"Betul. Dia tidak pulang ke rumah dan memutuskan untuk bersembunyi."
"Kekeke. Bagus, itu pilihan bijak. Sekarang dia pastinya sedang mengkhawatirkan nyawanya."
"Memojokkan seekor tikus itu menyenangkan."
"Tapi dia malah memburu manusia lain, bukannya si anak itu...Dia sudah sembunyikan mayatnya, tapi akan segera ditemukan. Tempat ini akan segera kacau."
"Tidak masalah. Lagipula, sekarang sudah saatnya berburu makanan. Dan bocah itu akan jadi lebih takut lagi saat dia tahu soal ini."
"Kau benar."
"Merepotkan memang, tapi kita cari anak-anak itu sekarang? Untuk hiburan kita..."
Kedua orang itu tertawa dengan puas di atas gedung. Melepaskan rasa girang mereka akan niat jahat yang ingin mereka lakukan.
-
Di ruang tamu, Raizel tengah membaca lagi dokumen yang diberikan oleh Frankenstein. Wajahnya fokus terhadap apa yang ia baca, dan disaat bersamaan telinganya mendengar apa yang dikatakan oleh Frankenstein.
"Tuan, seorang satpam di apartemen Shinwoo menghilang tadi malam. Jasadnya masih belum ditemukan, tapi dari jejak darahnya, sepertinya dia dibunuh."ujar Frankenstein kepada Raizel.
"Vampir itu nampaknya ke sana untuk menyerang Shinwoo, tapi malah membunuh satpam saat dipergoki. Ini menegaskan bahwa para murid menjadi sasarannya. Dan mereka sama sekali tak berniat untuk menghentikan pemburuan."lanjut Frankenstein dengan serius, membuat Raizel juga memahami berapa seriusnya masalah ini.
Di tempat lain, Yuna tengah melihat-lihat ke dalam kulkasnya. Mencoba mencari jus untuk diminum, tapi hanya menemukan bahwa jusnya habis. Dengan ragu-ragu Yuna menatap ke arah jendela, melihat bahwa hari masih sore.
"Harus bagaimana? Shinwoo dan Ikhan bilang aku harus tetap di rumah."gumam Yuna, ia ingin menuruti perkataan temannya tapi dirinya juga sangat menginginkan jus. "Di jalanan sekitar sini ada banyak orang. Jadi, aku gak perlu khawatir. Toh, masih sore..."lanjutnya memutuskan untuk membeli jusnya.
Yuna keluar dari minimarket setelah mendapatkan jusnya. Tersenyum lega karena mendapatkan jusnya juga tidak terjadi apa-apa padanya. Tapi ia tidak mengetahui, bahwa ada seseorang yang mengikutinya.
"Setelah anda menghilang, aku sengaja tidak menonjolkan diri sambil mempersiapkan untuk menghadapi apapun yang akan terjadi. Aku tak pernah melakukan apapun supaya keberadaanku tidak diketahui sebelum aku menemukan anda, tuan."jelas Frankenstein dengan panjang lebar.
"Meski sekarang tuan sudah kembali, tidak boleh ada seorang pun yang tahu soal keberadaan kita. Kita belum tahu apa yang telah terjadi pada anda, jadi kita harus ekstra hati-hati. Informasi yang berasal dari Park Jungseo pun belum memberikan kita penggambaran mengenai apa yang telah terjadi."lanjut Frankenstein.
"Tapi... Kita tak bisa cuma berdiam diri di sini, saat para murid jadi sasaran."ucap Raizel membuka mulutnya. Wajahnya menunjukkan keseriusan.
"Baik tuan."jawab Frankenstein sambil tersenyum. Raizel tidak pernah berubah sejak dulu, walaupun begitu Frankenstein tidak bisa mengabaikan apa yang diinginkan tuannya.
Raizel mengembalikan dokumen yang ia baca pada posisi awalnya dan meletakkannya di meja. Dokumen itu berisi "PANDUAN MENGUASAI GAME ONLINE UNTUK TUAN!" ditulis oleh Frankenstein, juga pesan "Selamat beruntung, tuan!!"
-
Di malam harinya, Shinwoo tengah menginap di rumah Ikhan. Dirinya rebahan di atas sofa besar berwarna putih. Shinwoo menguap sebelum melihat ke arah Ikhan dengan tatapan memelas, "Ikhan, aku lapar. Buatin aku ramyeon, dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Noblesse : Futura et Praeterita
FanfictionKetika terdapat campur tangan pihak lain yang membuat waktu menjadi berantakan. Beberapa dari mereka harus kembali merombak waktu agar tidak berdampak buruk bagi masa depan. Noblesse milik Jeho Son dan Kwangsu Lee