#13 Training yang tak pernah berakhir

2.9K 11 0
                                    

Namaku Andre. Aku seorang murid di sekolah menengah atas di salah satu sekolah terkenal di Jakarta. Aku sadar bahwa diri aku berbeda dengan yang lainnya. Ya, aku gay. Aku sadar sejak aku duduk di bangku sekolah SMP. Sejak kelas SMP, aku mulai suka mengamati gambar-gambar cowok bertelanjang dan melakukan sex dengan cowok. Itu semua membuat ku terangsang dan ingin mencobanya. Aku memiliki teman jauh yang ternyata bi sexual, ia bernama Chandra. Ia sekolah di sekolah yang berbeda dengan aku. Aku sebenarnya sudah suka dengan dia sejak awal mengenalnya, namun dia tidak terlalu menyukai diriku karena aku mungkin bukan tipenya. Aku sering sekali terangsang hanya dengan melihat foto-foto nya yang ku save di hape ku. Terkadang aku jadikan bahan coli.
       Beberapa minggu yang lalu, aku tidak sengaja menonton sebuah video gay yang bertemakan BDSM. Saya begitu terangsang dan ingin sekali mencobanya. Kini, saya menjadi kecanduan akan video bertemakan BDSM tersebut. Setiap malah saya mencuri-curi waktu untuk coli dengan menonton dan membayangkan kegiatan BDSM. Saya sangat tertarik untuk dijadikan sama seperti budak pada video BDSM tersebut. Kemudian saya mulai membayangkan kalau Chandra lah master saya, dan saya patuh terhadap perintah-perintahnya. Sungguh, hal yang sangat indah untuk dibayangkan.
       Beberapa waktu kemudian, saya memberanikan diri untuk bertemu dengan Chandra. Kami sudah lama sekali tidak berjumpa, dan hanya chat via social media. Kami bertemu di sebuah cafe di daerah Jakarta Utara. Kami pun berjumpa dan mengobrol panjang lebar tentang bagaimana kehidupan dan kabar kami masing-masing. Tak lama kemudian, Chandra berkata bahwa 4 orang teman-teman nya akan berkunjung juga ke Cafe tersebut. Ia bertanya apakah aku keberatan, dan tentu aku menjawab tidak. Untuk memastikan, aku bertanya siapakah teman-teman nya itu. Chandra berkata bahwa teman-teman nya itu semua gay, dan merupakan teman-teman baik nya sejak lama.
       Aku sempat senang karena aku bisa berkenalan dan mungkin diantara mereka ada yang ingin menjadi master ku. Namun di lain sisi, aku sangat takut dan merasa canggung, karena aku memang bukan orang yang bertipe sosial. Aku tidak populer di sekolah dan terkadang merasa canggung apabila berkenalan dengan orang baru. Tak lama kemudian, mereka pun tiba. "Woy Chandra!" sapa seorang teman Chandra yang terlihat seperti sudah kerja. Namanya adalah Abraham. Ia seorang gym trainer di salah satu tempat fitness terkenal di jakarta. "Haha, eh lo toh bram ?!" balas Chandra. "Kenalin nih temen gua, Andre". "Halo Andre, gua Abraham" kata Abraham sambil menyalami tangan ku. "I .. i .. iya, gua Andre" balas ku begitu kaku.
       Abraham pun duduk dan kemudian memesan beberapa makanan di cafe tersebut. Tak lama, William dan Jason pun tiba. Mereka berdua adalah teman-teman Chandra. Aku pun kembali berkenalan dengan mereka dan kini merasa sudah tidak terlalu canggung. Setelah 1 jam berlalu, aku sadar bahwa tadi Chandra berkata bahwa akan ada 4 teman nya yang datang, tapi hanya ada 3 saja daritadi. "Chan, temen lu satu lagi mana?" tanyaku. "Ooh ya! Eh Will, si anjing itu dimana? haha" "Dia gua tinggal di mobil bro, haha sukur tuh kepanasan gua jemur" jawab william. Mereka semua tertawa dan aku pun bingung.
       "Loh .. anjing? Maksudnya apa?" tanya ku penasaran. "Iya, gua cuma bercanda dre. Temen gua yang sebenernya cuma ada 3. Anjing itu maksudnya si dennis." jawab Chandra. "Dennis? siapa tuh?" tanya ku. "Eh sssh! Chan, lo gila ya ?! Nanti kalo lo kasih tau dia, dia bisa aja laporin kita ke polisi !" bisik Jason kepada Chandra. "Udah tenang aja, dia temen baik gua, sebentar lagi gabung lah sama kita, haha. Gua ketemuan sama dia ini juga ada maksudnya, buat ajak dia jadi pemilik baru bagi Dennis. Biar Dennis makin menderita haha." "Yaudah atur aja deh bro!" jawab Jason kembali.
       "Dre, sebenernya, selain gua mau ketemu sama lu disini, gua juga mau bilang sesuatu yang menarik." "Apaan chan?" tanyaku penasaran. "Gini loh, sebenernya kita itu dulu punya temen namanya Dennis. Dennis itu udah kaya sodara kita semua. Dia itu akrab bgt, terutama sama gua. Dennis dan gua bahkan dulu sempet pacaran lama banget. Terus suatu hari, dia tega banget sewaiin gua ke om-om demi duit. Dia bilang dia kepepet gitu. Dia bius gua dan bawa gua ke hotel buat dipake sama om-om. Akhirnya kita putus dan gua ketemu sama temen-temen gua ini. Kita pasang strategi buat culik denis dan jadiin dia budak kita semua supaya dia tau rasa. Balas dendam gua terpenuhi, dan temen-temen gua pun seneng bisa punya mainan buat dipake kapan aja hahaha. Jadi gua sebenernya mau ngajak lu buat ikut kita, jadi master atau tuan bagi si dennis, anjing kita. Lo mau ga?" kata Chandra.
       Aku pun berkeringat dan bingung harus menjawab apa. "Hmm .. mm .. aduh chan, gua harus ke toilet nih kebelet bgt sbntr ya" jawab aku. Aku pun segera ke toilet dan berusaha untuk menenangkan diri. Tak lama, suara pintu toilet yang dibanting pun terdengar .. langkah kaki yang begitu banyak mendekat kepada ku. Sebuah tangan menutup hidungku sehingga aku pingsan dibius. Aku pun kehilangan kesadaran. "Mmmmph! Mmmm!" aku tersadar dan melihat sekeliling. Aku sadar aku berada di sebuah mobil yang sedang berjalan. Aku berada di baris ketiga, yaitu baris paling belakang dengan keadaan tangan terikat dan mulut disumpal kaos kaki. Begitu bau rasanya kaos kaki ini, pikirku.
       "Eh Chan, dia bangun tuh." kata seseorang yang suaranya familiar, seperti suara Jason. "Pagi, sayang. Gimana tidurnya? Kita sekarang lagi di jalan menuju tempat rahasia kita, dimana lo bakal kita siksa karena berusaha kabur. Lo sadar gak sih, lo udah kita kasih hati malah minta jantung. Sekarang nasip lo gak jauh dari menjadi seorang budak. Sorry ya bro, jujur ya, kita udah incer lo sejak lama. Kalo pun di hari itu lo jawab kalo lo mau jadi master nya Dennis, ujung-ujungnya lo bakal berakhir disini juga dengan kondisi kaya gini hahahaha. Siap-siap buat menderita"
       "Mmmmm! Mmmm!" aku berusaha untuk berbicara. Aku tidak menyangka, hidupku sebagai budak pun akan segera dimulai. Tak lama, mobil berhenti dan aku pun diturunkan dengan kasar. Penutup mata ku dibuka. Aku melihat sekeliling, seperti berasa di daerah perkampungan yang sangat jauh dari kota. Terdapat sebuah rumah besar dengan tembok tinggi dan kawat. Aku sadar, aku akan dibawa ke dalam dan tidak dapat keluar lagi. Aku dibawa ke sebuah ruangan yang sempit sekali, rasanya ruangan tersebut berlokasi di bawah tanah (basement) tempatnya lembab dan sempit. Di dalam ruangan tersebut tidak ada apa-apa. Ruangan itu hanya berukuran sekitar 4x4 meter dengan jendela kecil di atas sebagai ventilasi. Suasana nya sangat remang-remang, aku bahkan hampir tidak bisa melihat karena penerangan yang kurang. Aku ditelanjangi dan tangan ku di ikat lagi pada sebuah rantai yang menempel di sudut tembok. Aku pun mencoba melepaskan diri dari ikatan yang begitu kuat, namun aku pasrah dan akhirnya tertidur lemas.

SESAMA Kumpulan Kisah Dewasa 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang