Prolog

333 69 7
                                    

"Apa-apaan ini?" seru seorang gadis saat melihat gaun basah kakaknya.

"Apa yang kau lakukan pada adikku?" Matanya yang tajam menelisik gadis di depannya yang diduga menumpahkan air di gaun sang kakak.

"Kak Aria, tidak apa-apa. Nona ini hanya tidak sengaja menumpahkan air saat kami tengah berbincang." Jelas Mielle kepada kakaknya.

"Ah begitu, maafkan saya Nona. Saya hanya terlalu khawatir dengan kakak saya" ungkap Aria sembari membungkukkan badannya.

"Ah iya, tidak apa-apa Nona. Wajar kalau anda khawatir" ucap gadis itu sembari memasang senyum di wajahnya.

"Sekali lagi maafkan saya nona. Kalau begitu, teruskan perbincangan kalian."

"Ah, tetaplah di sini Aria. Kami sedang seru-serunya berbincang tentang tuan Oscar" ungkap Mielle dengan raut wajah senang.

"Tunanganmu? Ada apa dengannya?"

"Saya melihat tuan Oscar saat perburuan, ia terlihat sangat gagah waktu itu! Ia bahkan memenangkan perburuan tahun ini! Betapa hebatnya." cerocos gadis itu.

"Yaampun, sayang sekali saya tidak dapat melihatnya saat itu." Mielle terlihat sedih.

"Tapi saya senang karena tuan Oscar telah memenangkan perburuan kali ini. Saya tidak mengiranya. Padahal saat bersama saya ia selalu terlihat lembut, namun saat di luar ia begitu gagah ya" lanjut Mielle tanpa peduli gadis itu berwajah masam saat mendengar kalimat terakhirnya.

Gadis itu mencoba tersenyum kembali, "Begitukah? Saat itu, ia juga berbicara lembut dengan saya. Apakah ia memang begitu ke semua orang?"

"Apa maksudmu nona Seville? Maksudmu tuan Oscar adalah orang yang sering menggombali wanita, begitu?" Mielle menatap gadis itu tidak percaya.

"Bukan begitu, maksudku mungkin saja ia baik kepada semua wanita kan?" jelas gadis itu sembari tersenyum sombong.

"Jadi maksudmu tuan Oscar itu baik kepada semua wanita, jadi jangan terlalu berharap, begitu?" seru Aria marah.

Seruan Aria lumayan kencang hingga terdengar oleh sekitarnya, hal itu menyebabkan timbulnya sedikit kericuhan.

"Apa-apaan? Siapa dia berani berkata seperti itu pada putri Count?"

"Bukankah itu nona dari keluarga Baron Seville?"

"Dari keluarga Seville? Berani-beraninya dia."

"Saya dengar saat perburuan kemarin nona itu memberi sapu tangan pada tuan Oscar?"

"Apa?! Padahal sudah jelas tuan Oscar itu tunangan nona Mielle."

"Astaga, apa dia tidak tahu malu?"

"Benar, aku juga melihatnya saat itu. Tapi untunglah tuan Oscar menolaknya."

"Ah nona Mielle sangat polos, sampai mau didekati oleh orang rendahan seperti itu."

Gadis itu menggeram dengan raut wajah yang buruk saat mendengar bisikan-bisikan itu. Kemudian gadis itu berlalu dengan tangan yang mengepal.

Setelah kepergian gadis itu, kedua kakak beradik itu menatap satu sama lain, kemudian mereka tersenyum penuh arti.

Tentu saja tidak ada yang menyadari itu karena para hadirin sibuk menggosip.

Wah, ini pertama kalinya aku buat cerita. Semoga konsisten deh 🙂

Survive In Our Next LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang