Sebuah kata nan menampar

2 0 0
                                    

Coba, sekarang renungkanlah wahai diriku. Memang pada kenyataanya kau masih seorang manusia yang kerap kali suasana hatimu terombang-ambing oleh perasaan takut.

Namun, rasa takutmu itulah yang menjadi kelemahanmu.

Rasa takut itu terlalu menguasai dirimu hingga kerap kali kau merasa sendiri dan kesepian, meskipun ada orang-orang di sekitarmu yang tertawa terbahak-bahak bersamamu.

Memang dari luar kau terlihat bahagia. Dapat bercanda hingga tertawa terbahak-bahak bersama orang di sekitarmu dari malam sampai pagi.

Namun kenyataanya kau hanyalah mayat hidur yang tak memiliki rasa kasihan terhadap orang yang sangat berharap kepadamu.

Pantaskah kau dimaafkan?

Kau hanyalah monster yang membuat dirimu dapat kehilangan orang yang sangat berharga bagimu kapan saja.

Pantaskah kau dimaafkan?

Kelemahanmu atas ketakutan yang berlebihan itulah yang membuat dirimu selalu mengulangi kesalahan yang sama.

Pantaskah kau benar-benar mendapat sebuah cahaya?

Hidupmu sudah terlalu gelap dan hampa untuk mendapatkan cahaya itu. Hidupmu sudah terlalu jauh dari sumber cahaya yang bisa saja kelak menerangi kehidupanmu esok. Mau bagaimanapun, akan sangat sulit untuk menjangkat cahaya itu

Carilah petunjuk untuk menghilangkan sumber segala permasalahanmu itu. Carilah apa yang dapat kau jadikan pemicu untuk menghindarinya. Dan setelah kau dapatkan itu. Hidupmu tidak akan kesepian lagi.

Pesan kami untukmu...

Janganlah lari dan kemudian menghianati dirimu sendiri. Karena sekali kau berhianat dan mendapat pengampunan, di saat itu juga kau menutup segala pintu kepercayaan yang bisa saja orang lain berikan kepadamu. 

Sekian, Selamat malam. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menghargai SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang