Part 1

208K 9.3K 382
                                    

Gwen's POV

"Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba hujan begini!?" rutukku saat aku berada di dalam busway. Aku baru pulang dari kerja sambilanku sebagai pelayan cafe di salah satu pusat kota Alaska. Pukul 9 malam, setiap harinya aku memang pulang jam segini.

Aku pindah dari Canada ke Alaska karena mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas terkenal disini, beruntungnya aku karena keluargaku bisa dibilang kekurangan dalam segi materi. Jadi.. Ya disinilah aku. Membiayai hidup dengan uang sendiri dari upah sebagai pelayan cafe. Menyedihkan.

Namaku Gwen Stacy. Aku lebih suka kalu dipanggil Stacy daripada Gwen. Tetapi semua orang memanggilku Gwen, ya whatever lah. Terserah orang mau memanggilku apa.

Umurku 20 tahun, umur dimana anak-anak lainnya bersenang-senang dengan dunia malam, berfoya-foya, meminum alkohol dan sebagainya. Tetapi aku tidak, sayangnya aku tidak bisa melakukan semua itu, ditambah lagi aku memang tidak mau.

Untung saja malam ini aku masih dapat kebagian bus. Kalau tidak, mungkin aku sudah menginap di cafe sekarang. Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya aku turun dari bus dan berteduh di halte. Hujan sedari tadi tidak mau berhenti. Apa aku terobos saja? Lagipula rumahku tidak jauh dari halte ini.

"One Two Three.." Aku pun berlari kecil menutupi kepalaku dengan tas. Wuaahhh hujannya tambah deras!! Padahal baru berlari sedikit, seluruh pakaianku sudah basah kuyup.

Sesampainya dirumahku, alias rumah sewaku, aku langsung membuka pintu setelah mengeluarkan kunci dari dalam tas.

"Guk guk."

Aku tersentak saat mendengar gonggongan anjing dari belakang tubuhku. Aku berbalik dan ingin terjuntal ke belakang karena baru kali pertama, aku melihat seekor anjing sebesar ini. Bahkan tingginya hampir setinggi tubuhku. Tubuh anjing itu basah kuyup. Aku rasa dia juga kehujanan.

"Hush hush.." usirku. Anjing itu malah lebih mendekatiku dan mengendus-ngenduskan hidungnya ke tubuhku. Aku memang suka anjing tetapi kalau anjingnya sudah sebesar ini aku juga takut. Anjing ini berbulu hitam dan putih, tetapi warna hitamlah yang lebih dominan. Bola matanya berwarna abu-abu terang. Sangat indah. Aku bisa melihat diriku sendiri di mata itu.

"Guk guk." Dia kembali menggonggong. Tetapi ku rasa gonggongan anjing itu aneh, bukan seperti anjing biasa. Seperti gonggongan yang dipaksakan.

"Hush. Pergi. Hushh.." Aku mengibaskan tanganku ke bulu lebat anjing yang basah itu dan mulai masuk ke dalam rumah dengan langkah mundur.

Tak diduga, anjing besar itu malah ikut masuk ke dalam rumahku. Aku memutarkan bola mataku jengah dan membiarkan dia masuk lalu mengunci pintu.

Sesampainya didalam anjing itu merubah posisinya menjadi duduk dan melihatku lurus. Tatapan matanya aneh, sungguh. Terlalu fokus.

"Sebentar, aku ambilkan handuk untukmu." ujarku lalu masuk ke dalam kamarku dan mengambil handuk baru buat anjing itu. Tak lupa pula handuk untukku yang ku lilitkan di atas rambut basahku.

Aku berjalan mendekati anjing besar itu dan duduk berjongkok, kalau posisi seperti ini bahkan aku yang terlihat kecil. Ya Tuhan, anjing ini besar sekali !

"Kau ini anjing jenis apa, kenapa besar sekali heh?" tanyaku seperti orang bodoh karena sudah berbicara dengan hewan yang notabene-nya tak bisa bicara. Anjing itu tak merespon dan terus menatap manik mataku.

Aku mengeringkan tubuh anjing basah itu dengan handuk. Bulunya lembut dan lebat, lalu iseng-iseng aku mencium baunya. Wangi! Kalau dia anjing liar, pasti busuk atau bau amis, tetapi dia beda, wanginya harum.

Anjing itu mengendus-ngenduskan hidungnya ke wajahku dan sesekali menjilatnya.

"Yuck, jangan menjilatku. Aku benci..!!" rungutku. Bukannya berhenti anjing itu malah lebih menjilati wajah dan leherku.

Am I Alpha's Mate?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang