Chapter 3: Accident

6.1K 393 24
                                    

Aku gatau gimana caranya dedicated cerita pake hape, jadi aku dedicated pake tulisan aja. Aku dedikasikan cerita ini buat @Kaniadewistri yang udah setia nungguin cerita ini. Makasih juga buat reader lainnya yang udah mau baca dan voment.

Lianhua dan Kasim Gong berjalan melewati jalan setapak kecil yang pinggirannya ditumbuhi banyak pepohonan hijau nan lebat. Jalan setapak ini serasa sangat panjang dan tidak berujung. Membuat peluh menetes dari dahi Lianhua, entah kerena jalan yang panjang atau cuaca yang serasa sangat panas membakar. Lianhua melap peluh didahinya dengan telapak tangan. Rasa-rasanya dia sudah berjalan sangat lama. Lianhua melirik Kasim Gong yang berjalan didepannya, "Kasim Gong, apakah tempat yang kita tuju masih jauh?" tanya Lianhua. Kasim Gong memiringkan kepala sedikit untuk melihat Lianhua yang tampak kelelahan, senyuman tipis terbentuk dibibirnya, "Tidak Tuan, hanya tinggal beberapa ratus meter lagi." Lianhua hanya menganggukkan kepalanya, terlalu lelah untuk berbicara lagi.

Beberapa saat kemudian dia melihat sebuah rumah bambu kecil yang terlihat sangat asri. Lianhua mengerutkan dahinya bingung, yang benar saja? Mana mungkin tempat kerjanya yang baru sekecil ini? Dia mengira tempat kerjanya akan sangat besar dan dipenuhi dengan orang-orang yang bertampang serius dan memakai pakaian mewah. "Tuan Lianhua, silahkan masuk." Kasim Gong berujar, dia menggeser pintu bambu untuk Lianhua. Lianhua berjalan memasuki ruangan meskipun masih dalam kondisi bingung. Bebeberapa pelayan wanita berbaris dibalik pintu dan membungkuk hormat kerah Lianhua, "Selamat datang..." ujar mereka bersamaan. Lianhua menganggukkan kepalanya bingung. Salah seorang pelayan mendekati Lianhua, dan menyuruh Lianhua mengikutinya. Lianhua berjalan perlahan dibelakang sang pelayan. Menengok kekanan dan kekiri berulang kali, kebingungan saat menyadari rumah bambu kecil itu ternyata sangat luas didalamnya.

Sang pelayan membawa Lianhua kesebuah ruang makan yang indah. Lianhua sempat kagum sesaat. Tapi kekaguman itu berubah ketika dia menyadari ada orang lain diruang makan itu. Lianhua menolehkan kepalanya perlahan. "Kaisar Jinhu?" ujarnya kaget ketika dia melihat Jinhu berdiri dibelakangnya sembari tersenyum tipis. Jinhu meraih pinggang Lianhua dan menarik pemuda itu menuju sebuah meja kayu kecil ditengah ruangan. Diatas meja kayu itu ada berbagai makanan lezat yang telah tersaji.

Kruuuk...(Emang giru ta bunyinya?) Seketika semburat merah muda muncul dipipi Lianhua. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa dia begitu lapar. Kekehan kecil terdengar dari bibir Jinhu. Sang kaisar mendudukkan dirinya didepan meja makan lalu menarik Lianhua kepangkuannya, "Sepertinya kau sangat lapar. Bagaimana kalau kita mulai saja menikmati sarapannya." Lianhua mendongkrak menatap wajah tegas sang kaisar, "Tapi... haruskan saya menikmati sarapan dipangkuan anda?" tanya Lianhua dengan sedikit malu-malu. Sang kaisar mengangguk, "Tentu saja." jawab Jinhu dengan santai.

Lianhua menghela nafas dan hanya mengangguk mengerti dan mengambil mangkuk nasi. Tapi sang kaisar malah menepis tangannya. Kekesalan mulai meliputi hati Lianhua, 'Apa lagi sekarang?' gumannya kesal dalam hati. "Aku ingin menyuapimu." Sang kaisar berujar sembari menyeringai. "A..anda tidak perlu melakukannya!" Lianhua berteriak. Pipinya bersemua merah. Sang kaisar bertingkah seolah tidak mendengar Lianhua, dia meraih mangkuk nasi dimeja dan mengambil beberapa lauk pauk lalu menyodorkannya kebibir Lianhua. Lianhua menelan ludah, antara ragu-ragu dan lapar. "Ayo makan." Sang kaisar berujar lembut. Lianhua memandang wajah sang kaisar yang terlihat senang, sebuah senyuman terpantri disana, entah mengapa dia tidak ingin menghilangkan senyuman itu. Lianhua membuka bibirnya perlahan, lalu mulai melahap nasi yang disodorkan sang kaisar.

30 menit kemudian Lianhua telah berdiri didepan sebuah bangunan besar yang didominasi kayu berkualitas bagus, sebuah papan besar tergantung diatas pintu bangunan itu. 'KANTOR KEUANGAN KERAJAAN' Kaisar Jinhu yang berdiri disebelah Lianhua menyunggingkan senyum simpul, "Bagaimana menurutmu?" Lianhua menolehkan kepalanya dengan tatapan kosong, "Hah?" Lianhua berguman bingung. Jinhu menatap Lianhua gemas, dia mencubit pipi pemuda itu dengan keras, "Maksudku, bagaimana kesan pertamamu saat melihat tempat kerjamu yang baru ini?" Jinhu berujar seraya melepaskan cubitannya. Lianhua meringis memegangi pipinya yang baru saja dicubit dengan sangat tidak berperasaan. Dia menekuk bibirnya, "Lumayan..." gumannya dengan nada kesal. Jinhu menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menggiring Lianhua kedepan pintu bangunan itu, "Sekarang, kau masuk kesana dan cari Pria bernama BaoLi. Lalu serahkan perkamen ini padanya." Jinhu menyodorkan sebuah gulungan perkamen kepada Lianhua. Lianhua memandang perkamen itu dengan bingung, "Anda tidak ikut masuk?" tanyanya. Jinhu menggeleng, "Tentu saja tidak. Aku ini orang yang sibuk tahu!" Ujar Jinhu seraya melangkah meninggalkan Lianhua.

THE LOTUS (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang