Rumor; Part 5

217 38 10
                                    

Ethan langsung kalangkabut begitu tidak ada balasan dari Gwen. Aduh gimana ya kalau Gwen nganggep hubungan ini putus???

Anjing banget yang up di base siapa sih?!

Mana dari tadi Edwin juga ngerecokin mulu minta penjelasan ya kan memang Ethan tidak ada apa-apa sama si adek kelas itu, kebetulam aja arah tujuan mereka sama jadi sebagai orang baik ya Ethan tebengin aja.

Ethan mendengus gusar ketika panggilan yang entah keberapa kali itu tidak diangkat Gwen.

Ini si Gwen marah beneran?!

Kemudian lelaki itu membaca pesan yang baru masuk dari Irene.

Irene: Gwen kalau marah emang diem, lo beliin makan kek bujuk aja. Semoga luluh anaknya.
Irene: Gue udh chat juga gak di bales, jarang2 soalnya dia gak bales chat anaknya tukang hapean.
Irene: Semangat adek ipar

.

Menuruti saran Irene sekarang Ethan udah didepan rumah Gwen, dia diam sebentar sambil sekali lagi nelpon supaya cewek itu keluar rumah ya masa Ethan yang masuk terus tiba-tiba ngenalin sebagai pacar ke keluarganya apa gak makin ngamuk tu orang?

Tapi disisi lain Ethan juga ngerti sih kenapa Gwen marah, kalau posisinya dibalik dia juga pasti kesel dianggap diselingkuhi dan dikasihani sana-sini plus aja juga yang jelekin Gwen katanya jadi pacar gak becus ya padahal hubungan aja gak ada.

Toh Ethan juga sering kesel kalau ada yang terang-terangan naksir Gwen, gak tau sebel aja bawaannya, inget gak si Gilang yang sengaja lelaki itu panasin? Itu salah satunya.

Telponnya gak diangkat, lagi.

Akhirnya setelah meyakinkan diri Ethan keluar dari mobil sambil bawa semua makanan yang dia beli, terkhusus tidak lupa adalah jus alpukat.

Perhatian Ethan yang nunduk ke hape langsung teralihkan begitu mendengar suara, beberapa meter didepannya Ethan menemukan Gwen yang lagi goes sepeda.

Alis Gwen menyergit begitu mata mereka bertemu.

Suara decitan ban sepeda dengan aspal terdengar dramatis saat Gwen berhenti tepat di hadapan Ethan.

"Ngapain lo disini?" Tanya Gwen ketus, jujur sih Gwen masih kesel.

"Mau minta maaf plus mau jelasin semuanya, gue gak mau lo salah paham." Balas Ethan cepat.

Gwen menghela nafas berat, maunya sih ngusir tapi dipikir lagi Ethan nih bukan pacar benerannya dia loh jadi gak bagus juga marah lama.

Akhirnya gadis itu mengangguk, "Duduk sono di teras, gue mau nyimpen belajaan dulu." Gwen lanjut menggoes sepedanya sampai garasi, dibelakangnya Ethan berjalan menuju kursi di teras dengan membawa semua makanan yang sudah ia beli.

Tak lama Gwen datang lagi dari dalam rumah dengan membawa jus jambu kotakan.

"Minum." Ucap Gwen sambil menyimpan jus itu di depan Ethan.

Ethan tersenyum sambil berucap terima kasih.

"Jadi hm gue minta maaf karena bikin lo kesel, jujur gue paham, karena setelah dipikir-pikir gue juga akan sama marahnya kalau ada di posisi lo." Ethan yang anaknya to the point jelas langsung bilang ke intinya.

"Gue berpegang teguh sama kesepakatan kita kok untuk terus dalam hubungan ini selama kita SMA karena jujur gue gak ada rencana untuk punya pacar."

Gwen masih diam, dia mendengarkan Ethan dengan seksama sambil melirik banyaknya makanan yang lelaki itu bawa.

Ini mau nyogok apa gimana?

"Cewek itu adek kelas, anak basket juga, dia mau beli sesuatu di mall deket rumah gue karena searah gue tebengin aja terus barengan sama nyokap yang nitip belanjaan jadi kesannya barengan padahal pas udah masuk mall kita pisah kok."

Nada suara Ethan menjelaskan kalau dia sudah selesa bicara dan saatnya Gwen bicara.

"Okay gue paham, gue cuma kesel aja orang-orang memperlakukan gue sebagai korban terus dikasihani sana sini, para buaya juga dateng lagi anjir bilang kalau mending sama mereka daripada sama lo yang tukang selingkuh."

"Hah? Ada yang begitu?!!" Ini Ethan kebawa emosi beneran.

"Iya makanya gue males pegang hp, lo ada ngehubungin gue?" Tanya Gwen sambil membuka kotakan jus miliknya.

"Gak keitung deh berapa kali gue nelpon sama chat, gue beneran takut lo marah terus ngumumin putus." Ethan jujur, soalnya setelah mereka 'jadian' cewek-cewek yang deketin dia berkurang drastis walau ada aja yang tetep deketin.

"Gue tuh gak akan ngambil keputusan sepihak kok. Terus inget ya gue bukannya marah gara-gara cemburu atau apa nih, lo ngerti kan?"

Ethan mengangguk, "Ngerti kok gue. Terus ini buat lo."

Ethan nyodorin semua plastik yang dia bawa, Gwen membuka semuanya dengan mulut menganga.

"Banyak banget buset." Komentar Gwen itu bikin Ethan tertawa, "Lo udah makan belum?"

"Belum."

"Yaudah makan bareng aja lah gue gak bisa ngabisin ini semua. Di rumah juga cuma ada gue doang."

Malam itu keduanya baikan, juga untuk pertama kali makan berdua yang diisi dengan pembicaraan hangat.

Tanpa mereka sadari pembicaraan hangat itu juga membuat perasaan mereka ikut menghangat juga.

Dan mari kita lihat bagaimana takdir untuk keduanya.

...
Bonus buat pembaca wattpad;

Bonus buat pembaca wattpad;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rumor- AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang