. Balik lagi ke intinya, gue gak protes banyak akan perubahan dalam hidup gue yang satu itu, toh yang berubah hanya status pernikahan mereka berdua bukan status mereka sebagai orang tua gue. Tapi kalau orang lain mau protes ya terserah lah suka-suka mereka aja.
Proses adaptasi gue dengan perubahan ini gak lepas dari peran kedua orang tua gue sendiri. Papa dan bunda gue bener-bener kooperatif banget menjadi orang tua yang baik bagi gue. Walaupun udah pisah tapi mereka gak banyak drama dalam mengurus gue si anak semata wayang ini. Gak ada tuh jadwal satu minggu di rumah siapa terus minggu berikutnya dirumah siapa, mereka menyerahkan semuanya kepada gue. Atau kalau semisal papa kangen dan gue lagi di rumah bunda, dia gak akan segan buat dateng kerumah bahkan kita masih sering kok duduk bareng di meja makan, like the old days.
Kalo gue egois, mungkin gue akan paksa mereka rujuk tapi tau gak sih lo semua kalo isi dari otak dua manusia dewasa itu gak pernah bisa di tebak, kalo kata oma gue tuh rumit. Dan gue sadar kelak gue akan sampe pada fase itu juga makanya gue lebih memilih menghargai keputusan mereka.
Di besarkan di keluarga broken home, gue gak kurang kasih sayang sama sekali kok dan tetep ditanamkan nilai-nilai juga norma yang baik. Cuma kenapa ya orang-orang suka kesel sama sifat gue, kata mereka gue ini rebel lah, sassy lah, cuek intinya. Padahal engga ah, gue manusia paling santai. Contohnya gini, pernah ada yang komentar tentang foto gue di instagram, kata dia efek yang gue pilih buat foto itu kurang bagus, gue jawab "kalo gak bagus ya gak usah di liat" eh dia marah. Salahnya dimana? Soalnya gue emang ngerasa efek yang gue pilih buat foto gue bagus bagus aja tuh, kalo dia gak suka ya udah maksud gue gak usah di liat, atau kalau gak sengaja udah diliat ya diem aja gitu loh, kan selera orang beda-beda, emangnya gue harus ngikutin maunya dia gitu cuma supaya foto gue disukain sama dia, idih ogah banget.
Yang pada intinya, sikap dan sifat gue ini gak ada urusannya atau gak ada kaitannya sama latar belakang gue yang besar di keluarga broken home.
Jadi udah ya, please stop protes!
ngomong-ngomong soal protes, kayaknya bunda gue udah berada pada titik akhir kesabarannya deh dalam mengurus dan menghadapi gue, buktinya barusan aja bunda ngusir gue dari rumah. ya walaupun dengan kata-kata super halus sih, tapi tetep aja intinya nyuruh gue keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SASSY HOUSEMATE - Chansoo
Fiksi PenggemarSi remaja yang sedang menuju fase kedewasaan dan si yang lagi-lagi harus melewati fase pahitnya kehidupan menjadi manusia dewasa harus menjalani kehidupan dalam satu atap.