After Darkness - 03

291 57 3
                                    

“Semua karakter dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi.”

____________________

Dua bulan kemudian...

Sudah dua bulan berlalu sejak kejadian mimpi buruk yang lelaki mungil itu alami. Kini, dirinya telah menetap di balik jeruji besi yang dingin itu.

Dan sudah dua bulan ini juga Taeyong kerap kali diberikan siksaan dari para narapidana di dalamnya. Dan tentu saja semua kelakuan tidak terpuji itu mereka dapatkan dari sang Tuan. Siapa lagi kalau bukan, Jung Jaehyun.

Sedangkan di perusahaan besar nomor satu di Korea Selatan. Markㅡ asisten pribadi dari CEO ternama, Jung Jaehyun. Berjalan dengan cepat menuju ruangan sang Tuan.

Cklek

“Tuan, lelaki Lee itu di larikan ke rumah sakit.” seru Mark ketika sudah berada di dalam ruangan bos besarnya itu.

Jaehyun yang sedang berfokus pada layar laptop didepannya sontak saja menatap tajam ke arah Mark berdiri.

“Kenapa dia bisa masuk rumah sakit?” tanyanya kemudian. “sudah saya bilang untuk memberinya pelajaran saja. Tidak perlu sampai masuk rumah sakit!” sambungnya dengan mengeram kesal.

“Lee Taeyong hamil, Tuan.” ungkap Mark.

“Apa? Hamil?” ulangnya Jaehyun. “lelaki lemah, sialan itu hamil?”

Mark mengangguk cepat, “Benar, Tuan.”

Jaehyun terdiam sejenak saat mendengar ungkapan dari asistennya itu kalau lelaki mungil sialan itu tengah mengandung.

‘Apakah lelaki mungil itu tengah mengandung anakku?’ batin Jaehyun bertanya pada dirinya sendiri.

Mengingat lelaki mungil itu telah ia renggut secara paksa, dan langsung pria Jung itu menjebloskannya ke dalam penjara.

Ah.. mungkin saja itu anak dari pira lain.’ batin Jaehyun mencoba berfikir kembali.

Dengan sekali setak, laptop puluhan juta itu ia tutup dengan keras, “Segera siapkan mobil. Sudah waktunya saya melihat lelaki sialan itu.” perintahnya pada Mark.

“dan untuk sementara.. hentikan penyiksaan batin pada lelaki itu, sampai saya benar-benar tau apakan ia mengandung darah dagingku atau bukan.” sambungnya.

“Baik, Tuan.”

Setelahnya. Mark langsung berlalu dari ruangan luas tersebut. Meninggalkan Jaehyun yang sedang menggerakkan giginya.

***

Butuh satu jam menempuh perjalanannya untuk melihat keadaan dari lelaki Lee itu, dan kini Mark beserta sang Tuan Jung sudah sampai di Rumah Sakit Jung Nation. Rumah Sakit keluarga Jung, karena Jaehyun yang menyarankannya.

Langkah besarnya ia bawa untuk menuju bangsal tempat dimana lelaki Lee itu di rawat.

“Di sini, Tuan.” Mark memberitahu pada Jaehyun bahwa kamar rawat inap lelaki Lee itu sudah sampai.

Dengan sekali dorongan, pintu putih itu terbuka lebar. Jaehyun memasuki kamar rawat Taeyong diikuti oleh Mark yang setia di belakangnya.

Dan terlihatlah lelaki mungil itu terbaring lemah, dengan wajah pucat serta di penuhi dengan memar-memar. Sesekali lelaki mungil itu terdengar sedang merintih kesakitan ditengah acara tidurnya. Walaupun terdengar pelan, Jaehyun masih bisa mendengar rintihan itu, bahkan deru nafasnya pun dapat ia dengar.

Melihat Taeyong yang sedang terbaring tidak berdaya membuat Jaehyun terdiam dengan wajah dingin. Dapat ia lihat bibir lelaki mungil itu terlihat sobek di bagian ujungnya. Dapat dirinya tebak, semua memar serta robekan bibirnya itu adalah ulah penyiksaan dari para teman sekamarnya.

Tentu saja atas perintahnya. Perintah dari Jung Jaehyun sendiri.

Meskipun melihat keadaan Taeyong yang sedang terbaring lemah dengan keadaan yang seperti ini. Tidak membuat Jaehyun iba. Justru dirinya semakin menatap dingin ke arahnya.

Dirinya merasa bahwa apa yang Taeyong alami saat ini adalah bukan seberapa baginya dibandingkan dengan penderitaan kekasihnya, Jungwoo. Hingga membuat kekasihnya itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Dengan amarah yang masih membuncah, Jaehyun membangunkan Taeyong dengan kasar, “Bangun!” seru Jaehyun.

Perlahan mata bulat yang semula tertutup rapat, kini terbuka secara perlahan. Seketika tubuhnya menegang ketika melihat sosok pria bertubuh tinggi itu sedang menatapnya nyalang. Maka dieratkannya cengkraman itu pada selimut yang menutupi setengah badannya.

Sesaat Jaehyun dapat melihat binar dari mata boba milik pria mungil itu yang tadinya berbinar ceria, penuh kegembiraan di dalamnya. Kini, sudah nampak sayuㅡ dipenuhi dengan sorot kelam yang menakutkan.

Sudah dua bulan ia di penjara dan juga mendapatkan siksaan selama dua bulan tersebut. Membuat Taeyong yang tadinya ceria, serta wajah yang berseri. Kini berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak ada Lee Taeyong yang cantik, tidak ada Lee Taeyong yang menggemaskan lagi. Yang ada hanya Lee Taeyong yang kusam, serta tubuhnya yang dipenuhi luka-luka lebam disekitarnya.

“Mau apa kamu ke sini?!” desisan itu keluar dari bibir mungil dari lelaki Lee yang tengah terbaring lemah. Membuat Jaehyun sempat tersentak.

“Apa ada pria lain yang bersamamu, selain aku?” tanya Jaehyun dengan dingin, serta sorot matanya yang tidak terbaca.

“Apa maksudmu?” Taeyong bertanya kembali.

“Anak siapa itu?” Jaehyun menunjuk dengan dagu ke arah perutnya.

Mengerti akan situasi dan kondisi dari pria tinggi ini, membuat Taeyong dengan cepat melindungi perutnya dari kedua lengannya dengan borgol yang masih melekat erat pada pergelangan lengan cantiknya.

‘Apa dia tau kalau ini adalah anaknya? Apa dia akan memisahkanku dengan anakku? Atau justru dia akan membunuhnya? Tidak... Aku tidak akan pernah memberikannya pada iblis seperti dirinya.’  itu yang Taeyong pikirkan saat ini.

Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran lelaki manis saat ini, ia sangat takut dengan lelaki di depannya ini.


- To be Continued -

© Chocoparkjw 🕊️

After Darkness | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang