Tentang Kamu
By: NaylanbaAku tuh masih inget gimana aku yang waktu itu, subuh nggak pernah buka hp, saat tau kamu biasanya on di jam segitu, aku mulai membiasakan diri untuk bermain hp pada waktu subuh.
Kamu yang juga on pada waktu malam. Aku relakan jadwal nonton, jadwal santaiku demi membalas sebaris chat darimu.
Kalo dipikir-pikir beg0 banget, sih. Di mana kamu yang sering ngajak jalan tiba-tiba, aku terima saja, nggak memikirkan aku sendiri.
Beg0 karena demi orang kayak kamu aku rela keluar kelas terus untuk berusaha ngeliat kamu yang lagi tertawa bersama circle-mu.
Beg0 karena aku terlalu menyukai senyummu yang sangat manis itu hingga dibutakan oleh segalanya.
Kamu tau? Aku masih inget semuanya. Inget saat kamu mulai jauh dan dengan begitu mudahnya mengatakan 'putus', waktu aku mau tanya apa alasannya, lagi-lagi kamu buat aku jatuh ke dasar jurang terdalam, kamu memblokir semua sosial mediaku, begitu saja.
Hah, marah? Ya, iya lah. Sedih? Kecewa? Pasti! Ya udah, aku terima kenyataan dan kembali menjalani aktivitas.
Eh, tiba-tiba nama kamu muncul minta pertemanan di FB dengan akun baru. Aku udah berusaha muve on dan nggak mau menghindar kayak kamu yang pengecut. Jadi, aku terima.
Aku nggak tau ya, apa mau kamu sampe-sampe ngajak mabar game get rich bareng dengan dalih-dalih gitu. Ya udah, aku terima, karena memang aku sebeg0 itu sampai pernah berharap kalo kamu masih suka sama aku.
Aku juga inget kita itu tiba-tiba kenal gitu aja, dengan awal yang kesalahpahaman, bisa jadi akrab. Aku emang kagum sama kamu, dari awal. Waktu liat kamu senyum, itu sangat indah. Emang, aku suka sama senyum kamu yang khas.
Aku tuh lebih kaget lagi saat temen kamu chat aku. Bilang, "Na, jawab dengan jujur. Kamu masih suka sama A nggak?" Dan bilang kamu mau ngajak balikan. Aku agak bimbang sebentar. Lalu, aku jawab, "Ya udah, suruh dia chat aku."
Dengan rayuan itu aku berhasil balikan dengan kamu. Di jaman itu aku tuh nggak tau kalo sebenarnya balikan sama mantan itu ibaratkan membaca ulang buku, yang akhirnya tetep sama.
Oke, awalnya kita baik-baik aja, saling telponan, ketemuan, foto bareng, sampe tiba-tiba kayak dulu lagi. Kamu sok sibuk, aku chat hari apa, kamu balesnya hari apa, kamu bilang nggak ada kuota. Oke, aku percaya gitu aja.
Tapi, ada waktu itu. Waktu yang bener-bener aku inget sampe sekarang. Kamu belum balas chat aku ... tapi malah balas chat temen aku? Eit, di situ aku mulai ngerasa bod0h banget, di situ juga aku mulai menutup hati, percuma tau ngomong ke orang kayak kamu! Berasa ngomong sama batu!
Waktu aku ulang tahun aja kamu kemana? Aku tuh bener-bener nunggu, paling nggak ucapan dari kamu, orang yang aku prioritaskan. Tapi, kamu? Besoknya kamu baru chat dan bilang selamat ulang tahun. Aku ingin banget bilang kalo ultah aku itu kemarin! Udah basi! Tapi nggak bisa. Aku nggak bisa ngomong kayak gitu.
Tibalah waktu itu. Untuk kedua kalinya kamu mau putus sama aku, tanpa alasan, padahal kita nggak marah-marahan atau yang lain. Kali ini aku nggak lagi kecewa karena tau hal itu pasti akan datang. Aku cuma balas oke, terus lagi-lagi kamu blokir semua sosmed aku.
Takdir emang bener-bener gila, aku udah berusaha muve on dari kamu, eh, kamu datang lagi dan suruh aku muve on lagi, di tengah itu kita malah sekelas! Gila, berkali-kali aku gumamkan kata-kata itu.
Aku tuh lagi berusaha muve on waktu itu, eh, kamu-nya kayak biasa-biasa aja? Parahnya kita memang se les dan kita malah lebih dekat saat di les. Perlahan-lahan entahlah, aku nggak begitu inget aku ataukah dirimu yang memulai percakapan pertama setelah putus. Namun, yang aku ingat itu kita udah mulai ngobrol lagi seolah nggak terjadi apa-apa.
Kamu suka pulang duluan di les dan karena hanya aku yang sekelas dengan kamu di les, aku seringkali disuruh mengembalikan buku lesmu yang sengaja ditinggal.
Berdebar. Tentu saja, sudah kubilang aku masih di proses muve on. Mendengar namamu disebut saja hatiku berdenyut.
Aku mencoba terbiasa dan akhirnya lupa sama rasa yang pernah ada. Kita cuma teman lagi. Aku nggak lagi nyeri saat mendengar nama kamu, dan nggak lagi berdebar saat bertatap mata denganmu.
Lucu, ya kita. Pernah sedekat maghrib dan isya tetapi sekarang sejauh subuh dan zuhur.
Aku cuma berharap di sana kamu baik-baik aja. Sama kayak aku yang udah ketemu sama yang baru.
***
Naylanba. Cewek dengan cita-cita penulis dan guru ini berusia enam belas tahun. Mau tau tentang karya-karyanya? Jangan tentang dianya, ya, soalnya orangnya agak galak. Kalian bisa liat ke beberapa sosmednya.
Ig: @Naylanba
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
Ngẫu nhiênBerisi karya-karya dari anak Forum Lingkar Pena Ranting Mansadel Lubuklinggau. Mulai dari puisi, cerpen, cermin dan pentigraf. 18/1/22 ~Berbakti, Berkarya, Berarti~