24. GOTCHA

640 31 4
                                    

Halo Edgardo Squad

Long time no see ya

I'm so sorry karena nggak bisa update cerita Prince Dean untuk beberapa bulan ke depan, karena kayy sekarang kelas 12 SMA.

Dimana jadwal kayy lagi padet-padetnya, setelah lulus kayy usahain buat update Prince Dean lagi ya

Thank you so much buat para readers yang masih setia nunggu cerita ini

Big Love for you guys

Hope you enjoy read this chapter

"This is last, but not least. See u soon ya Edgardo Squad"

----------@@@----------

Playlist : Maroon5 - Daylight

----------@@@----------

Drrrttt....drrttt...drrrttt...

Ponsel Lea yang berada di atas meja makan nampak bergetar dengan layar yang berkelap-kelip menandakan ada panggilan masuk, ponsel itu tidak berdering karena dalam mode silent.

Beruntungnya Ives saat itu mengetahuinya ketika dia akan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum. Dengan segera Ives membawa ponsel yang masih bergetar itu dan langsung menyerahkan kepada pemiliknya.

Lea yang tadinya tengah asik bermain dengan Xandra pun akhirnya mengalihkan fokusnya dan menerima ponselnya. Dengan cekatan dia menggeser tanda terima setelah melihat tulisan "My Dean" disana.

"Halo" ujar Lea. "Apa kau baik-baik saja?" tanpa basa basi Dean langsung menanyakan kabar gadisnya.

"Aku baik, memangnya ada apa Dean?" tanya balik Lea. "Tak apa hanya terjadi sedikit masalah, salah satu musuhku baru saja meledakkan hotelku yang ada di New York-" Belum sempat Dean selesai berbicara Lea dengan tangkas mengambil remote dan menyalakan televisi. Dan benar saja hampir seluruh saluran media tengah memberitakannya.

"Apa kamu mendengarkanku sweetheart?" tanya Dean dari seberang sana. Lea yang mendengarkan suara kekasihnya langsung kembali tersadar bahwa teleponnya masih tersambung dengan Dean-nya. "Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Lea tanpa menjawab pertanyaan Dean.

Dean menghela nafas berat, "Itu tak perlu kamu pikirkan sweetheart, cukup lakukan apa yang aku katakan tadi. Biarkan aku yang mengurusnya sendiri, kamu tidak usah khawatir semuanya akan baik-baik saja." Terang Dean.

"Mmm... maaf Dean, bisa kau ulangi perkatanmu yang tadi, aku tadi terlalu sibuk mendengarkan berita sampai mengabaikan dirimu." Tanya Lea dengan menggigit bibir bawahnya pertanda ia gugup, dia takut Dean akan memarahinya.

"Bisakah kamu kembali ke mansion sekarang, aku takut kamu kenapa-napa. Lain kali aku yang akan menemanimu ke rumah kakakmu, tapi ku mohon sekarang kembalilah ke mansion. Aku benar-benar menghawatirkanmu sweetheart, andai pekerjaan disini bisa ditunda aku akan langsung terbang ke Chicago." Ucap Dean frustasi.

"Tak apa Dean, selesaikan dulu pekerjaanmu. Kau tidak perlu mencemaskanku, aku akan kembali ke mansion sekarang, sesuai dengan perintahmu."

"Terimakasih sayang, maaf sudah merusak hari bahagiamu." Ujar Dean menyesal.

"Hey, it's okay. Ini hanyalah kegiatan kecil, lagi pula aku bisa mengunjungi rumah kakakku kapan saja. Jadi tidak perlu merasa bersalah. Baiklah akan ku tutup teleponnya" ucap Lea

"Tunggu sebentar, aku ingin memberitahu kalau aku sudah tiba di Italia sekitar 3 jam lalu. Maaf baru menghubungimu, aku tadi sangat kelelahan." "It's okay, aku tahu."

"Aku sudah sangat merindukanmu sweetheart, ah kau berhasil menyiksaku disini." Mendengar ucapan kekasihnya Lea pun terkekeh geli, lucu sekali kekasihnya ini.

"Aku juga merindukanmu, cepatlah pulang dan selalu jaga pola makanmu." Perintah Lea. "Tentu sweetheart aku akan menjaga pola makanku seperti katamu, sampai jumpa 2 hari lagi. Dan ya jangan lupa mengabariku kalau kau sudah tiba di rumah."

Lea mengangguk mengiyakan, tersadar kalau apa yang dilakukannya tidak diketahui Dean Lea pun menjawab ya, lalu menutup panggilan itu dan segera berpamitan pada Ives untuk kembali ke mansion dan datang lain waktu.

Ives yang mendengar alasan Lea untuk segera pulang pun langsung menyetujuinya, dia juga tidak ingin adik kesayangannya ini kenapa-napa. Lagi pula masih ada banyak waktu untuk adiknya datang ke apartemennya.

Baru saja Lea membuka pintu apartemen kakanya, wajah Gio langsung menyambutnya. "Gio, kenapa kau kesini ? Padahal aku juga akan segera turun." Tanya Lea bingung. "Maaf Nona, ini perintah dari Tuan Dean." Lea menghela napasnya kasar dan mengangguk mengerti.

"Apakah keadaannya benar-benar genting Gio ? mengenai Hotel milik Dean yang terbakar itu ?" tanya Lea dengan tetap berjalan ke arah lift bersama Gio disampingnya. "Akan saya ceritakan di mobil saja Nona, sebaiknya kita segera kembali menuju mansion agar Tuan Dean tidak marah." Ucapan Gio menjadi akhir dari perbincangan mereka bertepatan dengan pintu lift yang sudah terbuka.

Di depan pintu masuk Bill sudah siap membukakan pintu untuk Nonanya, setelah dirasa Nonanya sudah nyaman barulah dia menutup pintu dan bergegas masuk dan duduk di kursi disamping kemudi yang sudah terisi oleh Gio. Gio pun dengan cekatan menekan pedal gas untuk melajukan mobil itu ke mansion keluarga Edgardo.

"Jadi bagaimana keadaanya Gio ?" tuntut Lea yang sudah tak sabaran, "Seperti yang anda tahu, kejadian itu benar-benar tiba-tiba. Jadi cukup banyak yang terluka tapi beruntung tidak ada korban jiwa. Sekitar 10 lantai yang berada di sayap kiri hotel hangus terbakar. Kami masih menyelidiki siapa dalang dibalik ini semua, karena cctv yang ada di basement semuanya sudah disabotase. Jadi kami harus mencari cctv lain yang berada di sekitar sana."

"Syukurlah tidak ada korban jiwa, tapi yang luka-luka sudah ditangani dengan benar kan Gio ?" tanya Lea, "Sudah Nona, semua yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dan langsung mendapatkan perawatan terbaik sesuai dengan perintah Tuan Dean. Nona tidak perlu khawatir, ini sudah biasa terjadi jika seseorang memiliki banyak musuh" Lea mengangguk paham dengan tangan yang terus-terusan mencengkram pinggiran dressnya. Dia sangat khawatir mengenai musuh Dean yang pastinya sudah terlampau banyak. Jika ini dianggap hal biasa, maka pasti ada yang lebih mengerikan dari ini. "Kumohon Tuhan, lindungi Dean apapun yang terjadi dan dimana pun dia berada." batin Lea.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, akhirnya Lea tiba di mansion keluarga Edgardo. Sepertinya penjagaan semakin diperketat karena dia melihat sekitar ada 10 bodyguard yang ada di pintu utama yang biasanya hanya dijaga oleh 3 bodyguard saja.

Sebelum turun Lea sempat bertanya, "Berapa bodyguard yang ada disini Gio ?" melihat rekannya yang sibuk dengan handphonenya, akhirnya Bill lah yang menjawab, "Sekitar 50 orang Nona, dan tentu ini atas perintah Tuan Dean. Beliau tidak ingin keluarganya tidak aman." "Oh baiklah, terimakasih untuk jawabannya." Bill melepas seat belt nya dan sedikit berlari untuk membukakan pintu untuk Lea.

Setelah Nona mudanya itu benar-benar masuk ke dalam manison, Bill kembali masuk ke dalam mobil. Gio kembali menekan pedal gas, namun sekarang tujuannya adalah markas Vard. Dia harus menemukan dalang dari kejadian ini jika dia masih ingin tetap hidup.

----------@@@----------

PRINCE DEAN [EKS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang