Prolog

115 8 1
                                    

ㅤㅤ
1999

Sebuah kecelakaan beruntun menewaskan banyak sekali manusia, menimbulkan luka yang serius bagi korban selamat, dan menjadi ingatan paling menyedihkan bagi keluarga korban.

Balita berusia 4 tahun harus merasakan pahitnya takdir dunia yang membuat diri nya kehilangan kedua orang tua nya karena insiden kecelakaan tersebut. Suara tangis memenuhi ruangan dimana dua pasang insan menutup mata untuk yang terakhir kalinya.

Sedih dan sungguh pedih apa yang dirasakan balita kecil itu. Tangan kecil nya terus menggenggam erat tangan dingin dan kaku milik kedua orang tuanya. Dia belum bisa mengenakan pakaian sendiri, dia belum bisa memasak makanan untuk dirinya sendiri. Lalu, siapa yang akan mengurus dan merawat nya nanti? Dia bahkan tidak pernah merasakan sentuhan dari orang lain.

"Taeyong ssi, kemari lah nak. Apa kamu akan terus berada didekat orang tua mu? Nanti tuan Siwon dan nyonya Yoona akan ikut sedih melihat mu seperti itu" bujuk sekretaris Ayah nya, Lee Donghae.

Balita kecil itu menggeleng, dia sangat takut dengan orang asing. Walaupun paman Donghae sangat sering berada dirumahnya, tapi tetap saja mereka tidak dekat.

"Tidak ingin melihat adik kecil mu?" tanya Donghae berhasil menarik perhatian Taeyong.

'Adik kecil' sesuatu yang sudah dia idam-idam kan sejak lama. Ingin memiliki seorang adik yang lucu dan menggemaskan!

Langkah mulai mendekat kearah Sekretaris. Tangan mungil nya berhasil memegang sudut celana Sekretaris yang tinggi. Mereka berdua berjalan beriringan meninggalkan kedua mayat yang segera ditutup menggunakan kain putih untuk menuju proses pemakaman.

Bayi berbobot 3,2, panjang 53 cm dan berjenis kelamin Laki-laki, adik kandung dari Choi Taeyong telah lahir. Malang nasib nya bagi bayi yang baru berusia beberapa jam itu. Kehilangan Ibu dan Ayah nya secara bersamaan disaat dirinya baru saja terlahir kedunia.

Taeyong kembali meneteskan air matanya. Perih, sungguh perih hati nya. Mendapat dua keajaiban dalam waktu yang bersamaan. Kelahiran dan Kematian, sungguh malang nasib nya. Yang Taeyong rasakan sekarang hanyalah bagaimana caranya mengurus bayi yang baru lahir. Tidak mungkin dia akan membuang nya kan? Adik yang selama ini sudah dia nanti-nanti kehadirannya.

Donghae mendudukkan Taeyong di kursi yang ada disebelahnya. "Ingin memberinya nama, Taeyong ssi?" tanya Donghae antusias yang dijawab dengan tatapan nanar dari balita disampingnya.

"Lu-lucas..." jawab nya lirih. Lucas, nama karakter favorit nya di kartun kesukaannya.

"Wah... Nama yang bagus sekali Taeyong ssi! ujar Donghae sambil mengelur kepala mungil milik Taeyong. "Taeyong ssi harus berjanji untuk menyayangi Lucas dengan sepenuh hati ya...?" tanya Donghae dengan sedikit kekhawatiran dimatanya.

Dia tidak boleh jahat, tidak boleh bersedih karena orang tua nya pasti akan bangga jika Taeyong mampu menjaga dan membesarkan adik nya sendirian. Taeyong harus bisa! Kepalanya mengangguk kecil sambil menatap lurus kearah adiknya, Lucas.

"Donghae ssi? Aku mencari mu kemana-mana!" ujar seorang wanita yang menghampiri mereka.

"Ah Yuri ssi, maaf aku sedang menenangkan Tuan Taeyong sejak tadi. Bagaimana keadaan didalam sana?" tanya Donghae penasaran.

"Kau tau? Bukan hanya mereka berdua saja yang ada didalam mobil saat kecelakaan terjadi. Ada 3 anak balita dengan jenis kelamin Laki-laki juga bersama mereka. Aku sudah mengecek lokasi terakhir yang mereka munjungi, dan itu adalah Panti Asuhan yang berada di Ansan. Aku juga mengambil informasi dari sana dan mereka mengatakan bahwa benar Tuan Siwon dan Nyonya Yoona baru saja mengadopsi 3 anak laki-laki" jelas Yuri panjang lebar.

"Mereka mengadopsi anak?" Donghae tidak habis pikir dengan pikiran Tuan dan Nyonya-nya itu. "Anak pertamanya nya baru berusia 4 tahun dan bahkan mereka sebentar lagi memiliki seorang anak kedua, lalu apa alasannya kenapa mereka memilih untuk mengadopsi anak? Tiga! Mereka ada tiga orang Yuri!" bentak Donghae tak habis pikir.

Taeyong yang melihat kedua orang dewasa itu hanya bisa menahan tangis nya. Dia tidak paham dengan apa yang menjadi topik pembicaraan mereka berdua. Taeyong hanya takut saat Paman Donghae membentak Bibi Yuri.

"Aku juga sempat marah seperti mu, kita tau itu niat baik tapi untuk apa mengadopsi anak jika kau sudah punya anak?!" Tapi setelah aku alasannya, aku merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak sepenuhnya salah" ucap Yuri.

"Apa maksud mu? Apa yang mereka berdua rencanakan sebenarnya?" tanya Donghae masih dengan emosinya.

"Setelah aku mengecek riwayat kehamilan Nyonya Yoona, ternyata ada yang tidak beres. Lalu aku menelpon dokter kandungan pribadi keluarga mereka dan akhirnya mendapatkan jawaban. Semasa kehamilan nya, Nyonya selalu mengeluarkan darah yang cukup banyak, dan setelah didiagnosa dia mengidap kanker serviks dan itu sangat berbahaya bagi janin yang dia kandung. Dengan penuh kesedihan mereka akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak di panti asuhan untuk menggantikan adik Taeyong yang masih berada didalam kandungan. Mereka tau jika bayi diperut Nyonya Yoona tidak akan selamat" jelas Yuri dan berhasil membuat emosi Donghae mereda.

"Tapi lihat lah, bayi yang sempat dinyatakan tidak akan selamat berhasil hidup. Bahkan dia lahir dengan selamat ditengah kekacauan yang terjadi sekarang" ucap Donghae sambil mengusap dinding inkubator yang didalam nya berisi bayi mungil yang sedang tertidur pulas.

"Tidak berniat mengunjungi mereka bertiga?" tanya Yuri menyadarkan Donghae dari lamunan nya.

"Beban kita akan bertambah dua kali lipat Yuri ssi" keluh Donghae.

"Tidak, bukan kita yang punya beban tapi manusia kecil itu" tutur Yuri sambil melirik balita kecil yang masih memperhatikan adik nya sejak tadi.

"Maksud mu?" tanya Donghae curiga.

"Ya sesuai yang ada di dalam kepalamu. Dia menjadi penerus perusahaan ayah nya. Gila bukan?" tanya Yuri masih tidak percaya.

"Dunia memang sedang menggila sekarang!" acuh Donghae. "Siapa nama dari mereka bertiga?" tanya Donghae mulai antusias.

"Kim Doyoung dari korea, Chitta dari Thailand dan Winwin dari China" jawab Yuri dengan seringai dibibir kecil nya.

"HAH?!?"

𓂃VALZXCHIX

HOUSEHOLD || ABO NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang