Chapter 1: The Emperor

10.2K 510 19
                                    


Lianhua memandang adiknya Mao dengan sedih. Adiknya itu tampak cantik dalam gaun merah khas China , adiknya itu tersenyum senang. Tapi Lianhua tahu, bahwa didalam hatinya dia begitu sedih. Siapa yang tidak sedih dipaksa bertunangan dengan orang yang bahkan tidak pernah dilihatnya. Apalagi umur Mao masih begitu muda, hatinya masih begitu rapuh. Lianhua khawatir akan masa depan adiknya. Apa lagi, Liannhua mendengar bahwa calon suami Mao, Kaisar Yuan Jinhu, adalah pria yang beringas dan kasar. Menurut cerita, sang kaisar pernah membunuh adiknya sendiri dengan tangannya karena perebutan takhta. Selain itu, sang kaisar memiliki banyak musuh, dia adalah seorang yang haus darah. Kaisar Yuan Jinhu memimpin sebuah kerajaan terkuat di Cina, kerajaan yang telah menghancurkan banyak kerajaan lainnya tanpa ampun. Lianhua adalah seorang yang cinta damai, dia sangat membenci orang seperti kaisar, orang yang membunuh hanya demi kepuasannya sendiri.

"Mao..." Lianhua mengusap kepala adiknya itu lembut. Mao tersenyum lembut, "Aku baik saja gege. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan." Lianhua tersenyum pedih, "Aku memang gege yang tidak berguna." Mao menatap tajam kakaknya, "Jangan pernah mengatakan hal itu! Gege sudah banyak berkorban untukku. Sekarang giliranku yang berkorban." Mao memeluk kakaknya yang menahan tangis. Lianhua masih tidak rela melepas Mao. "Mao, Lianhua, kesini sayang!" Sang ayah memanggil mereka. Lianhua mendengus, sayang? Ia kira ayahnya sudah melupakan bahwa mereka adalah anaknya. Selama 7 tahun ini, setelah kematian ibunya, tidak pernah sekalipun ayahnya mau repot-repot memanggil nama mereka. Apa lagi melontarkan kalimat sayang? Diam-diam Lianhua mengerang jijik, setelah apa yang dilakukan ayahnya pada mereka, bahkan mengorbankan putrinya untuk dinikahkan dengan paksa, masih bisakah orang tua dipanggil ayah?

"Gege..." Mao menarik tangan kakaknya. Lianhua melangkah malas-malasan. Sang ayah tersenyum melihat mereka, yang Lianhua yakin 100% bahwa itu senyum palsu. "Ini kenalan ayah dari Jepang, Yoshiro Yozhiki." Lianhua menundukkan badannya sedikit, "Senang bertemu dengan anda Tuan Yoshiro." Yoshiro tersenyum manis, "Senang bertemu dengan anda juga Lianhua-san." Lianhua menatap wajah tampan Yoshiro. Rambut hitam klimis dan mata kecoklatan, ditambah rahang nan tegas itu, sempurna. Lianhua membalas senyuman Yoshiro. "KAISAR YUAN DATANG!" Seluruh undangan segera berlutut memberi hormat. Lianhua sempat bingung sesaat. "Gege... berlututlah!" Mao manarik baju kakaknya agar berlutut, Lianhua mengangguk lalu berlutut seperti yang lain. "Berdirilah!" Suara baritone nan berat milik sang kaisar bergema. Semua orang segera berdiri. Sang kaisar sudah duduk dikursi yang telah disiapkan khusus untuknya. Rambutnya hitam panjang diikat, matanya yang sangar membuat semua orang bergidik melihatnya. Lianhua merasa semakin khawatir dengan adiknya. "Jadi mana calon tunanganku?" Tanya sang raja. Mao tersentak kaget, dia secara reflek memeluk tangan kakaknya. Lianhua menggenggam tangan adiknya berusaha menenangkah. Lalu dengan berani Lianhua menggandeng Mao untuk mendekati sang raja. Lianhua membungkuk hormat, "Ini adalah Maohua, calon tunangan anda." Lianhua berkata dengan nada yang tenang. Sang kaisar tersenyum sinis, "Gadis kecil ini?" Tanya sang kaisar. Lianhua mengangguk, sang raja berdiri dari kursi, "Begitu ya?" Sang kaisar meraih dagu Mao dan menariknya agar menatapnya, Mao reflek menutup matanya. Lianhua berjengit lalu melirik adiknya yang sedang ketakuatan. "Berapa umurmu adik kecil?" Sang kaisar memperhatikan wajah Mao dengan seksama. "empat....empat belas tahun." Mao berkata dengan nada ketakutan. "Wajahmu tidak buruk juga. Cukup cantik untuk anak berumur empat belas tahun." Lianhua mengepalkan tangannya, ingin meninju sang kaisar tepat diwajahnya yang sombong itu. "Angkat wajahmu!" Sang kaisar berseru pada Lianhua. Lianhua mengangkat wajahnya dan menatap kaisar tepat dimatanya. Sang kaisar tersenyum puas, dia mendekati Lianhua, "Pemuda yang cukup berani. Siapa namamu?" Lianhua memasang wajah datar, "Nama saya Yin Lianhua." Sang raja menaikkan sebelah alisnya, "Yin Lianhua? Nama yang unik." Lianhua mengangguk, "Terima kasih kaisar." Sang kaisar tersenyum tipis, masih menatap Lianhua seerti ingin mengulitinya hidup-hidup. Lianhua tetap kukuh dengan tatapan dinginnya pada sang kaisar.

Sang kaisar menyeringai, "Kalian berdua!" Kaisar Yuan menunjuk Yuan bersaudara dengan jemari lentiknya. "Duduklan disebelahku." Kerutan muncul didahi Lianhua. Tapi dia tidak melawan. Dia menarik Mao dan menyuruh adiknya duduk dikursi disebelah kaisar sementara dirinya berdiri, dia tidak ingin duduk disebelah sang kaisar. Mao hanya terdiam gugup ketika sang kaisar menatap kakaknya dengan tajam. "Kenapa kau tidak dengan perintahku? DUDUK!" sang kaisar menggeram marah. Lianhua melirik sang kaisar, "Saya berdiri saja," ujarnya santai. Sang kaisar menatap Lianhua marah. Dia meraih lengan pemuda itu dan menariknya kasar. Lianhua menjerit pelan, tangannya sakit. "Dasar bodoh! Kau harus menuruti perintahku, jika kusuruh duduk, maka duduk! Bahkan jika kau kusuruh mati pun, kau harus MATI!" Kaisar Yuan mendesisi marah. Lianhua menangangguk dengan mata berair, tangannya terasa ingin putus, tenaga sang kaisar lebih kuat dari perkiraannya. Kaisar Yuan menghela nafas, dia lalu menarik Lianhua kepangkuannya dengan lembut, "Maafkan aku, tanganmu pasti sakit." ujarnya lembut. Lianhua menangguk, "Memang sakit kaisar." ujarnya. Sang kaisar tertawa keras. "Yin! Kesini kau!" Sang kaisar berterik memanggil ayah Lianhua. Ayah Lianhua segera datang dan berlutut. Sang kaisar menyodorkan sepatunya, membiarkan Yin menciuminya. Sang kaisar lalu mengangkat kakinya lalu menginjak kepala ayah Lianhua. Lelaki itu tampak tidak merasa dilecehkan. Dia malah membiarkan kaisar menginjak kepalanya lebih keras. Linhua menatap ayahnya dengan pandangan tidak percaya. Sebobrok itukah ayahnya? Sampai dia tidak merasa terhina sama sekali dengan perlakuan semena-mena sang kaisar. Lianhua merasa mual, dia sangat jijik melihat perilku ayahnya. Lianhua mengalihkan pandangannya sebelum dia muntah. Dia lalu melirik Mao, gadis kecil itu menatap ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca. Lianhua tidak tahan lagi, setinggi apa pun harga dirinya, dia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi, tidak didepan Maohua. Lianhua meraih lengan baju sang kaisar, "Aku mohon hentikan..." bisiknya. Sang kaisar menatap Lianhua, kakinya semakin keras menginjak kepala ayah Lianhua, "Apa?" tanyanya. "AKU MOHON HENTIKAN! JANGAN LAKUKAN HAL ITU PADA AYAH, TIDAK DIDEPAN MAO!" Lianhua berteriak keras. Sang kaisar tersenyum, "Baiklah!" ujarnya seraya mengangkat kakinya. Tubuh Lianhua menggigil, Kaisar Yuan menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. "Yin!" Sang kaisar berujar. Ayah lianhua mengangguk hormat, "Ya kaisar?" tanyanya sopan. Sang kaisar melirik Lianhua dan Mao, "Aku akan membawa Lianhua dan Mao kekerajaan YiZang." Yin mengerutkan dahinya, "Lianhua juga kaisar?" tanyanya bingung. Kaisar mengangguk, "Ya. Kau pernah bercerita padaku bahwa anak lelakimu baru saja pulang dari Inggris setelah bersekolah disana, dan kau juga berkata bahwa dia sangat pandai berhitung. Aku rasa aku akan sangat membutuhkannya untuk membantu masalah perekonomian kerajaan. Bagaimana menurutmu?" Lianhua dan Yin berpandangan. Yin lalu mengangguk, "Tentu kaisar." "Aku menolak!" Lianhua bangkit dari pangkuan sang kaisar lalu berjalan meninggalkan ruangan.

Lianhua menghentakkan kakinya marah. Keterlaluan! Ayahnya sama sekali tidak mengerti perasaannya. Bagaimana bisa dia dengan mudahnya menyerahkan kedua anaknya kepada seorang kaisar arogan yang tidak punya hati? Dasar gila! "Lianhua..." sebuah suara baritone mengagetkan Lianhua. Pemuda itu menoleh cepat. Tapi sebuah pedang telah terhunus ke lehernya. Sang kaisar berdiri tegak dengan wajah penuh amarah. Mata hitamnya berkilat penuh emosi, "Berani-beraninya kau! Berani-beraninya kau menolak permintaanku!" sang kaisar mengerang marah. Dia menekan ujung pedangnya keleher Lianhua, menyebabkan darah segar meluncur turun. Lianhua meringis, "Apa yang anda lakukan kaisar!" Kaisar Yin menjatuhkan pedangnya dan menarik Lianhua kasar, "Seumur hidupku Yin Lianhua! Tidak ada yang pernah berani menolak permintaanku! Dan kau! Kau dengan begitu kurang ajar berani menolak permintaanku. Dengarkan aku, aku berjanji atas nama Buddha, aku akan membuatmu menuruti perkataanku!" Sang kaisar menarik dagu Lianhua, "Jika kau menolaknya, akan kubuat hidup Mao menderita!"

Hai! Ini fanfic baru author THE LOTUS, berhubung fanfic author yang 'Killing You Softly' udah mau selesai, jadi author muncul dengan fanfic baru yang bertema kisah cinta yang berlatarkan kekaisaran Cina jaman dulu. Gimana? GJ? ABAL? TYPO? Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tolong Vote dan Coment ya, author sangat butuh kritik dan saran dari kalian. Terima kasih!

THE LOTUS (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang