"HAH!"
Mielle terbangun dari tidurnya, dengan peluh keringat di sekujur tubuhnya. Ia pun duduk bersandar sembari memegang lehernya, yang masih berada di tempatnya.
Ia kembali teringat kejadian dimana lehernya terpisah dari badannya. Menutup mulutnya, ia merasa mual hanya dengan membayangkannya.
Kemudian Mielle menyadari sesuatu. Ia pun memandang tubuhnya, terkejut melihat tubuhnya yang mengecil.
'A-apa ini?'
Mielle melompat dari kasurnya hendak menuju keluar kamar yang terlihat sangat familiar. Ia berlari, mencari keberadaan kakak dan ayahnya.
"Kakak! Ayah!"
"N-nona Mielle? Kenapa anda berkeliaran dengan baju tidur begini?"
Menatap seorang pelayan yang berbicara dengannya, ia pun hendak mencekram bahu pelayan itu—namun karena tingginya pelayan itu, ia hanya bisa mencekram lengannya.
"Dimana kakak?" Mielle melotot menuntut jawaban.
Melihat sikap Nonanya yang tidak seperti biasanya, ia menjawab dengan sedikit takut.
"T-tuan muda sedang bersiap, nona." Pelayan itu menunduk menatap nonanya.
"Apa? Untuk apa kakak bersiap?"
Untuk sesaat, pelayan itu ragu menjawabnya. "Itu, nona—"
"Sedang apa nona berkeliaran dengan baju tidur?" Sebuah suara yang familiar bagi Mielle terdengar.
Saat menoleh ia terkejut dengan kehadiran pelayan setianya yang setahunya sudah dihukum mati. Lalu, kenapa bisa dia ada di sini?
"Emma? K-kau masih hidup?" Mielle menutup mulutnya.
Kening Emma menyerngit, "apa maksud nona? Tentu saja saya masih hidup."
"Sepertinya nona sedang mengigau, mari kita kembali ke kamar anda nona." Lanjut Emma sembari memapah nonanya yang terlihat lemas. Mielle yang masih kebingungan pun mengikuti perkataan pelayannya itu.
"Nah, nona terlihat anggun dengan pakaian itu. Anda harus menjaga martabat anda di depan wanita itu dan anaknya. Bagaimana pun, dia telah membuat Tuan Count berpaling dari Nyonya. Anda harus membalas mereka." Bisik Emma sembari menyisir rambut nonanya di depan cermin. Ia tersenyum saat melihat raut wajah nonany mengeras, dengan mata penuh dendam.
'Benar. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa kembali, tetapi aku akan membalasnya apapun caranya.'
Matanya beralih ke cermin di depannya. 'Sepertinya aku kembali sebelum kedua orang itu datang ke mansion. Baguslah, aku tinggal menyusun ulang rencanaku pelan-pelan'
Tok tok tok.
Mielle melirik pada pintu. "Masuklah."
"Maaf nona, nyonya baru dan anaknya telah tiba. Tuan Count meminta anda dan tuan muda untuk menyambut mereka."
"Ya, aku akan keluar." Emma meletakkan sisirnya, lalu membiarkan nonanya berjalan keluar dengan ia yang mengikutinya.
Saat sampai di depan mansion, telah tiba sebuah kereta kuda di depan mereka.
"Selamat datang Tuan Count." Para pelayan memberi salam.
"Selamat datang Ayah." Mielle dan Cain memberi salam.
"Mielle, Cain. Perkenalkan, mereka adalah ibu dan saudarimu."
"Selamat datang di rumah kami, Aria." Mielle tersenyum, walau dalam hati ia mengutuknya.
Matanya bersitatap dengan Aria yang berada di belakang Ibunya. Ia sedikit menyerngit melihat Aria yang menatapnya datar. Itu bukan tatapan yang biasa di lontarkan anak kecil.
'Apa-apaan wanita itu? Seingatku saat pertama kali bertemu, ia terlihat riang.'
'Apa dia juga kembali?'
'Tidak. Kalau benar begitu, bagaimana dengan rencanaku?!'
***
'Aku kembali ke masa lalu, aku yakin itu. Entah bagaimana ini bisa terjadi.'
'Apa ini karena wanita itu?' Aria melirik ke arah Mielle.
Tidak. Ia bahkan bukan kerabat keluarga kerajaan, bagaimana ia bisa mendapat kemampuan seperti itu.'
'Atau ini ulah keluarga kerajaan lain?'
"Selamat datang di rumah kami, Aria." Wanita itu, Mielle. Apakah aku harus memulai segalanya dari awal? Rencana balas dendamku.
"Ah, iya. Tolong jaga aku Mielle." Aria tersenyum senang.
'Yah, aku sih senang saja bisa menyiksamu lagi, Mielle.'
I'm so sorry for the late update guys, It's been so long since I updated. Aku harap bakal terus konsisten sih, but I guess it's not that easy. Apalagi kalo gak ada ide, namanya artblock ya? Apasih, aku lupa soalnya. Tolong kasih tau ya gaes.
Oh ya, thank you for supporting me. Update selanjutnya insyaallah hari rabu/kamis. Semangat puasanya bagi yang berpuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive In Our Next Live
FantasiDi kehidupan ketiga, Aria dan Mielle sama-sama memiliki ingatan di masa lalu. Lantas apa yang terjadi? Bagaimana mereka membalaskan dendam?