Chapter 1

11 1 0
                                    

Davina Veronica gadis tomboy, cerdas, dan kuat.

Tak ada kata menyerah dalam kamusnya, saat ia ingin mendapatkan sesuatu sesulit apapun rintanganya ia tak peduli. Baginya 'Jika kau ingin mendapatkan sesuatu, maka hanya sebuah usaha yang harus kau lakukan'.

Seperti saat ini Davina yang sedang berjuang mendapatkan apa maunya.

Deandra Arsen Kornenlio, Ketua Tim Basket SMA pelita yang selalu Davina banggakan.

Awal ia bertemu dengan Arsen, entah mengapa hatinya benar benar ingin mendapatkan pria itu.

Hanya sebuah pertemuan yang tak sengaja kini dapat menjadi sebuah kisah dari hidupnya.

~~~~

"Masih tinggal 3 putaran, ayoo time...time...time" Teriak kakak pembina MOS

"Huhhh..huhhh...huhh, gila tuh orang nyiksa banget baru pertama masuk udah di suruh kek gini kek latihan militer." Ucap Davina kembang kempis berusaha mengatur nafasnya setelah keliling lapangan 50 kali.

"Sekarang waktunya istirahat 10 menit, setelahnya kita akan lanjut dengan kegiatan selanjutnya." Ucap Fadil selaku pembina MOS.

"Mengertii?"

"Mengerti kakkk" seru semua anggota MOS.

Davina segera manyambar tas miliknya mencari sesuatu.

Namun nihil, ia tidak menemukan barang yang ia cari.

"Sial...gue ngga bawa minum" Davina membuang nafasnya kasar.

"Kamu kenapa?" Tanya seseorang yang baru saja menghampiri Davina.

"Ehh, anu kak saya ngga bawa minum hehe" jawab Davina meringis

"Bukannya kemarin saya sudah share di grub MOS, kalau hari ini seluruh anggota MOS harus bawa makan dan minum!! Apa kamu ngga memperhatikan hah?"

"Yaa maaf kak, saya kan cuma lupa bawa. Saya memperhatikan semua perintah yang sudah di sampaikan kak tapi ya gimana namanya orang lupa." Jawab Davina santai.

"Kamu baru awal saja sudah tidak di siplin, bagaimana kedepannya?" Oceh laki laki itu yang tak lain adalah Fadil selaku pembina MOS.

"Ngga di siplin sama lupa beda kalik kak."

"Terserahhh!! Hari ini kamu saya kasih ampun, tapi jangan kamu pikir kamu akan dapat ampunan saya kalo kamu masih mengulangnya lagi!!" Tegas Fadil kemudian berlalu.

"Nyenyenyeyeye, mulut lu harus sumpel trasi kalik ya, biar ngga nyrocos mulu." Davina mengumpat setelah sambil terus memperhatikan punggung Fadil yang semakin menjauh.

"Ya ampun ini gue gimana, gue kan haus yakali gue minum air keran." Lirih Davina meratapi dirinya sendiri.

Saat sedang asik mengumpat tiba tiba matanya tertuju pada tangan yang stay di depannya dengan air mineral yang di genggamannya.

Davina mendongak memastikan siapa pemilik tangan itu.

Pria tampan, berkulit putih, tinggi, rambut yang sedikit acak acakan dan keringat yang membasahi wajahnya kian menambah aura aura ketampanan sesungguhnya.

"Bu..buat gue?" Tanya Davina ragu

Pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

Karena rasa kering di tenggorokannya Davina tak mungkin menyia-nyiakan pemberian itu, ia langsung mengambil tanpa ragu dan menenggaknya hingga habis.

"Thankyou" ucap Davina dengan mengelap sudut bibirnya.

"Davina"

"Deandra Arsen Kornenlio panggil aja Andra" jawab pria itu ketika Davina mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

ArsenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang