4. 🔞[end]

1.3K 85 7
                                    


Nyatanya malam pernikahan kemarin mereka tidak melakukan apapun selain tidur. Bakugo sudah terlalu mabuk hingga tertidur, Todoroki hanya bisa meratapi.

___

Sepasang manik merah terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk retinanya. Dia tampak linglung sejenak. Berat di perutnya membuat ia heran. Ia mengintip sejenak, tangan besar nampak merangkul pinggang nya.

Sedangkan pemilik tangan masih tidur dengan rambut acak acakan dan wajah nya menghadap Bakugo. Ia terlihat lelap. Bakugo ragu untuk membangunkannya.

Bakugo menyingkirkan lengan besar Todoroki. Ia mengusap kedua matanya. Bakugo pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Beberapa menit kemudian Bakugo keluar dengan kaos oversize dan training hitam, dia sudah tidak memakai baju maid lagi.

Bakugo menatap ke arah kasur yang nampak Todoroki menatap nya juga.

"Mandi sana!" Ucap Bakugo

"Kenapa gak bangunin tadi? Kan bisa mandi bareng." Ucap Todoroki dengan suara serak.

"Ga mau lah.."

"Hemat air sayang."

"Gundul kau hemat air, orang kaya kok hemat air." Batin Bakugo

Tanpa aba aba Todoroki menggendong Bakugo ke dalam kamar mandi. Bakugo tersentak kaget dan mencoba melepaskan lengan Todoroki.

"Ayo mandi lagi!"

"Tidak, hey lepaskan aku!"

"Aku akan menyiapkan sarapan!"

"Kan ada yang lain,"

"Aaaa.... Tidak....!"

____

Bakugo mempoutkan bibirnya kesal. Tangan nya melipat di dada. Dirinya kini telanjang bersama Todoroki di bathup.

"Hei jangan marah... Aku tidak suka."

"Ini karena kau tau!"

Todoroki mengangkat wajah Bakugo untuk menghadapnya, mencium sebentar bibir yang manyun itu.

"Jangan marah okay?"

Bakugo diam saja, wajah nya memerah. Perlakuan manis Todoroki membuatnya salting.

Wajah gemas Bakugo membuat Todoroki turn on , ia menatap bawahnya yang berdiri tegak.

Bakugo juga menyadari itu, ia tersentak kala penis Todoroki menyentuh punggung nya. "Bakugo aku ingin."

Bakugo sebenarnya malas meladeni, tapi melihat wajah Todoroki seperti tersiksa ia tidak tega. "Sekali saja oke?"

"Tidak cukup..."

"Kalau begitu tahan hormon mu!"

"Tidak bisa, kau membuatnya bangun." Todoroki menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Bakugo. Menjilat pelan leher sang istri.

"Oke sekali saja. Ya?"

"Hmm" hanya dijawab dengan deheman oleh Bakugo. Tapi disamping itu Bakugo ragu dengan. Kata Todoroki. Perasaan nya menjadi tidak enak.

Selagi Bakugo diam tangan Todoroki merambat ke bagian bawah Bakugo. Sambil menciumi punggung Bakugo. Posisi mereka sekarang dengan Bakugo yang menyender di dada Todoroki.

Memasukan kedua jarinya ke hole Bakugo untuk pemanasan. Bakugo tersentak kaget. "Hnngg."

Meski ini bukan pertama kalinya ini tetap saja terasa aneh baginya. Bakugo menggigit bibirnya pelan, menahan desahan yang keluar dari mulutnya.

Kedua jari Todoroki bergerak di dalam Bakugo, mencari cari sebuah titik kenikmatan Bakugo. Hingga ia menyentuh sesuatu yang membuat Bakugo keluar.

"Aaahhh i-itu ...."

"Shh.... Bakugo aku masuk ya.."

Tanpa aba aba Todoroki memasukan miliknya dalam sekali hentakan, membuat Bakugo menangis kesakitan. Posisi mereka masih saling membelakangi dengan Bakugo yang menyender di dada Todoroki.

"Aakhhnn..."

Todoroki mulai menggerakan pinggulnya. Sungguh didalam sana sangat candu.

Sepertinya ia tidak akan menahan diri kali ini.











End.

Hai aing kambek
Pendek ya?

Come here maid! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang