A02 - Seulas Senyum

59 8 12
                                    

Happy Reading!

ㅅ| Take Care, Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅅ| Take Care, Aurora.

𓈊 ҉ 𓈊

Adleen baru sampai di sekolah Aurora setelah kurang lebih lima belas menit menempuh perjalanan. Dia sedikit panik kala melihat situasi TK sudah sepi, hanya ada beberapa wali murid beserta anaknya yang hendak pulang ke rumah masing-masing.

"Permisi, Pak." Adleen membungkukkan tubuhnya sopan pada seorang satpam yang berada di depan gerbang sekolah Aurora.

Satpam itu tampak bingung dengan kehadiran anak SMA di depannya, namun Adleen langsung peka dan melanjutkan kalimatnya. "Saya mau tanya, Aurora sudah keluar belum, ya, Pak?"

"Waduh, saya enggak hafal nama anak-anak di sini, Mas. Kalau boleh tau, Mas-nya siapa?" Satpam itu bertanya dengan begitu ramah.

"Saya mau jemput keponakan," Adleen menjawab seadanya.

"Kalau gitu, masuk aja, Mas. Tanya langsung ke gurunya, biar lebih aman juga." Tutur pria itu seraya mengangkat tangannya mempersilahkan Adleen masuk.

Adleen tetap di tempat tak kunjung masuk. "Emang saya enggak meyakinkan, ya, Pak?"

Bapaknya langsung diam, terbesit rasa tidak enak di hatinya. "Bukan begitu, Mas. Tapi—" belum sempat menjelaskan, lawan bicaranya malah tertawa.

"Iya, Pak. Saya ngerti, saya masuk dulu, ya." Adleen berucap diakhiri menepuk bahu Si Bapak sebelum akhirnya beranjak masuk ke halaman sekolah.

Adleen clingak-clinguk ke kanan dan kiri mencari dimana kira-kira kelas Aurora berada, sekolah ini cukup luas, tapi situasi yang sudah sepi memudahkan Adleen mencari keponakannya sampai dia bertemu sosok guru.

"Permisi, Bu. Saya mau tanya, TK B udah pulang belum, ya?" Adleen melakukan hal yang sama seperti dia bertanya pada satpam tadi.

Wanita yang tampaknya masih muda itu mengangguk yakin. "Sudah. Cari siapa, ya?"

"Aurora."

"Oh, Aurora. Dia lagi di ruang tunggu, saya bantu panggilkan, ya. Sebentar," wanita itu kemudian berlalu.

Sembari menunggu, Adleen berkeliling di sekitar situ. Kebetulan tak jauh dari tempat dia bertemu guru tadi, ada mainan anak-anak seperti perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, mangkok putar, papan titian, dan lain sebagainya. Hanya melihat itu saja cukup untuk menyegarkan mata kerena warna-warni.

"Anjir, puyeng tujuh keliling." Umpat Adleen sehabis iseng naik mangkok putar.

Selanjutnya dia ingin menaiki perosotan. "Ambruk nggak, ya?" gumamnya khawatir.

Adleen terus berpikir panjang sampai memutuskan tidak jadi naik. Dia beralih ke ayunan lalu menaikinya, semilir angin dan ayunan pelan yang dibuatnya sendiri hampir membuatnya ingin tertidur.

Untuk menghalau rasa kantuk, Adleen menyalakan ponselnya. Terdapat satu pesan dari gadis yang sempat dia cari tadi.

Syerril:
| Pp
| P
| Gerald telfon katanya lo nyariin gue
| Kenapa? Gue udah di rumah
| Aman👍🏻

Seulas senyum terbit di wajah tampan Adleen, rasanya tenang jika mengetahui Syerril sudah sampai di rumah dengan aman. Adleen segera membalas pesan yang terkirim dari tujuh menit lalu itu.

"ABAANGG!!"

Mendengar suara Aurora, Adleen langsung mematikan ponsel tanpa kembali dari roomchat-nya dengan Syerril. Dilihatnya ke arah kiri, Aurora tengah berlari ke arahnya. Tas berwarna pink muda kebesaran menambah kesan lucu pada gadis kecil itu.

Adleen berjongkok menyamakan tingginya dengan Aurora. "Haloo, anak cantik!" Sapa Adleen setelah mereka sama-sama mengurai pelukan.

"Kenapa Abang yang jemput aku? Papa dimana?"

"Papa kamu lagi sibuk, jadi Abang yang disuruh jemput. Enggak apa-apa, kan, pulang sama Abang?" Adleen coba memberi pengertian.

"Enggak apa-apa dong! Aku jadi bisa jalan-jalan dulu kalau Abang yang jemput." Aurora malah nyengir menunjukkan sederet giginya.

"Kalau sudah, saya permisi, ya."

Perhatian Adleen teralihkan pada guru tadi yang masih menyimak obrolan dia dan Aurora, Adleen langsung berdiri dan berucap, "silakan, Bu. Terima kasih banyak."

"Sama-sama," jawabnya lalu mengelus lembut pipi Aurora. "Take care, Aurora."

"Thank you, Miss!" Setelahnya guru itu berlalu pergi.

"Thank you, Miss!" Setelahnya guru itu berlalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓈊 ҉ 𓈊

𓈊 ҉ 𓈊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⇘ ════ ⇙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⇘ ════ ⇙

🦭☁️🤍

ADLEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang