Spoiler

569 41 7
                                    

Jennie POV

Sepanjang perjalanan menuju butik milikku, Lisa sama sekali tidak melepas genggaman tangannya dari tanganku, sesekali dia mencium punggung tanganku. Aku tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu, sejak tadi pagi dia bertingkah berbeda, yah meskipun setiap harinya Lisa selalu menunjukkan cintanya padaku tapi untuk hari ini semua itu terasa lebih.

"jangan lupa malam ini" Lisa mengatakan itu berulang kali sejak kami keluar dari rumah dan sekarang dia mengatakan itu saat kami akan berpisah untuk bekerja.

"kau terus mengatakannya Lisa, aku yakin aku tidak akan lupa" aku mengkup sebelah pipinya lalu mengusapnya dengan ibu jariku.

"aku tidak sabar untuk malam ini"

Aku terkekeh lalu mencubit hidungnya "kau memang tidak pernah sabar, sebaiknya aku keluar dari sini dan masuk ke dalam butik" dia menahanku untuk keluar dari mobil.

"berikan aku ciuman lebih dulu"

"disini? Hei karyawanku akan melihatnya" aku memprotes.

"tidak apa - apa, mereka sudah cukup dewasa untuk melihatnya" dia menarik pinggangku dan sedetik kemudian dia mencium bibirku, kami berciuman di dalam mobil, itu hanya sebentar tidak lama atau kami tidak akan bekerja pagi ini"

"i love you"

"i love you too"

Kami saling mengucapkan kata cinta sebelum aku akhirnya keluar dari mobil dan Lisa pergi untuk pekerjaannya di tempat lain. Aku memasuki ruanganku dan tak lama kemudian pintu ruanganku terbuka lagi, Yeri asisten pribadiku muncul di ambang pintu.

"aku melihat kalian berdua" Yeri tersenyum nakal padaku.

Aku menahan sagar aku tidak tersenyum tapi pipiku terasa panas sekarang "hei, kau tidak boleh melakukan itu"

"tapi semua orang melihat kalian eonnie, kalian seperti sepasang remaja yang dimabuk cinta"

Mataku melebar "apa? Semua orang melihatnya?"

Yeri mengangguk "yah semua orang yang datang ke butik pagi ini, aku benar - benar iri padamu eonni"

Aku menepuk keningku dan sekarang aku merasa malu semua karyawanku melihatku berciuman dengan istriku, ya ampun apa yang telah aku lakukan.

"tenanglah eonni, tidak perlu malu, kami semua memakluminya, istrimu memang terkadang tidak tahu tempat, yah itu wajar karena dia memilikimu" Yeri dan senyum nakalnya selalu bisa membuatku berpikir ke arah lain, dia pandai menggoda orang lain.

"berhenti omong kosong, berikan padaku rancangan yang sudah siap" aku duduk di kursi milikku dan menunggu Yeri menyerahkan kertas - kertas rancangan pakaian yang akan dirilis untuk edisi musim panas.

"eonni, sepertinya hari selasa minggu depan aku tidak bisa datang untuk bekerja, adikku akan ulang tahun, kami sekeluarga akan merayakannya di pulau jeju"

"sungguh? Itu terdengar menyenangkan, baiklah sampaikan salamku pada adikmu"

"hanya salam? Kau tidak ingin memberinya hadiah?"

Aku melihat Yeri yang tersenyum lebar, seperti biasa dia akan selalu terang - terangan, aku menghela nafas "aku akan memberikannya setelah kau kembali, saat ini aku belum menyiapkannya dan tolong berikan itu pada adikmu, karena seingatku dulu aku pernah memberikan hadiah gaun untuk adikmu tapi kau yang justru memakainya"

"karena gaun itu terlalu besar untuknya eonni, jangan salahkan aku, lalu apa eonni tidak berencana memberikan aku hadiah juga?" dia menaik turunkan alisnya.

"tidak, kau terlalu banyak menerima hadiah dariku" aku kembali fokus dengan kertas - kertas didepanku dan menyeleksi beberapa desain, setelah selesai memilih yang cocok aku mengembalikan sisa kertasnya pada Yeri yang memajukan bibirnya "tolong katakan pada mereka untuk memperbaiki detailnya, itu masih sedikit kurang" kataku saat menyerahkan kertas - kertas itu pada Yeri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apart || comeback to me (ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang