Serendipity

120 18 12
                                    

Suara denting pemanggang roti bersamaan dengan gemerisik daging asap yang dipanggang di atas kompor adalah pemandangan dapur Aera pagi ini. Setelah sebelumnya ia sudah mengeluarkan sayuran segar dari kulkas dan membuang makanan sisa ke tempat sampah, Aera menggigit sedikit sarapannya yang sudah ia siapkan dari tadi, roti dan selai kacang, lalu menyambar dua lembar roti lagi dari pemanggang. Ia kemudian mengangkat daging, meletakkannya di meja bersama dengan sayuran dan roti.

Televisi yang sejak bangun sudah Aera nyalakan di ruang sebelah dapur masih menampilkan siaran berita lokal. Sementara Aera menyusun roti, meletakkan dua lembar selada dan dua iris tomat di atas daging panggang dan keju, mengoleskan saus tomat dan mayonais, lalu menutupnya kembali dengan roti. Selesai. Ia meraih pisau yang tidak jauh dari tempatnya, lalu memotong tengah roti lapis tersebut membentuk segitiga. Aera tersenyum puas ketika melihat pekerjaannya yang begitu rapi. Ia kemudian mengambil sisa sarapannya tadi lalu membawanya ke ruang duduk, sementara ia meninggalkan roti lapis yang baru saja ia buat di meja dapur.

"Musisi Jeon Jungkook yang baru saja menyelesaikan tur dunianya, dikabarkan tengah menjalin kedekatan dengan seorang aktris muda bernama..."

Klik. Televisi dimatikan. Kini hanya sunyi yang menghiasi unit apartemen milik Aera. Aera menghabiskan roti selai kacangnya dan menyimpan piring bekasnya ke wastafel. Ia sengaja mengambil cuti untuk hari ini dan besok, untung saja atasannya mengizinkan karena proyek yang baru saja ia dan timnya garap sudah selesai dan sukses besar. Saat ia tengah mengecek ponsel, ia mendengar suara tombol pin yang ditekan dengan cepat, lalu ketika pintu terbuka seorang laki-laki merentangkan tangannya sembari tersenyum lebar. Aera melemparkan ponselnya lalu menghambur ke dalam pelukan lelaki itu, menghirup dalam-dalam aroma yang ia rindukan dari dada bidang seseorang yang memeluknya sekarang. Namun, sesaat kemudian ia melepaskan pelukannya dan bibirnya mengerucut sebal.

"Hei, kenapa?" tanya Jungkook. Aera tidak menjawab, bibirnya masih mengerucut dan kedua maniknya mengikuti pergerakan Jungkook yang sibuk, melepaskan segala apapun yang melekat di dirinya. Melepas sepatu dan kaus kaki, tas dan kemeja motif kotak yang hanya ia kenakan sebelah tangan untuk menutupi tato yang memenuhi lengan kanannya. Kini Jungkook hanya mengenakan kaus hitam dan celana jeans longgar berwarna biru langit. Ia mendaratkan tubuhnya di sofa dan menepuk-nepuk tempat di sampingnya mengundang Aera untuk duduk. Alih-alih menurutinya, Aera menuju dapur hendak membawa roti lapis yang ia buat tadi dan menyodorkannya kepada Jungkook.

"Makasih, ya." Jungkook langsung melahap roti lapisnya sementara Aera akhirnya duduk di samping Jungkook.

"Pelan-pelan." Melihat Jungkook makan dengan cepat, Aera bangkit dan beberapa saat kemudian kembali dengan membawa segelas air. "Ngomong-ngomong, aku masih marah."

"Rumor lagi, hm?" Jungkook sudah menghabiskan roti lapisnya dan lalu menarik Aera untuk mendekat. Ia melingkarkan lengannya di bahu Aera sehingga Aera mendapatkan akses sempurna untuk bersandar di dada Jungkook. Aera mengangguk dan melingkarkan sebelah lengannya ke pinggang dan perut Jungkook.

"Kamu gak beneran ada main sama dia, kan?" Sebenarnya Aera tahu betul Jungkook tidak akan pernah macam-macam di belakang, hanya saja gadis itu senang sekali menggoda kekasihnya.

"You know I don't, babe. And will never." Jungkook mengecup sekilas puncak kepala Aera, kemudian menambahkan, "Aku heran, deh, kenapa media sering buat berita aneh, ya."

Aera terkikik. "Jangan terlibat skandal terus, nanti fans kamu hilang semua."

"Yang penting jangan kamu yang hilang," ujar Jungkook yang disusul dengan Aera yang mencubit pinggang Jungkook sehingga membuat ia meringis kesakitan.

"Kamu mandi dulu, aku mau bersihin dapur." Aera melepaskan pelukannya dan bangkit menuju dapur, dengan Jungkook yang mengekor di belakang meraih handuk dari tempatnya dan menuju kamar mandi. Aera mulai menyisir pandangan ke tiap sudut dapur, kemudian memulai dengan membuang sampah yang berserakan, mengembalikan beberapa toples dan botol saus ke tempatnya, lalu mencuci piring-piring kotor di wastafel sisa tadi dan semalam yang belum sempat ia cuci.

Aera terkesiap kala kedua lengan Jungkook memeluknya dari belakang, membuat kupu-kupu menggelitik di dalam perutnya. Wangi sabun citrus milik Aera menerobos ke dalam indera penciumannya. Tubuh Aera yang kecil tenggelam dalam kungkungan tubuh Jungkook. Ia masih melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai ketika Jungkook berbisik, "I love you."

"I know," jawab Aera menggoda Jungkook.

Jungkook melepas pelukannya dan mengangkat sebelah alisnya. "Kok gitu jawabnya?"

Aera tertawa kecil. "I love you too."

Jungkook tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapi sembari duduk di kursi bar depan meja island. "Aku menginap malam ini, ya?

Aera yang sudah selesai mengangguk. "Nanti kita pesan ayam goreng dari kedai yang baru buka di seberang."

Jungkook mengacungkan jempol tanda setuju. "Jangan lupa soju."

Jungkook mengekor ketika Aera menuju ruang duduk dan menikmati pemandangan sibuknya kota Seoul dari balik jendela unit apartemen miliknya. Musim panas sudah tiba, semua orang menikmatinya termasuk Aera. Seketika pipinya memanas dan menunjukkan semburat merah tatkala Jungkook mengecupnya dan kembali memeluknya dari belakang, ia mendaratkan dagunya di bahu Aera. "I'm so lucky to have you."

Harusnya Aera yang berkata demikian, bukan Jungkook. Pertemuan mereka tidak terduga, ketika Aera ditunjuk menjadi kepala tim untuk pameran peluncuran produk baru perusahaan tempat ia bekerja, ia harus ambil pusing karena atasannya ingin mengundang Jungkook guna menarik perhatian publik. Maka, dengan susah payah ia menghubungi seluruh kontak agensi Jungkook sampai akhirnya Jungkook sendiri yang menghubungi Aera lewat nomor pribadinya. Itu adalah satu keberuntungan bagi Aera, karena membuat semuanya begitu mudah. Setelah itu, semua terjadi begitu cepat, seperti mimpi yang pada akhirnya Aera menyadari bahwa posisinya adalah yang paling diinginkan gadis-gadis penggemar Jungkook. Ia tidak keberatan jika mereka tidak bisa terang-terangan, ia cukup tahu resikonya. Toh, yang ia tahu, Jungkook amat mencintainya.

Aera mengusap-usap lengan Jungkook dan menelusuri setiap lukisan pada lengannya. Tatkala kemudian Jungkook memutar tubuh Aera, Jungkook menggerakkan jemarinya guna meraih tengkuk gadisnya dan bibir mereka bertemu bersamaan dengan Aera yang memejamkan mata menikmati deru napas hangat yang berembus lembut berbalut rasa cinta. Manis sekali.

Seperti serendipity, Aera tidak menyangka bahwa ia bisa menemukan Jeon Jungkook sebagai salah satu sumber kebahagiaan untuk hidupnya. Ia menemukan Jungkook saat dirinya sedang berada di titik terendah. Orang tua yang bercerai, mantan kekasih yang berkhianat sehingga membuat Aera tidak lagi percaya kepada dirinya sendiri. Namun, Jungkook yang membuat semestanya berubah.

Mungkin untuk pertama kalinya, dunia benar-benar sedang berpihak pada Kim Aera. Untuk waktu-waktu ke depan, lebih lama lagi, ia akan menyukai satu fakta bahwa lelaki ini, Jeon Jungkook, akan tetap bersamanya.

•••

SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang