PART 1

5.2K 32 3
                                    

vote vote vote

coment coment coment

"pagi din" aku menaruh tas di meja.

"pagi mbak," disampingku duduk andin dengan anggunnya.

"hari ini ada jadwal apa aja?" andin menjelaskan jadwal kerja kami dengan detail, andin adalah asisten sekertaris, ia bertugas menjadwal ulang segala urusan bos dan aku yang akan menyiapkan berkas-berkas yang akan digunakan untuk meeting. selama ia bekerja aku merasa sangat terbantu, hasil kerjannya sangat memuaskan dan andin sangat bisa diandalkan.

Hari ini adalah hari yang sangat sibuk karena, kami akan melakukan presentasi untuk kerjasama dengan perusahaan lain, kerjasama ini sangatlah penting untuk target akhir tahun.

dengan adanya kerjasama sama dengan perusahaan lain maka kita akan bekerja lembur untuk satu bulan ke depan. namun jika kerjasama ini berhasil maka bonus tahunan akan bertambah. dan semua orang akan senang, jadi aku harus beerusaha semaksumal mungkin.

"oke, aku bakal kabarin pak dimas untuk meeting siang ini" huft, sungguh capek menjadi seorang sekertaris, tugas kami harus memberitahukan ke semua kolega yang bersangkutan, memastikan meeting berjalan lancar, dan menjadwalkan segala urusan sang bos.

minggu depan aku akan berulang tahun yang ke dua puluh delapan tahun, di umurku yang ke dua puluh tujuh tahun ini Mama sudah melolong menyuruhku untuk segera menikah, beliau akan menelponku di siang hari untuk menanyakan apakah aku sudah punya calon untuk dikenalkan. Aku sudah sering menjelaskan kalau jodoh pasti akan datang sendiri namun Mama selalu berkata, "jodoh tuh dicari bukan ditungguin" yah, kami selalu berdebat soal hal itu.

di umurku yang hampir kepala tiga ini aku sudah tidak tertarik dengan cinta monyet jaman sekarang, cinta yang datang dan membuatku cinta buta dan tergila-gila dengan laki-laki. sejak kelulusanku kuliah S2 ku, Mama selalu menyuruhku segera menikah, bahkan ia sering mengirimku kencan buta pada anak teman-temannya, semuanya bukanlah seleraku, bukannya aku bermaksud terlalu pilih-pilih tapi kalau hati sudah bilang gak suka terus mau diapain?

Selama aku hidup 27 tahun, aku belum pernah merasakan affection yang besar pada seseorang, pernah beberapa kali aku jatuh hati pada seseorang namun mereka selalu berhasil mematahkannya. Membuat versi ku sekarang menjadi terlalu pemilih. sometimes aku berfikir untuk menerima semua lelaki yang mau padaku meskipun aku tak menyukainya namun, aku langsung sadar dan berjanji akan menikmati hidupku sendiri.

Pintu diketuk "kir, tolong siapin ruang office, client mau datang lima belas menit lagi."

baik pak!" aku segera bergegas ke pak safik

"pak safik..!"

"apa neng?"

"tolong siapin air minum botol buat meeting, sama bersihin ruang meeting ya!" pak safik memberi jempol.

Aku segera ke ruang meeting untuk memastikan ruangan terlihat bersih dan rapih "makasih pak"

Semua sudah beres, aku melihat jam, "kurang lima menit lagi" Aku duduk di kursi dan menunggu client datang.

tok tok

aku menoleh untuk melihat siapa yang datang, seorang pria dengan jas hitam dan jam bermerek memasuki ruangan. aku berdiri dan membukakan pintu.

"selamat datang di perusahaan kami" aku menjabat tangannya, namun tanganku dibiarkan menggantung begitu saja. Aku terdiam dengan responnya.

"maaf saya kurang suka berjabat tangan" katanya pelan, suaranya pelan dan halus, wajahnya pun tampan dan tinggi namun kiranti bisa menduga jika pria didepannya lebih muda darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 17+ berondong kirantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang