15

1.9K 168 15
                                    

Malam ini gue cuma diem-dieman doang sama Ikhsan. Gatau tuh anak,diem mulu kayak patung. Karena gue gengsi,yauda gue diem juga lah haha.

Gue lirik dia yang lagi sibuk di meja belajarnya,sementara gua yang duduk di atas kasur,meluk lutut sambil lihatin dia doang.

Akhirnya gue nyerah,gak enak kalau diem-dieman begini. "San?"

"Heemmm?"

Asu. Jantung gue,mau lompat. Oke,gue gelengin kepala kecil sambil masih liatin punggung dia.

"Brandalan tadi kesini?"

Gue ngernyit gak tahu,siapa nih berandalan? Idar apa Dapid? Dua-duanya kan berandalan haha. Nih anak kalau udah nandain orang,udah gabakal bisa sopan lagi sama orang itu. Baru paham.

"Ida--"

"Bukan. Topan,"

Gue ngangguk doang,terus ganti posisi jadi senderan di tembok,selonjorin kaki. "Iya,tapi--"

"Kamu diapain?"

Gue terkekeh,lagian kalau gue bilang Ikhsan bakalan ngapain? Kagak ada,ya itu jawabannya.

"Gapapa,udah beres. Easy,"

Dia tiba-tiba turun dari duduknya,terus meluk gue yang lagi syok bin terkaget-kaget disko ini. Apaan nih?

"Ap--"

"Diem atau aku cium sekarang."

"H-hah?"

Cowo sundere begini amat ya.  Tapi gapapa,bau Ikhsan. Gue nempelin hidung di curuk lehernya sambil ketawa kecil,makin kuat aja baunya. Pake jampi-jampi nih anak. Selang beberapa detik,Ikhsan lepasin pelukannya terus natap gue. "Tidur sini aja,"

"S-sekarang?"

Ikhsan ngangguk. Tangannya kini malah gosok-gosok kepala gue. Bukan goskk mesra,tapi dia kayak dokter yang meriksa pasiennya.

"Tenang,gak bocor kok."

"Terus kenapa bisa benjol?"

Gue nyengir doang,"Tadi dia mukul--"

"Pake apa?"

Gue geleng cepet. "Gapapa,"

"Bilang."

"Kenapa lo pengen tau? Kan gamau jadi pacar gue,"

Ikhsan diem doang,terus lihat gue lagi. "Temen  kan kudu saling bantu,"

"Temen bisa jadi demen loh,"

"Enggak."

"Terus meluk-meluk ngapain?"

Ikhsan gelengin kepala. Dia malah mukul kepala gue pelan,terus duduk di sanding gue.
Kita berdua sama-sama natap meja belajar doang sekarang. Mampus kan lu,lagian sih.
Gue kan butuh kejelasan ya kek cewek.

"Gimana kalau kita main?" Tawar dia.

Gue noleh, "Main apaan malem-malem? Ntar setan bisa ikutan."

Wajahnya datar,gak ada ekspresi sama sekali si Ikhsan. "Siapa yang jatuh cinta duluan,dia berhak pergi duluan juga."

"Lah gue dong? Gue udah jungkir balik cinta sama lo ini mah,"

Ikhsan senyum tipis,dia gelengin kepala. "Belum."

"Dih kurang bukti lo?"

Ikhsan noleh dan natap gue. Dia mainin lidahnya di dalam mulutnya sendiri sambil natap gue,"Kutang."

"HAH?"

Dia tertawa setelah lihat wajah gue yang gak bisa dijabarin lagi ini. Lagian,dia napa pake sebut kutang sih.

fall in love with ketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang