DUABELAS

12.8K 1.1K 20
                                    

"bung, udah jangan mandi, entar hujan." Pekik Lintang Sembari mengeringkan rambut dengan handuk.

"Ga papa biar banjir sekalian." Ucap Tiara masuk ke kamar mandi.

Lintang keluar dari kamarnya sembari memakai seragam karna kemarin kebutuhan nya untuk hari ini sudah di bawa oleh Beni. Saat membuka pintu Tina, Beni, Hana dan Feli sudah ada di depan pintu dengan senyum mengambang.

"Ngapain?" Tanya Lintang pada Tina, beni, Hana dan Feli.

"Tiara mana?" Tak menjawab pertanyaan Lintang, Feli berbalik tanya.

"Lagi mandi."

"Yaudah ayo sarapan," Feli menggandeng tangan Sang anak.

Setelah sampai di meja makan dan semua sudah terkumpul di sana, mereka melangsungkan sarapan di iringi perbincangan ringan di antara mereka.

Pasangan pasutri yang di duga sudah melakukan kewajiban nya tengah bergegas berangkat sekolah.

"Tiara, mulai detik ini anda saya tal—"

"Argh... Sangat tidak ramah sekali," Lintang memekik kesakitan kepala nya di timbuk dengan sepatu oleh sandy.

Menghampiri Lintang, Sandy menjewer telinga Lintang hingga memerah. "Jangan sembarang kalo ngomong." Tukasnya.

"Pah, siap siap gih, ada petugas panti jompo ngejemput." Pekik Lintang. Menunjuk dua orang tetangga nya yang baju putih.

"Anak durkaha!" Sargas Sandy. Sebelum pergi Sandy menimbuk Kepala Lintang dengan koran.

-----------

"Lo bisa diem gak, kayak orang bisulan."

"Kalo nulis nulis aja. Gak usah pake mulut."

"Diem atau gue tendang?"

Lintang menghampiri Devina perempuan yang sedari tadi mondar mandir di depan papan tulis.

"Nih tendang." Ujar Devina membelakangi Lintang seraya menepuk nepuk pantatnya. "Kalo bisa sampe ke Arab, gue mau umroh." Ujar nya lagi.

"Nanti nangis." Sahut Dion sang ketua kelas.

"Diem lo! Mau ikut umroh juga? Atau mau haj— Akhh... Mamaaa..." Devina tersungkur akibat tendangan Lintang. Insiden Devina itupun mengundang tawa teman sekelasnya. Sedangkan Lintang ia berlari ngibrit keluar kelas setelah melakukan aksinya.

"Hahaha... Makan tuh umroh,"

"Makin tebel gak tuh bibir?"

"Akhh.. sialan Lo kutang!" Rasa sakit nya tak sebesar rasa malu, Devina mengusap pantatnya yang di tendang tadi, untuk menghilangkan rasa malu nya Devina berlari keluar kelas.

"Lintang, suka gitu?" Tanya Tiara pada Billy.

"Ya gitu deh." Ucap Billy datar.

"Scot jump 25 kali, push up 15 kali. Cepet!"

"Eko sialan!" Guman Lintang.

"Maka nya jangan  melanggar tata tertib!"

Rasa sakit yang masih ada, Devina melihat Lintang yang sedang di marahi pak Eko di lapangan. Ntah apa kesalahannya nya Devina tak tau, yang penting cowok itu sedang di hukum dan yang terpenting Devina tak perlu balas dendam.

Saat melirik ke kiri, Devina tertegun melihat sosok laki-laki membawa bola basket menuju ke arahnya.

"Kelas 11 IPS 1 dimana?" Tanya laki laki itu pada Devina. Bukan nya menjawab Devina makin tertegun sosok itu ada di hadapannya.

"Hallo?" Laki laki itu menjentrik jari membuat Devina tersadar.

"Eh— itu pak, mas, eh om di lorong kanan," ucap Devina gelagapan.

"Makasih ya, masuk kelas sana." Perintah laki laki itu lalu melangkah pergi.

"Bapak baru?" Tanya Zahra yang baru selesai menulis.

"Kayak nya peganti pak Devin." Ujar Devina.

"very handsome."

"Masuk, Woy. Jangan Ngerumpi di luar." Sahut Axel menonggolkan kepala di jendela.

Setelah masuk kelas Devina langsung menghampiri Axel. "Ada guru penjaskes baru ya Xel?"

"Iya," jawab Axel datar. "Jangan Lo centilin, pak Jordan udah kawin." Ucap Axel.

"Lo tau dari mana namanya Jordan dan statusnya?" Ucap Devina semakin penasaran.

"tetangga."

Devina menghela nafas lelah, ternyata laki laki itu sudah berumahtangga.

"Dev," panggil Rizwan. Devina menoleh.

"Jangan jadi pelacur." Ucap Rizwan. "Sama gue aja kalo suka, yang sudah terbukti masih bujang dan perjaka." Ucap Nya lagi.

"Hoeekk, aduh, ke keselek biji pisang." Devina seperti orang Mual lalu pergi meninggalkan Rizwan.

Axel yang mendengar penuturan Devina, langsing melirik pada Rizwan dan menepuk beluk pundaknya."Kasihan. Cup, cup, cup." Ucap Axel.

"Cinta mu bertepuk sebelah tangan."

mengacak-acak rambut frustasi, Rizwan bangkit dari duduk nya dan melangkah ke bangku Devina.

"AKU MENCINTAIMU BIARLAH INI URUSAN KU," kata Rizwan dengan suara serak nya dengan keras agar terdengar satu kelas.

"BAGAIMANA ENGKAU KEPADA KU TERSERAH ITU URUSAN MU." Ucap Rizwan dengan Lantang. Hingga mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Huh,Eaahhh,,, bucin!" Sorak salah satu teman sekelasnya.

"Siapa yang nyumbat pernapasan gue?" Devina memegang leher nya, setelah mendengar kata kata itu Rizwan.

"Yaelah Wan, cewek absurd gitu Lo demenin," Lintang datang langsung merangkul Rizwan dan membawanya duduk.

"Apa Lo liat-liat? Cari temen sana, nganga mulu!" Tandas Rizwan pada Tiara yang tadi hanya memerhatikan dirinya.

Tiara menautkan kedua alisnya. Ada apa dengan laki laki ini? Tiba tiba saja memarahi.

Maaf bila ada yang Typo.

Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟
Dadahh.....

LINTANG | E N DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang