adult thing: pertanyaan pertanyaan

1K 181 30
                                    

pasca pulang dari ketemuan yang cuma diem-dieman sambil pilih kado terus bayar, versi kongpob

pasca pulang dari ketemuan yang cuma diem-dieman sambil pilih kado terus bayar, versi kongpob

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***versi arthit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
versi arthit

akhirnya ngadu ke bright dan berujung sebuah percakapan serius yg ditutupin dengan 'wkwk'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

akhirnya ngadu ke bright dan berujung sebuah percakapan serius yg ditutupin dengan 'wkwk'

akhirnya ngadu ke bright dan berujung sebuah percakapan serius yg ditutupin dengan 'wkwk'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Prae menekan buru-buru password apartemen Kongpob yang telah ia hapal di luar kepala. Seluruh sumpah serapah sudah berada di ujung lidahnya ketika ia mendorong terbuka pintu untuk mendapati Kongpob terduduk di lantai; masih mengenakan kemeja kusut, rambut acak-acakan, dan lengkap dengan sebotol wiski di satu tangannya. Tangannya yang lain mencengkram ponselnya erat-erat. Namun tak ada pemandangan botol lain berserakan seperti yang biasa Prae temui ketika Kongpob sedang dalam 'episode'nya.

Kalau Prae mau lebih memperhatikan, botol yang Kongpob genggam juga masih penuh.

"Halo?" Prae melangkah dengan hati-hati, bersiap menghadapi mood apapun yang kira-kira sedang Kongpob lalui, "woy, kentang rebus. Kenapa lo?"

"Anjing," Kongpob mendongak dari ponselnya untuk mendapati Prae yang mengernyit, "mau gila gue, bangsat!"

Prae memperhatikan lekat-lekat dan menyadari bahwa Kongpob belum mabuk sama sekali. Atau mungkin sudah, sebelum apapun yang membuatnya menyumpah itu menyadarkannya.

"Napa deh lu?" Prae kini melangkah lebih percaya diri, "di chat rentenir lu? Udah gue bilang kan kalo mau ngutang jangan ke pinjol!"

"Heh, gue beli congor lo seisinya cash sekarang juga sanggup ya setan. Ngapain gue ngutang?!" Kongpob mendengus. Ia lalu menyodorkan ponselnya pada Prae, "emang edan anjing, nggak paham lagi gue."

Prae mengambil ponselnya untuk membaca apa yang membuat Kongpob begitu kaget:

Prae mengambil ponselnya untuk membaca apa yang membuat Kongpob begitu kaget:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prae melengos, "sumpah ya. Yang putus kalian tapi kenapa yang repot satu negara sih, traktor sawah?!"

***
(a/n: yang sadar kalo nomernya kong sm arthit cm beda satu angka, semoga amal ibadahnya diterima oleh Yang Maha Kuasa

Itupun kalo lo ibadah ya.

Btw udah lama bgt ga bikin narasi huhu maap kalo kaku)

kepoin orang pacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang