Part 3

105K 7.1K 142
                                    

Hay, jujur aku masih bingung nentuin cast untuk Gwen dan Andrew, jadi terserah pada readers mau bayangin siapa :) Dan untuk pembaca setiaku @reniamalia3597 , sesuai janji aku kemarin deh ini part spesial buatmu :> dan untuk readers2 lain, jeongmal gomawoyo :) HAPPY READING!

*******

Gwen's POV

"Hallo, sayang. Kita ketemu lagi." ucap pria gila itu sambil berjalan mendekatiku perlahan. Refleks aku mundur ke belakang hingga terbentur pintu ruangan ini.

"Jangan mendekat." kataku waspada. Dia memamerkan seringaian anehnya itu lalu berhenti berjalan. Jarak antara aku dan dia mungkin sekitar 2 meter saja.

Pria gila itu memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan berdiri angkuh di depanku. Bola matanya yang semula berwarna abu-abu terang kini berubah menjadi hitam pekat. Apa dia memakai softlens yang bisa berubah otomatis?

"Kau takut padaku hem?" tanya dia bernada lembut tetapi tidak dengan mataya yang terus menatapku seolah aku ini makanan lezat.

"Ti..tidak.." kataku gugup. Dia kembali memamerkan senyum smirk-nya yang menggoda itu.

"Kalau tidak, kemarilah. Berdiri di depanku." katanya. Aku ragu, bagaimana kalau aku di bunuh atau di cincang sampai mati di sini?

"Tenang saja, sayang. Aku tidak akan menerkam-mu. Kemarilah." titahnya lagi seolah tahu apa yang barusan ku pikirkan. Sedangkan aku masih berdiri mematung di tempatku semula.

"Kemana Mr. Collins?" tanyaku spontan. Pria tampan di depanku ini tertawa pelan lalu menunjuk dadanya sendiri.

"Disini, darl." jawabnya sok keren. Aku mencibir, maksudnya kemana Sir Jacob Collins, Rektor universitas ini. Seingatku, pria paruh baya itu tidak semuda dengan pria yang sedang di depannya sekarang.

"Maksudku dimana Rektor yang memanggilku?" tanyaku ulang.

"Aku yang menggantikan ayahku mulai sekarang. Yang memanggilmu di sini adalah aku." jawabnya tenang.

Oh, begitu..
Hah? WHAT!!?

"Jadi.. Jadi.. K..Kau anaknya Sir Jacob?" tanyaku gagu. Mati aku, sedari tadi aku kurang ajar sekali dengannya. Kyaaa! Bisa-bisa aku di DO lagi.

"Ya sayang, kemarilah." ucapnya. Kenapa dia selalu memanggilku sayang? Bikin bulu kudukku berdiri saja. Brr...

Aku mendekatinya dengan langkah pelan dan berhenti sekitar sudah berjarak kurang lebih 1 meter darinya.

"Mendekatlah lagi." katanya. Jujur, aku sangat takut. Bagaimana kalau dia menciumku lagi seperti tadi pagi?

Aku kembali mendekat dan kini sudah berada di hadapannya. Tiba-tiba, pria itu menarik pinggangku dan memeluk tubuhku erat. Dia mengelus kepalaku dan sesekali mencium rambutku. What the hell!

"A..apa yang kau lakukan?" tanyaku pelan. Tubuhku tidak berontak karena aku sendiri merasa nyaman berada di pelukannya. Aku hanya merasa aneh kenapa aku seperti ini pada orang yang baru kukenal?

"Ssh.. Diam. Biarkan saja seperti ini. Aku merindukanmu." jawabnya. Merindukanku? Apa dia habis minum vodka?

"Lepaskan aku, aku bahkan tidak mengenalmu Tuan!" Aku berusaha melepaskan dekapan eratnya itu tetapi tidak bisa. Dengan tubuh kecilku ini mana mungkin bisa menang dari tubuh pria kekar dan tinggi seperti dia.

Aku merasakan kepalanya menyeruak masuk ke lekukan leherku dan menjilatnya lembut. Ini.. Geli. Ya Tuhan, aku bisa gila.

"Panggil aku Andrew, sayang." bisiknya di telingaku. Nama itu sepertinya tidak asing.

Am I Alpha's Mate?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang