Delapan Bulan

12 0 0
                                    

Tepat 8 bulan yang lalu, sikapmu yang manis, romantis dan tulus, meluluhkan prinsip yang aku pegang setahun terakhir ini.

Iya, setahun terakhir ini, karena belakangan, prinsipku ini juga mulai memudar, tatkala hadir seseorang yang pada akhirnya justru menimbulkan luka yang mendalam. Alhasil, setelah kejadian tidak mengenakkan itu, aku kembali pada prinsipku yang awal, yaitu tidak ada pacaran sebelum pernikahan.

Tapi, kehadiranmu tepat 8 bulan yang lalu, meluluhkan semuanya. Mas Ilham, begitu aku memanggilnya. Seorang laki-laki dewasa, berwibawa, mempunyai tatapan mata yang tajam, dengan pembawaan yang tenang. Seorang laki-laki yang aku kenal dari salah satu organisasi ekstra kampus yang aku ikuti. Seorang laki-laki yang terkenal akan berbagai ceritanya. Seorang laki-laki, yang belakangan ini aku ketahui bahwa dia adalah laki-laki yang tak cukup mempunyai nyali yang tinggi.

Dan aku, Hawwa Aqila Zalfa. Orang-orang dan teman-teman terdekatku biasa memanggilku dengan nama Hawwa. Aku seorang mahasiswi, di salah satu perguruan tinggi di kota kreatif sedunia.   Kata orang, aku adalah kader yang militan, tapi aku rasa, sematan itu pantas untuk disematkan di aku yang dulu, iya, Hawwa yang dulu, bukan Hawwa yang sekarang.

Aku yang sekarang lebih banyak diam, tidak berenergi untuk menjalankan aktivitas yang banyak, lebih suka menyendiri dan menyibukkan diri, dan lebih sering menghabiskan waktu untuk memikirkan seseorang yang karenanya hidupku berubah seperti sekarang.

Aku masih ingat, 8 bulan yang lalu, sikapnya mas Ilham belum sedingin sekarang, mas Ilham masih menjadi laki-laki yang baik dan perhatian. Mas Ilham juga masih menjadi laki-laki yang suka mengungkapkan rasa sayang yang dia rasakan. Berbeda dengan mas Ilham yang sekarang, bahkan setauku, mas Ilham yang sekarang, perasaannya sudah berubah, menjadi biasa saja.

Dan pada akhirnya, aku menyadari, bahwa mas ilhamku telah berubah dan hilang..
Aku tak mengenalinya, dia bukan mas ilhamku yang dulu, dia bukan mas Ilham yang aku temui waktu itu, mas Ilham sekarang, sangat asing bagi diriku, dan aku, dituntut oleh waktu, untuk menerima perbedaan itu.

------------------------------------
Follow Ig :
@evisofyani

Hawwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang