2 | DISGUSTING

11 1 0
                                    

Ji Ah menatap Seok Hwa yang tengah berbicara di sebelah Tuan Kim. Rapat di mulai beberapa menit lalu dan Seok Hwa yang menggantikan posisi ayahnya memperkenalkan diri walaupun semua orang di ruangan ini telah mengenalnya.

Semua orang kecuali Ji Ah.

Bagaimana bisa orang gila itu berada disini?

Ji Ah tidak peduli jika saat ini ia mengumpati anak atasan nya sendiri. Tunggu, ini mimpi bukan? Tidak mungkin dia anak Tuan Kim, terdapat perbedaan yang kontras antara kepribadian mereka.

"Selamat Tuan, Anda resmi menjadi CEO" Seok Hwa tersenyum tangannya membawa buket bunga yang di berikan oleh pemegang saham lain.

"Lalu, mana hadiah nya?"

"Maaf?" Seok Hwa mendekatkan wajahnya.

"Terima lamaran ku, aku akan menganggap nya sebagai hadiah" Ji Ah segera menutup mulut Seok Hwa. Beberapa orang menatap mereka, sadar dengan tindakannya Ji Ah menurunkan tangannya.

"Saat ini kita berada di kantor tolong bersikap profesional Tuan" Seok Hwa tertawa pelan. Profesional katanya.

"Ji Ah, ada apa? Anakku mengganggu mu?" Tuan dan Nyonya Kim mendekat.

"Tidak Sajangnim, ada sesuatu di mulut Tuan Seok Hwa" bohong Ji Ah Tuan Kim menatap Seok Hwa sesaat.

"Ji Ah, mulai saat ini tolong bimbing anakku dia juga sedikit nakal kau dapat memarahi nya jika ia melakukan hal yang tidak kau sukai" ucap Tuan Kim yang membuat Ji Ah menggeleng.

"Tidak Sajangnim, saya yang harusnya mengatakan hal itu"

Mata Seok Hwa menatap lama Ji Ah yang berbicara dengan ayahnya. Nada bicara wanita itu entah kenapa ia suka. Tenang dan dalam seperti tetesan air di siang hari yang terik.

Tak ada hal apapun yang terjadi setelah itu. Seok Hwa, tidak mengira akan banyak pekerjaan untuk nya walaupun ini adalah hari pertama ia bekerja. Setumpuk dokumen yang harus ia periksa dan tanda tangani. Apa ini yang ayahnya lalukan setiap harinya?

"Sajangnim? Anda tidak apa-apa?" suara Ji Ah membuat Seok Hwa sadar dari lamunan nya, "karena masih banyak dokumen yang harus Anda urus, mohon untuk fokus"

"Pertama tolong cek dokumen ini dan saya akan menjelaskan jadwal Anda hari ini. Jadwal hari ini Anda harus mengecek dokumen ini" Seok Hwa menghela nafas, menerima kertas yang Ji Ah ulurkan.

"Aku perlu mengkonfirmasi ini, ini dan ini bukan?"

"Ya, Anda hanya perlu menandatangani setelah mengkonfirmasi nya"

"Sajangnim ini adalah dokumen lainnya yang perlu ada periksa" Ji Ah memberikan setumpuk kertas lainnya yang membuat Seok Hwa terperangah.

"Nona Lee, Anda mau saya pecat?" tanya Seok Hwa dengan wajah horror.

"Tentu saja tidak" jawab Ji Ah datar. Ia tau jika ini terlalu banyak ia juga tau Seok Hwa lelah setelah rapat tadi, "jika Anda tidak mau Anda bisa tidak melakukannya"

"Benarkah? Kalau begituㅡ"

"Jika Anda tidak masalah dengan sebagian dari kekayaan Anda akan hilang dari setiap helai dokumen itu" ekspresi bahagia Seok Hwa langsung luntur. Dengan berat hati ia melanjutkan pekerjaan nya kembali.

Hingga beberapa jam berlalu dan dokumen yang hampir menutupi meja Seok Hwa tadi habis, semua sudah ia periksa dan tanda tangan.

"Selesai!" ucap Seok Hwa menyandarkan punggung pada kursi nya.

"Kerja bagus, Sajangnim. Untuk hari ini itu saja walaupun masih ada yang lainnya" ujar Ji Ah.

"Kau benar-benar ingin ku pecat?"

CEO's Sudden Proposal | ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang