"Daddy, hari ini kita jadi ke mall kan? Sepatu vano sudah jelek dad" Ucap Jevano pada Jefrey yang tengah menikmati sarapan
"Tas Vino juga sudah tidak bagus dad, Vino mau ganti tas baru, boleh dad?" timpal Jevino ikut meminta pada Jefrey
"Boleh kok, semua yang Vano dan Vino mau, nanti kita beli ya" Balas Jefrey menyetujui permintaan anak-anak sembari tersenyum pada keduanya.
"Yeay, Thanks dad" seru Jevano dan Jevino bersamaan.
Sesuai permintaan anak-anak, siang ini kami pergi ke mall, membeli semua kebutuhan kedua putra kami.
"Kita mau cari apa dulu sayang?" Tanyaku pada keduanya
"Tas/Sepatu" seru mereka saling bersautan
"Sepatu dulu Vino" seru Jevano pada Jevino
"gak, tas dulu vano" balas Jevino tak ingin kalah
Dan perdebatan antar keduanya pun tak dapat kami hindari, beginilah jika mereka memiliki keinginan yang berbeda, mereka akan berdebat sampai salah satu dari mereka mengikuti kemauan yang lainnya. Sebagai ibunya, aku tak pernah memisahkan ketika mereka berdebat, aku akan menunggu sampai akhirnya mereka lelah, dan berhenti dengan sendirinya.
"Lucu banget ya, lihat mereka berdebat gini" ucap Jefrey yang sedang memandangi kedua putranya yang tengah berdebat
"Tiap hal yang mereka inginkan berbeda, mereka kan selalu begini, mas" balasku tersenyum tak melepaskan pandangan dari putra kembarku itu.
"berapa lama lagi mereka berdebat? Kita sekarang jadi pusat perhatian pengunjung lainnya"
"dalam hitungan ke-5, mereka akan segera berhenti. 1 2 3 4 5" seruku masih dengan memantau perdebatan si kembar. Yang kemudian setelah aku behitung, merka benar berhenti berdebat.
"sudah?" lanjutku bertanya pada keduanya, dan respon mereka selalu sama, memberikan senyum lebar hingga gigi-gigi rapih mereka terlihat.
"Jadi mau beli tas dulu, apa sepatu?" Tanya Jefrey pada keduanya
"Tas" seru keduanya menjawab pertanyaan Jefrey
Setelah keduanya bersepakat untuk membeli tas dahulu baru setelah itu sepatu, kami segera saja menuju toko yang mereka inginkan untuk mencari barang-barang yang mereka inginkan. Dan setelah mendapatkan yang mereka inginkan, kami memutuskan untuk singgah makan.
"Dad, kita kapan lagi liburan ke luar negeri? Vino ingin liburan ke Disneyland" seru Jevino sembari menikmati makanannya.
"Benar dad, terakhir kita ke luar negeri saat ulangtahun kita yang ke-5 kan? Sekarang kita sudah 8 tahun" balas Vano
"Daddy kan sibuk sayang, belum ada waktu untuk liburan ke luar negeri, nanti kalau ada waktu pasti kita liburan lagi" ucapku memberi pengertian pada keduanya
"Sabar ya sayang, nanti kalau udah ada waktu pasti kita liburan lagi" jawab Jefrey sembari mengusap rambut keduanya.
"Janji??" seru Jevano dan Jevino bersamaan yang di anggukan oleh Jefrey.
"Papa" panggil anak kecil pada Jefrey yang tentu membuatku bingung
"Papa, papa kemana saja? Kenapa papa tidak pulang-pulang?" lanjut anak kecil itu yang membuatku semakin bertanya-tanya, sementara Jefrey menunjukkan wajah kagetnya.
"Mas" panggilku pada Jefrey dengan tatapan penuh tanya
"Kamu siapa? Ini daddy ku, bukan papa kamu" seru Jevino menatap aneh anak kecil itu
"Bener kok, ini papanya Jajli. Papa, kakak ini siapa?" ucap anak kecil itu yang masih kekeh mengakui papanya
"Mas, tolong jelasin. Gak mungkin dia kekeh ngaku kamu papanya" seruku menatap Jefrey penuh tanya dan kecewa.
"Jazli" seru seorang wanita yang mendekat kearah kami
"Yumi" ucapku tak percaya, kemudian menatap Yumi dan Jefrey bergantian.
"Mama, kenapa papa sama kakak itu? Kenapa papa gak pulang kerumah?" tanya anak kecil itu kepada Yumi selaku mamanya.
"Mas!!" Kesalku sehingga berteriak pada Jefrey, sementara Jefrey hanya memasang wajah bersalahnya.
Jazli
Yumi