03: Belamour

261 36 5
                                    

Tak seperti hari sebelumnya yang terasa merambat cepat, hari itu, tepatnya setelah insiden wawancara maka malam itu pun serasa sangat lambat menggerakkan waktunya. Taehyung tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya. Dia sengaja membiarkan kamarnya itu minim penerangan.

Dia menghela napasnya pelan, saat teringat ucapan ayahnya yang memintanya segera menikah. Membayangkannya saja rasanya sudah malas, mungkin lain halnya jika orang itu adalah Jungkook. Tentunya dia akan bersemangat, tanpa berpikir dua kali, dia pasti menyetujuinya.

Malam makin larut, namun manik hazelnya belum juga terpejam, hingga ponsel yang berada di atas nakasnya menampilkan notif sebuah pesan. Tangannya merayap, meraih ponselnya dan seketika tersenyum kala melihat nama yang tertera disana; my Jungkookie.

Bukan membalas pesan yang Jungkook kirimkan, kini tangannya tampak menekan tombol speed dial pada ponselnya. Menempelkan ponsel pada salah satu pendengarannya.

"Tidak bisa tidur?" sapa Taehyung lembut dengan deep voicenya sesaat setelah mendengar seseorang menyapanya dari seberang.

"Uung, apa aku menganggumu? Apa kau sudah tidur?" tanya seseorang yang tak lain adalah Jungkook.

"Aku tidak bisa tidur karena kau tidak ada di sampingku."

"Mau bertemu? Aku ingin sekali bertemu denganmu. Aku ingin sekali kau memelukku."

"Tunggu aku, ya? Aku akan menjemputmu, dua puluh...ah tidak sepuluh menit aku akan sampai."

"Lima belas menit. Jungkookie melarang Taehyunie ngebut!"

"Baiklah! Aku akan sampai dalam lima belas menit. Pakai baju hangatmu, baby, karena ini sudah malam!"

"Uhm, aku tutup teleponnya, ya?"

Taehyung segera beranjak dari ranjang, lalu mengambil hoodie di salah satu wardrobenya. Setelah mengantongi ponsel dan mengambil kunci mobilnya, dia pun bergegas menjemput Jungkook. Dia tak menyadari bahwa sejak tadi siang gerak geriknya kini selalu di awasi. Seperti sekarang, sejak dia meninggalkan kediaman Kim, tampak sebuah mobil membuntutinya. Dan sudah bisa dipastikan itu semua perintah ayahnya.

Belum sampai dia sampai ke kediaman Jeon, hazelnya menangkap sosok yang dia kenal, tengah berdiri di ujung jalan tak jauh dari kediaman Jeon. Tampak mengusap tangannya karena hawa dingin mulai menyerang.

"Jungkookie?" monolognya.

Segera dia menghentikan mobilnya, membuka pintu mobil lalu berlalu menghampiri Jungkook. Melihat Taehyung menghampirinya, dia pun tersenyum. Taehyung langsung memeluknya saat berada tepat di depan Jungkook.

"Hey, sayang! Apa yang kau lakukan di sini, hm? Kenapa tidak menunggu di dalam saja? Di sini dingin, kau bisa sakit, baby. Huh?"

"Kalau aku menunggu di dalam, apakah kita akan bisa bertemu, Taehyungie?" balas Jungkook dengan suara membenam pada ceruk leher Taehyung. "Aku takut, sangat takut sekali!"

Jungkook makin membenamkan wajahnya pada ceruk leher Taehyung. Dan tak lama, Taehyung membawanya ke dalam mobilnya. Dia melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, pasalnya menambah sedikit saja kecepatannya, Jungkook pasti akan mengomelinya.

Hingga akhirnya mereka sampai ke sebuah tempat, seperti di atas bukit, jadi mereka pun dapat menikmati pemandangan kota Seoul dari atas.

"Apa ini sakit?" tanya Jungkook saat melihat pipi Taehyung sedikit bengkak dengan sedikit lebam di sudut bibirnya. Mengusapnya pelan, tak ingin kekasihnya itu kesakitan.

Taehyung menggeleng, lalu dia pun melihat pipi Jungkook yang terlihat sedikit memerah. "Apa ini sakit?"

"Tidak."

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang