1. birthday party

906 141 1
                                    

⚠️PERINGATAN⚠️

Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para cast!!! Mohon bijak dalam membaca!!!

________________

3 Januari 2022
________________

"Happy birthday Jisoo-yaa!!" Sorak semua orang ketika Hanbin dan Bobby membuka penutup mata itu dari kepala Jisoo.

Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Kim Jisoo. Gadis bersurai panjang itu sumringah tatkala menyadari teman-temannya membuatkan pesta kejutan ulang tahun untuknya.

"Ayo buat permohonan dan tiup lilinnya!" Ujar Bobby memeriahkan suasana. Jisoo menurut, ia menutup mata seolah sedang membuat permohonan di dalam hati.

Tak lama kemudian lilin-lilin yang bertengger diatas kue itu padam di tiup sang pemilik. Semua orang bertepuk tangan, bersorak, bersuka ria. Lantamnya suara musik membuat suasana semakin hidup. Rooftop apartment yang tadinya tenang kini menjadi bergemuruh.

"Kalian yang merencanakan ini semua?" Tanya Jisoo dengan segelas sampanye di tangannya.

Hanbin mengangguk bangga, "Bagus, bukan?"

"Tidak dengan semua dekorasi yang berlebihan ini. Adik-adikmu lah yang bertanggung jawab," Bobby melirik ketiga gadis yang sedang mengobrol di seberang mereka.

"Kami tadinya hanya ingin mengadakan pesta kecil-kecilan saja. Tetapi Lisa begitu bersemangat dengan ide-idenya. Tentu saja Jennie Dan Rosé setuju," Jinhwan ikut menambahkan.

"Mereka memang yang terbaik. Aku jelas lebih menyukai ide ini daripada ide kalian. Kalian kan tidak pandai membuat pesta," canda Jisoo.

"Hei sadarlah! Kau bukan remaja yang sedang merayakan sweet 17 dan harus diberi pesta meriah. Kau itu sudah tua! Hahaha," ejek Bobby. Pria itu memang suka sekali mengejek Jisoo.

"HEII!! Kim Bobby!! Kak Jinhwan, lihat orang ini! Begitu menyebalkan!" Geram Jisoo. Ia hanya bisa mengadu pada Jinhwan sebagai yang tertua disana. Jinhwan hanya tersenyum melihat tingkah teman-temannya itu.

"Hey, kalian! Kemarilah!" Pekik Jisoo mengajak Jennie, Rosé dan Lisa untuk bergabung bersama. Mereka semakin bersemangat.

Mereka berpesta, menari, bernyanyi, melompat-lompat mengikuti irama musik sambil merangkul satu sama lain. Persahabatan mereka bukan main-main. Walau terpaut usia dan status sosial, tetapi mereka terlihat amat bahagia bersama satu sama lain.

"Terima kasih, kalian! Aku sangat bahagia hari ini!! Mari terus bersama selamanya!!!" Ucapan Jisoo itu langsung disambut sorakan meriah dari keenam sahabatnya.

Namun ditengah euphoria yang sedang menggebu itu, terlihat seseorang yang tengah melangkahkan kakinya memasuki rooftop tempat Jisoo dan kawan-kawan berada, ia seolah sedang mencari seseorang.

Anehnya, meski sedang berada di keramaian dengan musik yang masih menggelehar, Jisoo seperti menyadari kehadiran orang tersebut. Sontak ia tolehkan kepalanya ke arah kiri. Dan benar saja, pandangan matanya langsung mendarat kepada sosok pria bersetelan jas rapih yang baru tiba disana.

Lelaki itu membalas tatapan nanar Jisoo. Manik mata mereka kini saling beradu pandang. Namun dalam sepersekian detik kemudian, mereka mengalihkan masing-masing pandangan mereka.

Jisoo tertegun.

"Mata itu, siapa dia?" Gumam gadis yang tengah berulang tahun itu sambil berusaha mengingat-ingat sesuatu.

Jisoo kembali mengarahkan pandangannya ke arah dimana laki-laki itu tadi berdiri. Sayangnya, sang lelaki sudah tak disana. Mata Jisoo celingak-celinguk melihat ke segala arah, mencari keberadaan si lelaki misterius itu.

Matanya pun mendapati sebuah siluet pria keluar dari pintu rooftop, bak sedang mengekor tuannya, "itu pasti dia," batin Jisoo menerka.

Tanpa basa basi Jisoo meninggalkan puncak keseruan pesta ulang tahunnya sendiri, mengikuti kemana arah siluet itu berjalan. Keenam sahabatnya tersentak heran.

"Kak Jisoo! Kau mau pergi kemana?!" Pekik Jennie.

Jisoo menghiraukan teman-temannya. Begitu ia melihat siluet itu berjalan menuju lift, dengan cepat Ia langsung menyusulnya, "tunggu! Tuan!"

Tapi terlambat. Pintu lift sudah tertutup. Jisoo menekan-nekan tombol dari luar, namun lift tetap tak terbuka. Sekarang lift itu sedang beranjak turun menuju lantai satu.

"Ah, sial!" Umpatnya.

Dilihatnya pintu di sudut sana bertuliskan "Emergency Exit" atau "Tangga Darurat." Dengan sigap wanita itu berlari ke arah tangga darurat tersebut. Ia menuruni tiap-tiap anak tangga seperti seekor predator yang sedang mengejar mangsanya. Penuh kecepatan.

Namun tiba-tiba, ia berhenti di pertengahan tangga antara lantai 6 dan 5. Kakinya gemetar, keringat sudah bercucuran disekitar pelipisnya, dan nafasnya terengah-engah. Baru kali ini ia menuruni tangga apartment dari lantai 20 menuju lantai 1.

"Apa masih sempat?" Hati Jisoo menjadi ragu.

Namun keraguan itu hanyalan bualan pikirannya saja. Rasa penasarannya tetaplah menang. Ia melanjutkan sesi turun tangga itu dengan lebih cepat. Tak ingin pria misterius tadi pergi begitu saja.

"Aku harus tahu siapa dia. Mata itu, kenapa aku merasa familiar dengan tatapan itu? Apa aku mengenalnya? Apa kami pernah bertemu sebelumnya?" Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dikepala Jisoo sembari kakinya melakukan pekerjaannya, berlari.

Sampailah ia di lantai satu apartment. Segera ia berlari menuju lift yang tadi turun dari lantai 20. Namun sekali lagi sayang, lift itu sudah kosong. Tanpa pikir panjang, Jisoo menghampiri lobby apartment.

"Permisi, apakah kau melihat lelaki berjas hitam keluar dari lift itu?" Tanya Jisoo memastikan.

"Ah, iya. Pria itu tadi sudah keluar gedung, Nona Jis-," jawab sang resepsionis. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Jisoo langsung melesat keluar dari gedung apartment itu.

Dilihatnya sekitar halaman gedung. Tak ada siapa-siapa disana. Hanya sebuah mobil yang hendak keluar dari area apartment.

Tunggu,

Mobil?!

Jisoo membelakakkan matanya, "itu pasti dia!" Jisoo bersiap ingin mengejar mobil tersebut. Namun,

"Hei!! Kim Jisoo!!" Pekik Lisa yang sedang berlari ke arahnya, disusul kelima sahabatnya yang lain.

"Kenapa kau tiba-tiba meninggalkan pesta, kak?" Tanya Jennie.

"Apa yang kau lakukan disini?" Sambung Jinhwan cemas.

"A-aku tadi melihat seseorang yang sepertinya kukenali. Tetapi begitu aku menyusulnya, ia sudah pergi," ujar Jisoo dengan napas yang masih terengah-engah.

"Siapa?" Tanya Lisa penasaran.

"Aku belum tahu-Aku hanya melihat wajahnya sekilas tadi. Tapi aku merasa, aku mengenalnya," jawab Jisoo lemah.

"Hei, apakah kau mabuk? Lihatlah dirimu! Kau terlihat seperti habis keluar dari sauna. Apa kau tadi melakukan jogging di lift?" ledek Bobby seolah mempertanyakan tubuh Jisoo yang penuh keringat.

"Aku tidak naik lift, aku lewat tangga darurat," balas Jisoo datar.

"Apa?!" Mereka semua terkejut mendengar pernyataan Jisoo.

"Kau turun dari lantai 20 menggunakan tangga?! Apa kau sudah gila?!" Bentak Hanbin.

"Tidak mungkin, kakimu bisa patah, Kak Jisoo," ujar Rosé khawatir.

"Kau pasti mabuk. Sudah ku bilang jangan terlalu banyak minum. Kau pasti tidak sadar, Kim Jisoo," Bobby menimpal.

"Kalian berlebihan. Aku bahkan tak apa-uhuk,uhuk," Jisoo terbatuk-batuk karena pernapasannya yang belum teratur.

"Dia benar-benar mabuk. Ayo bawa dia kembali ke rooftop. Dan pastikan kali ini dia tidak menyentuh alkohol setetes pun," perintah Bobby. Lisa, Jennie dan Rosé menganggukkan kepala, menurut.

"Pria itu, bahkan aku hanya melihat wajahnya sepintas saja, tapi kenapa aku merasa seperti sudah mengenalnya? Bagaimanapun, aku harus bertemu dengannya lagi."

-MEET YOU AGAIN-

Meet You Again || HAESOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang