Sampailah mereka di Pinwheel, planet bagi para penyihir berdarah murni. Di planet ini, Kerajaan Seatland sangat terkenal daripada kerajaan lainnya. Kerajaan yang berdiri megah dan makmur ini dipimpin oleh seorang raja yang sangat tampan bernama Raja Newt Malfoy dan seorang ratu bernama Hera Malfoy. Namun, di tengah kemakmuran kerajaan ada kabar bahagia yang tak kunjung datang. Selama bertahun-tahun mereka belum mendapatkan keturunan bagi penerus kerajaan. Rumornya karena mereka menikah bukan atas dasar cinta melainkan perjodohan politik.
----------------
Setelah sampai, mereka berteleportasi menuju kediaman Draco.
"Jika dia belum berpindah rumah, kuyakin ini adalah rumahnya," ucap Ben setelah mereka sampai di depan gerbang rumah yang besar, bisa dibilang ini bukanlah rumah namun mirip seperti istana berukuran sedang? Mereka melihat rumah besar yang sangat sepi itu dan bahkan terlihat tak terurus.
Tiba-tiba gerbang besar itu terbuka sendiri seperti mempersilahkan mereka untuk masuk. Luke masuk terlebih dahulu diikuti oleh Ben, Mione, dan Cedric. Sangat sunyi, seperti tidak berpenghuni.
"Apakah kau yakin ini rumahnya Ben?" tanya Cedric karena Ia merasa ragu jika ada makhluk hidup yang menghuni rumah ini.
"Ya, aku sangat yakin bocah! Namun, dulu rumah ini sangat asri mengapa menjadi tak terurus seperti ini?" jawab Ben. Pasalnya, Draco merupakan anak dari keluarga Weasley, keluarga yang sangat terkenal dengan kekayaannya dan usaha nya di bidang pertambangan.
"Sudahlah masuk saja dan buktikan sendiri," timpal Mione menyusul Luke yang sudah jauh di depan. Ia bisa stress menndengar ocehan si tua dan muda itu. Lebih baik Ia pergi dari keduanya.
Lalu Luke membuka pintu rumah besar itu, Krieetttt..... Ia melihat di depannya terdapat seseorang yang tinggi dengan rambut putih panjang dan balutan jubah mewah. Dari balik jubahnya, Luke sudah bersiap memegang pedang jika suatu yang buruk terjadi begitu pula dengan Mione.
Luke terkejut lantaran laki-laki itu berbalik, dan memanggil namanya "Luke Malfoy, anak dari Newt Malfoy dan Gwen Scamander," ucapnya sambil mendekat ke arah Luke.
"Siapa kau? Apakah kau Draco, teman ibuku?" tanya Luke.
"Santailah nak, aku bukanlah orang jahat. Aku....." ucapnya terpotong setelah mendengar teriakan nyaring dari belakang.
"DRACOOO, AKHIRNYAA AKU BISA BERJUMPA LAGI DENGANMU..." teriak Ben menghampiri Draco dan memeluknya. Draco yang dipeluk tiba-tiba pun terkejut. Sungguh momen yang mengharukan bagi Ben, namun tidak dengan mereka. (Poor Ben)
"HEY BODOH, AKU BISA MATI KAU PELUK SEPERTI INI!!" teriak Draco melepaskan pelukan penuh dramatis itu. (Sabar ya Draco gantengku punya sahabat sengklek kayak Ben)
"Apa kau tidak merindukanku, sahabatmu paling tampan ini?" ucap Ben menyombongkan diri. Luke, Mione, dan Cedric rasanya ingin muntah mendengar itu. Percaya diri sekali teman bibinya itu.
"Tidak, dan berkacalah sebelum berbicara. Bahkan parasku jauh lebih tampan daripada wajahmu yang hampir berkerut," ucap Draco sangat sangat mengiris hati dan tajam. Luke, Mione, dan Cedric pun tertawa mendengar itu. Berbeda dengan Ben, wajahnya sudah tertekuk seperti anak kecil yang marah kepada orang tuanya.
"Hahahaha, bercanda kawan. Ayolah kita sudah lama tak bertemu," ucap Draco merangkul sahabatnya itu yang terlihat sudah menetralkan raut wajahnya kembali. Ketiga remaja itu pun mengikuti langkah lelaki berambut putih itu menuju ruang tamu. Mereka duduk disana.
'Kukira tidak ada penghuninya,' batin Cedric.
'Tampan sekali orang ini, apakah dia memiliki anak? Anaknya pasti tak kalah tampan. Bisakah aku menikah dengan anaknya saja?' batin Mione. (Dasar maniak pria tampan)
"Ekhemm, aku ingin bertanya bagaimana kau mengetahui namaku dan kedua orangtua ku?" Tanya Luke menatap serius Draco. Sebab, di buku coklat itu tidak ada penjelasan mengenai Draco. Hanyalah petunjuk dan rahasianya.
"Santailah nak, kau tak perlu terkejut seperti itu. Akulah yang membantu ibu mu menyelamatkan mu dari tangan Ratu jahat itu," jawab Draco.
"Maksudnya? Sebentar, apakah diantara kita hanya aku yang tak mengetahui ini?" tanya Ben kepada Draco.
"Ya, sepertinya May belum memberitahumu, Ben," jawab Draco lalu menjelaskan segalanya.
"Dulu, ibumu dan ayahmu saling jatuh cinta namun mereka tidak mendapat restu dari raja dan ratu terdahulu karena ibumu murni manusia. Hal itu juga yang membuat ibumu memilih tetap tinggal di sini alih-alih mengikuti saudarinya. Namun, ayahmu yang keras kepala membawa lari ibumu, mereka hilang tanpa jejak. Mereka menikah 5 tahun setelah May dan Ben pergi dari Pinwheel. May dan Ben bahkan tak mengetahui pernikahan ini. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai anak yaitu dirimu, Luke. Namun belum sempat mereka bahagia, pasukan kerajaan menemukan tempat tinggal kedua orangtuamu. Mereka membawa ayahmu ke kerajaan. Beruntung ibumu berhasil kabur dan pergi ke kediaman ku untuk menitipkan dirimu padaku. Namun, ibumu ditangkap oleh pasukan kerajaan. Ibumu tak ingin kau menjadi korban, ibumu sangat menyayangi mu melebihi hidupnya sendiri. Lalu aku segera mengirim sinyal rahasia kepada bibimu di Whirlpool tentang nasib saudarinya. Bibimu segera pergi ke Pinwheel secara diam-diam untuk mengambil mu. Ia memutuskan untuk merawatmu. Karena terlalu berbahaya apabila aku merawatmu di sini," jelas Draco panjang lebar. Mereka pun terkejut mendengar penjelasan Draco terlebih Luke dan Ben.
"Jadi, bayi yang waktu itu dibawa oleh May adalah anak Newt dan Gwen. Pantas saja, wajah Luke sudah tidak asing lagi," ucap Ben. Ketiga remaja itu hanya diam mendengar penjelasan Draco.
"Lalu bagaimana selanjutnya?" tanya Luke.
"Setelah kau dibawa bibimu ke Whirlpool, kedua orangtuamu dihakimi oleh raja dan ratu. Sehari sebelum penghakiman, bibimu ingin membela ibumu, namun ibumu tidak memperbolehkannya dan menyuruh bibimu segera membawamu pergi dari Pinwheel. Ayahmu tidak mendapatkan hukuman berat, namun Ia harus menikah dengan Hera Diggroy, putri dari Kerajaan Eartland untuk memperbaiki hubungan politik kedua kerajaan itu. Ayahmu terpaksa menerima perjodohan tersebut agar ibumu tetap hidup. Setahun setelah pernikahan tersebut, kakek dan nenekmu meninggal karena usia tua. Namun sesungguhnya, Hera yang membunuh mereka dan memalsukan penyebab kematian tersebut," jelas Draco. Ia menghentikan ceritanya sejenak.
"Lalu bagaimana dengan ibuku?" Tanya Luke.
"Sabarlah nak, aku juga lelah berbicara sedari tadi. Setelah kematian kakek nenekmu, Hera menghampiri ibumu yang dikurung di menara utara kastil. Ia menyiksa dan membunuh ibumu. Ayahmu tidak dapat berbuat apapun karena seluruh penduduk di Pinwheel terkena sihir Hera, termasuk ayahmu. Ayahmu bahkan dibuat tak mengungat ibumu dan sahabatnya. Ia membuat ayahmu menuruti seluruh perintahnya saja," jelas Draco.
"Lalu bagaimana kau tidak terkena sihir Hera?" tanya Mione.
"Orang tuaku yang sedari awal mengetahui niat licik Hera, segera membuat mantra pelindung bagi seluruh keluargaku. Namun, orangtuaku tidak sempat menyelamatkan ibu dan ayah Luke. Maafkan aku Luke," ucap Draco meminta maaf.
"Tidak apa paman, aku tahu ini sudah takdirnya. Bagaimanapun juga, orang tua pasti mementingkan anaknya dahulu. Lanjutkan," ucap Luke bijak. Ya, mau bagaimana lagi semua sudah terjadi. Sekarang ia hanya ingin kematian ibu dan bibinya tidak sia-sia. Ia akan membalas semua perbuatan si rubah Hera.
"Ya, hal itu juga yang menyebabkan rumah ini seperti tak terurus. Orang tuaku membuat mantra pelindung dan penghilang ingatan, seolah-olah di dunia ini tidak ada keluarga Weasley. Namun, perusahaan keluargaku tetap berjalan atas bantuan pamanku," jelas Draco. Mereka pun akhirnya mengerti semuanya.
Setelah mendengar cerita itu, mereka segera membersihkan diri dan makan malam. Tidak lupa untuk meminum sebotol Polyjuice setelah makan. Setelah makan malam, mereka melanjutkan membahas rencana untuk esok hari menyelinap ke dalam kerajaan. Karena tidak mudah menyelinap ke dalam kerajaan, terlebih Ratu Hera amat sangat licik.
Setelah membahas rencana, mereka segera beristirahat menyiapkan tenaga untuk besok.
--------------