Chapter 4

17 0 0
                                    


"Tidak heran ayahmu cemas," James memberi komentar. "Tentu ayahmu kaget saat putri kesayangannya tiba-tiba ingin keluar dari penjagaannya dan berkata siap menghadapi gigitan serigala di sekitarnya. Setelah bertahun-tahun ia memanjakan dan melindungi...."

"Semua itu hanya anggapan yang absurd," Maddy menjawab dengan gusar

"Tapi benar kan!"

"Mengapa kau berkata seperti itu dengan yakin."

"Kau jelas-jelas cerminan gadis lugu dan suci."


*******


"Begitu menurutmu? Kalau begitu bagaimana dengan William?"

"Mencari kesenangan di tempat lain, supaya ayahmu menganggapnya tulus sampai cincin melingkar dengan aman di jarimu.....Ya...kalau bukan begitu bearti dia manusia berhati dingin."

"Beraninya kau?" Maddy dengan suara tercekat.

"Oh, ayolah! Walaupun kau masih muda dan polos, kau tidak bodoh. Jika kesempatan kalian untuk tidur bersama itu sangat kecil...."

Maddy tidak percaya dengan pendengarannya, pendapat James yang seolah sok tahu dengan senang hati  Maddy mengikuti alur imajinasi James " Oh, sayang itu menghancurkan pendapatmu, kami memang tidur bersama," Maddy berbohong.

Melihat rasa terkejut yang dipancarkan oleh kedua mata James, Maddy merasa gembira. Jika ia membuat James terkejut, itu setimpal dengan sikap sok tahu dan angkuh pria itu.


Beberapa saat kemudian, dengan ragu-ragu, James bertanya, "Benarkah?"

"Benar." Maddy memutuskan meneruskan permainan dengan santai ia menambahkan, "Jika kau ingin mengubah keinginanmu untuk mengajakku makan malam, setelah semua ini, aku akan mengerti."

"Mengapa aku harus berubah pikiran?"

"Karena kupikir setelah kau mendengar mengenai aku dan William, kau berubah pikiran."

"Memang benar demikian." Senyum kecil James mengirimkan semacam signal, yang membuat Maddy sedikit gemetar bukan karena udara dingin.

Ketika Maddy melihat kenyataan bahwa James menguasai situasi dan permainan dengan sangat hati-hati. "Bagaimana jika kita lanjut dengan sampanye?"

Hal itu menyadarkan Maddy bahwa ayahnya sedang menunggu mereka. Sarah dan Dimitri sedang duduk di kursi keluarga, berbicara dengan suara rendah dan langsung berhenti ketika pintu terbuka.

"Ah, akhirnya kalian datang juga!" kata Dimitri dengan keramahan yang sengaja di buat-buat.

"Maddy, sayang, kau cantik sekali. James, apakah kau bisa membantuku membuka botol sampanye ini?"

"Tentu saja," jawab James 

Seraya mengangkat botol sampanye dari timbunan es, James menarik lepas segelnya, lalu membuka tutup botolnya yang di sertai dengan letupan terkendali , menuangkan anggur berbuih ke dalam gelas sampanye.

"Sarah..." gelas pertama itu diberikan padanya.

"Terima kasih." Terlihat senyum ceria menghias wajahnya tapi terkesan di paksakan.

James mengulurkan  dua gelas yang lain dan setelah itu mengambil gelasnya sendiri, menunggu Dimitri untuk bersulang.

"Untuk putriku Maddy. Semoga ujiannya sukses." Mereka semua mengangkat gelas bersama-sama sambil berdiri dan menyesap angggur, suasana terasa hening serta canggung. Walaupun mereka berusaha berbincang-bincang santai, semua merasa lega ketika Guy masuk dan memberitahu bahwa taksi telah tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

💞💖 L O V E..💖💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang