02: Paparazi

329 46 5
                                    


Jika seseorang bertanya, siapa keluarga yang paling berpengaruh di kota itu, tentu mereka akan memberi jawaban yang sama; Keluarga Jeon dan Keluarga Kim. Keduanya sangat berpengaruh dan tentu saja tak ada yang tidak mengenal perusahaan mereka. Jeon Group, berada peringkat nomor 1 di Korea. Sedangkan peringkat kedua, Kim Group.

Kedua perusahaan yang saling bersaing dan lebih tepatnya bisa dikatakan 'musuh'. Keduanya sangat berbeda namun keduanya memiliki sebuah kesamaan. Memiliki seorang putera yang sama-sama diberikan mandat untuk mengurus perusahannya masing-masing. Banyak yang bilang mereka terlalu muda, namun jangan salah mereka sangat kompeten untuk itu.

"Jangan lupakan janji makan siang dengan puteri tuan Song," ucap seseorang saat melihat sang putera hendak meninggalkan mansionnya.

Pakaian rapi selalu saja melekat di tubuhnya, dan selalu saja terlihat sempurna. Di tambah lagi wajah tampannya yang sangat mendukung penampilannya. Tapi, jika seseorang menatap wajahnya, tak pernah sekalipun dia akan mendapatkan respon soal wajah tampan, pasalnya dia akan selalu mendapat respon manis bahkan pernah seseorang mengatakan bahwa ia terbilang cantik untuk seorang pria.

"Aku tahu, ayah. Dia pun telah mengirim pesan padaku semalam," balasnya.

Sejujurnya, dia sangat malas. Setiap kali orang tuanya mengatur kencan ataupun menjodohkannya dengan salah seorang puteri rekan bisnis ayahnya. Namun, saat melihat wajah sang ibu yang sangat menginginkan dia segera memiliki pendamping, sungguh ia tak kuasa menolaknya.

"Bagus, kalau begitu! Dia sangat terpelajar, lulus dari Universitas Havard. Wajahnya pun sangat cantik, kau pasti akan langsung jatuh cinta padanya," jelas ayahnya.

Jatuh cinta? Bagaimana mungkin aku jatuh cinta lagi, kalau dia sudah memenuhi ruang hatiku. Mengambil alih semua pikiranku hanya untuknya.

"Uhm, dia semalam mengirimiku pesan berisi foto dirinya. Dan menurutku, ibu lebih cantik! Ibu adalah wanita yang paling cantik," jawabnya seadanya.

Mendengar ucapan puteranya, sang ibu menghampirinya seraya berkata, "Kalau kau sudah bertemu dengannya nanti, pasti pandanganmu akan berubah. Gadis itu lebih cantik dari yang di foto. Apalagi dengan Ibu, dia benar-benar cantik," balas sang ibu.

"Aku pergi dulu, ibu!" pamitnya saat mencium singkat pipi sang ibu.

"Ayah, jangan lupa datang saat rapat dengan tuan Ahn nanti, ya?" ucapnya pada sang ayah saat dirinya telah sampai di ambang pintu hendak meninggalkan mansionnya.

Dia meninggalkan mansion, mengendarai mobil sport berwarna putih miliknya menuju perusahan tempatnya bekerja. Dia memang sengaja tak bersama supir saat ke kantor. Menurutnya menikmati pemandangan, sepanjang jalan menuju kantornya di balik kendali setir mobilnya itu sangat menyenangkan. Daripada harus duduk diam di bangku belakang. Hingga saat tangannya hendak meraih ponsel yang tergeletak di atas kursi sampingnya, tiba-tiba...

Braaaak

Sial!

Bumper depan mobilnya mencium mobil lain, sempat mengumpat pelan namun akhirnya dia membuka pintu mobilnya lalu keluar menghampiri pemilik mobil sport ya baru saja dia tabrak beberapa saat lalu.

Tok tok tok

Dia mengetuk kaca jendela mobil sport berwarna merah yang tengah berhenti. Namun, sang pemilik belum memberikan responnya. Dia terlihat sedikit kesal, hingga dia pun kembali mengetuk kaca jendela mobil itu untuk kedua kalinya.

Tok tok tok

Orang itu tampak berdehem saat melihat sosok yang tengah menurunkan kaca jendelanya, dengan sebuah kaca mata hitam membingkai wajah tampannya, dan sebuah ponsel yang tengah menempel di salah satu indera pendengarannya.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang