Kesempatan

12 4 0
                                    

○●○

Disaat diriku ingin beranjak dari kasur ada sebuah tatapan tajam yang menatapku dari jauh.
"Kau mau pergi kemana Elly?" Tanya Bella kepadaku.
"Sudah pasti ingin mengelilingi kota ini Bella, Apakah kau tidak penasaran dengan kota ini. Lihatlah banyak sekali teknologi canggih yang digunakan di kota ini!" Ucapku sambil melihat kaca besar di depan ku yang memperlihatkan sebagian kota Victoria.
"Haisshhhh..."Dia berjalan ke arahku dengan kedua tangan dipinggulnya.
"Sudah kubilang Elly ....kamu sedang sakit lihat sekujur tubuhmu banyak sekali perban dan kau ingin mengelilingi kota ini!"
"Hei Bella tidak perlu khawatir lihat diriku sudah sembuh! Apalagi luka-luka ini tidak sebanding denganku..."
Tiba-tiba Bella langsung memelukku dengan erat dan menangis dibahu kananku.Aku terdiam saat Bella menangis di bahuku.
'Apa yang terjadi.. ?' Pikirku
"Bukan itu... tapi mereka monster asing diluar sana aku takut kehilanganmu termasuk Vanya juga kalian berdua berarti bagiku apalagi kau Elly........kau hampir berubah ......"
"Berubah apa maksudmu Bella aku tetap sama
lihatlah?"Ucapku sambil memegang kedua pundak Bella.
"Kau berubah Elly .... disaat kamu pergi melawan ketiga monster itu aku melihat bola matamu berubah menjadi putih keemasan."

Flasback...
Pov Bella
Aku terkejut saat Elly berteriak dan menatapku 'MATANYA BERUBAH BAGAIMANA BISA ?!' Semua orang yang berada disekitar sama terkejutnya denganku. Dengan cepat dia berlari keluar bersama pedangnya. Aku pun terdiam melihat Elly pergi.
"Elly......"Aku merasakan tangan ibu mengelus pundakku dengan lembut dan mengarahkanku untuk duduk bersama dengannya.
"Sudahlah Bella ...."
"SUDAH BAGAIMANA IBU DIA SAUDARIKU!!"
"Aku tau Bella dia saudarimu tapi ..."
"Tapi?"
"Emang sudah waktunya Bella dia yang terpilih....." Aku pun terdiam sekaligus kebingungan apa yang diucapkan oleh ibu.
"Apa yang dimaksud ibu ?"
"Aku tidak bisa memberitahukannya Bella.."
"Ckkk.."Aku melihat Vanya yang mondar- mandir tidak jauh dariku. Aku pun berjalan mendekatinya dan memegang bahunya.
"Vanya..Apakah kau baik-baik saja ?"Dia pun menegang sedikit saat dia menatapku.
"Aku tidak apa-apa,Bella "
"Vanya..."
"Aku akan pergi ke Victoria City agar kita segera dapat bantuan dengan cepat..." Aku melihat dia berjalan melewatiku dan menghilang menggunakan kekuatan nya. Segera aku berjalan mendekati ibu dan duduk di sebelahnya.

Beberapa saat kemudian.

Vanya pun datang dengan membawa pasukan Victoria dengan jumlah yang besar . Aku melihat orang-orang yang berada sekitarku bahagia dan meneriakkan namanya dengan keras.
"Aku telah memberitahu Lyara Rita Cassandra pemimpin kota Victoria dia akan bersedia menampung banyak orang yang terluka karna serangan besar-besaran yang sedang terjadi."
Ucap Vanya kepada semua orang dan mereka sekarang bersiap meninggalkan ruangan besar ini dengan dibantunya prajurit Victoria.
Dengan cepat aku mendekatinya dan bertanya.
"Bagaimana dengan Elly?"
Dia terdiam sebentar.
"Vanya cepat katakan......"
"Maaf Bella ....kita tidak bisa menyelamatkannya..."
Seketika aku membeku saat kalimat itu terlontar dari mulut Vanya.

Plakkk....

"VANYA!!! APA KAU SUDAH TIDAK WARAS...... ELLY ADALAH ADIK KITA !! BETAPA KAU TEGA MENINGGALKAN DIA DISANA SENDIRIAN BERSAMA 4 MONSTER ITU ...."
"Maafkan aku. ini sudah keputusan bulat jika kita kesana itu akan mengancam nyawa kita , apalagi ayah sudah melarang kita untuk kesana.Biarlah ayah dan para kementrian yang akan mengurusnya." Ucap dia dengan nada datar.
"AKU TIDAK PEDULI AKU INGIN ELLY KEMBALI ....AKU KAN MENGEJARNYA!"
"TUNGGU BELLA!!!"
Segera aku berlari ke depan untuk menyelamatkan Elly dengan pedang kecil ditanganku.
"Bertahanlah Elly aku akan menyusulmu"

Setengah perjalanan ku lewati tapi tidak kunjung menemukan Elly bersama 4 monster mengerikan itu.
'Lelah..' Pikirku.
Disaat bersamaan aku melihat segerombolan burung di udara yang terbang mengarah ke selatan dimana aku berasal.
'Ada apa ini...tunggu jika burung mengarah keselatan berarti sesuatu besar terjadi di arah Utara apakah itu Elly'
Dengan cepat aku berlari kearah utara dan benar monster itu tidak hanya menyerang Alvonia tetapi kota-kota yang lainnya.

"ELLY DIMANA KAMU!"
'Tidak ada jawaban'
"ELLY!!!INI AKU BELLA!!"
'tidak ada jawaban lagi'
"Dimana kamu Elly...?"
Tiba-tiba aku merasakan getaran tanah yang sangat besar dan itu tidak jauh dari tempat berdiriku. Segera aku berlari dengan perasaan sangat cemas setiba disana aku melihat
Elly dari jauh.

Seketika sebuah ingatan muncul satu persatu di kepalaku.
'Kau tidak bisa kesana Bella itu berbahaya'
'Biarlah ayah dan para kementrian yang mengurusnya'
'Putri Bella itu sangat menarik dibandingkan putri Elly kau tau itukan?'
'Benar auranya lebih memikat'
'Kau tau..'
'Apa?'
'Putri Elly itu seperti monster '
'Heee.... benarkah?!'
'Iya ...dulu aku sempat melihat bola matanya berubah dan auranya begitu menyeramkan'
'Eeee begitu lebih baik kita dekat sama putri Vanya dan Putri Bella saja'
'Bella aku ingin kau tidak boleh menjauhiku janji ya..'
'Iya Elly aku akan janji...'
'Saudari perempuan mu Elly sangat hebat dia mempunyai kekuatan spesial untuk mengalah kan si dia..'
'Vanya aku ingin bertanya dia yang dimaksudkan oleh-'
'Kau mendengar dari siapa?'
'Sensei Zio lah'
'Kau lebih baik tidak perlu mencampuri urusan keluarga , Bella'
'Kau mengetahuinya Vanya?'
'Ti..tidak sama sekali'

"Elly.....maafkan aku..hiks..."

"Apa yang kau lakukan disini Bella?"
Aku pun terdiam saat mendengar suara dari belakang ku dengan cepat aku mengambil pedang kecil yang telah kusiapkan dan menodongkan nya kepada orang yang dibelakangku. Sialnya di saat menodongkan pedangku orang itu langsung membuatku pingsan dengan cepat.

Sebelum itu aku melihat Elly yang berubah menjadi cahaya putih yang menyilaukan.

"Elly....."

_■●□■●□●■□●■●□●■□■●□●■●□●■●□_

"Tunggu dulu kau dibuat pingsan.....sama siapa?"
"Entahlah...tiba-tiba saja aku berada di kamar nya bibi ."
"APA!!!"
"Stsss....kecilkan suaramu."
"Oke.."
Kami berdua pun terdiam hanya menyisakan kicauan burung dan angin yang berhembus pelan.
"Yang penting kau sudah aman disini...sebentar lagi aku akan pergi menemui Vanya dan ayah."
"Iya.. sekarang aku akan aman."Ucapku dengan pasrah.
"Hmm baguslah."
Aku pun kembali ke kasurku dengan tatapan murung.
"Elly"
"Iya?"
"Jawab pertanyaan ku secara jujur"
'Aneh..... biasanya Bella tidak menanyakan sesuatu secara tiba-tiba..........apa jangan-jangan!' Pikirku.
"O..oke Bella"
"Ini adalah pertanyaan serius. Apakah kau tau tentang si dia?"
'Dia.... apa yang dimaksud Bella?'
Aku pun diam dan tidak menjawabnya.
"Oke...bagaimana dengan gambar yang ada dipunggungmu?"
'Mampus kau Elly!!!' Batinku.
"Apa yang kau maksud Bella?" Jawabku sambil tersenyum.
"Jangan berbohong Elly , aku melihat nya sendiri dengan kedua mataku saat aku sedang mengobatimu dari bencana itu."
"Eeee itu..."
"DAN TERLIHAT SANGAT JELAS DI PUNGGUNGMU ELLY!!"

Tok...tok..tok
"MASUK!!" Ucapku
"Maaf mengganggu nona Elly kami disini untuk memanggil nona Bella."
"Oh begitu..apakah para kementrian sudah pergi?" Jawab Bella dengan nada yang kembali lembut.
"Iya nona"
"Hmm baguslah antar aku kesana ya"
"Baik nona Bella."
Disaat itulah aku menatap Bella yang sedang menghela nafasnya.
"Oke ..maaf aku terlalu memaksamu untuk menjawab semua pertanyaanku."
"Oh tidak apa-apa Bella" Jawabku sambil tersenyum lagi.
"Baiklah aku akan pergi dan ingat kau harus berada disini jangan pergi kemana-mana mengerti?"
"Oke aku akan mematuhi perintahmu."
"Baguslah"
Dia pun langsung meninggalkan kamarku dengan diikuti dua pelayan tadi.
"Hampir saja"
'Mengerikan juga saudarimu itu'
"Yah begitulah"
'hahahahahah kenapa kau tadi tidak keluar jendela saja'
"Apa maksudmu Rya?"
'Haisshh....maksudku kau kan punya hoverboard kan? Kenapa kau tidak gunakan saja'
"Kau tau Rya itu benda sekarang sudah hancur berkeping-keping karna monster sialan itu yang menginjaknya."
'Kau kan mempunyai kekuatanku'
"Iya sih tapi...apakah itu tidak apa-apa maksudku aku menggunakan kekuatanmu untuk keadaan darurat saja."
'Baiklah aku akan menuruti perkataanmu'

Sekarang tinggal menunggu dan itu sangat membosankan bagi orang sepertiku. Aku pun menatap ke arah kaca dimana Kota Victoria berada.

Empat jam berlalu aku masih berada di ruanganku sambil bersantai di kasur.
'Kenapa kau tidak ke perpustakaan saja'
"Rya..aku sekarang berada ditempat yang belum pernah kukenali "
'Lagian semua buku disana paling sama persis yang kubaca sejak kecil'
Seketika sebuah ide muncul di pikiranku.Rya pun tersenyum seakan dia menyetujui pendapatku.
"Bagaimana jika ke tempat Sensei Zio?"
'Ide yang bagus Elly'
"Tapi....kita kesana menggunakan apa?"
'P O R T A L'
"Portal?"
'Iyap sekarang kau satukan kekuatanmu dan fokus pada tujuan yang kamu inginkan'
"Ooo begitu"
'Makanya buku nya jangan dibaca setengah saja Elly.'
"Apa hubungannya Ryaaa!!"

●○●

The Knight ExileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang