4

2.7K 260 17
                                    

[name] berlari kecil melihat teman atau pacarnya, entahlah, keluar dari sebuah ruangan dari gedung bertingkat di seberangnya.


Nafasnya tersenggal, hatinya berdebar, ia ingin tahu segera apa keputusan dari orang tua yang tadi ditemui oleh Kokonoi di dalam sana.






"Gimana, gimana?!"






"Hei... sabar dong, baru juga sampai" Kokoni tertawa kecil melihat [name] yang nampak panik dan tidak sabaran itu. Ya sudah pasti, karena ini adalah jawaban yang ia nanti - nantikan.





"Kamu dipindahin ke tempat magang aku! Yeay!"



Kokonoi mengepalkan kedua tangannya di atas sebagai lambang kemenangan, begitu pula dengan [name] yang kini nampak lega dan sungguh senang, ia sampai melompat - lompat kecil saking senangnya.





"Lusa langsung masuk loh. Tapi tenang aja, aku sudah minta sama senior di sana biar kita ditugasin bareng - bareng, hehe"




[name] bergegas memeluk Kokonoi yang sedang tertawa puas. Lelaki yang awalnya tak menduga hal itu hanya tersenyum kemudian memeluk balik [name].






"Eh, kamu udah mandi kan?" ucap Kokonoi yang rupanya langsung membuat [name] melepaskan pelukannya.




"Apaan sih, kok nanya gitu?!"





Jelas sekali [name] merasa tersinggung. Padahal ia sudah mandi pagi - pagi sekali dan mengenakan lotion kesukaannya, tapi kenapa lelaki aneh ini masih bisa bertanya soal itu.







"Y-ya, nggak... wangi kamu beda..."




"Maksudnya sekarang aku bau?"










Sementara dua orang itu sibuk beradu mulut, seorang lelaki sedang sibuk berdiam diri di ruangan pribadinya.


Bukan tanpa alasan, ia sedang menyusun rencana lain yang akan membuat perempuan incarannya tidak bisa pergi jauh meski jarak mereka sudah tak sedekat sebelumnya.





"Ini"






Tangan Kana menyerahkan selembar amplop putih yang berkepala logo kampus tempat [name] menimba ilmu.





"Terima kasih" Mitsuya menerima amplop itu, Kana segera menundukkan kepalanya kemudian kembali ke tempatnya berjaga.





Seperti yang ia duga, [name] pada akhirnya dipindahkan tempat magangnya dengan alasan kurangnya korelasi antara tempat ini dengan bidang yang sedang [name] pelajari.


Ya memang benar, penempatan [name] di butiknya ini saja kemarin murni karena kesalahan [name] sendiri yang mengira kalau di butik ini akan ada setidaknya proses photoshoot atau kegiatan pengiklanan produk.





Sedangkan Mitsuya sendiri yang sudah memiliki banyak klien besar, tidak perlu berjuang habis - habisan lagi untuk memasarkan produknya. Cukup memberikan selembar pakaian pada seorang selebritis, maka selebritis itu yang akan memasarkannya dengan sekedar mengenakan produk Mitsuya.

Dijamin, semua orang akan langsung terpesona dan pasti produk itu akan sold out dalam hitungan menit.




Mitsuya duduk di kursinya, dibukanya kembali pesan singkat dari bawahannya. Tangannya kemudian menghambur tumpukan surat undangan dari para kolega dan teman - teman dekatnya.





Zoilist | Mitsuya Takashi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang