S&TL III

49 13 2
                                    

~Typo bertebaran~

🖤
❤️

Can akan melakukan apa pun agar sang Nong tidak terlihat sangat-sangat menyedihkan seperti itu

*

Setelah mendengar semua yang dikatakan oleh Pete dia berusaha mencernanya dengan baik. Saat ini Can memang sangat marah tapi dia berusaha meredam amarahnya dan mengatur raut wajahnya agar tetap terlihat baik-baik saja

Padahal bagaimanapun Can mengatur raut wajahnya tetap saja para Maid yang melihatnya bergidik ngeri dengan aura yang dipancarkan oleh Can

*Ingat teman-teman orang yang tidak pernah marah itu sangat menakutkan karena sekalinya marah dia akan melakukan apapun untuk balas dendam padamu*

Setelah dirasa hati dan raut wajahnya sudah sedikit terkontrol, Akhirnya Can berjalan perlahan untuk menghampiri kedua Orang Tua nya dan Nong tercintanya

*

Saat ini Pete masih berada di pelukan sang Mae, Menyembunyikan wajahnya di dada Mae tercintanya. Pelukan itu makin erat saat Mae mengelus punggung Pete dengan penuh kasih sayang

"Tidak apa-apa menangislah sayang Jangan ditahan seperti ini, Nanti kepala mu bisa sakit", Kata Mae pada Pete

Entah sudah berapa kali Pete mendengar kalimat menangislah dari mulut sang Mae atau pun sang Pho tapi tetap saja Pete tidak bisa menangis walaupun dia ingin

*

Tanpa mereka bertiga sadari Can sudah berada di depan mereka, Can langsung bersimpuh di depan Mae dan Pete, Setelah itu ikut mengelus punggung sang Nong tanpa suara. Saat ini raut wajah Can tidak terbaca bahkan oleh kedua orang tua mereka

Saat merasakan ada satu tangan lagi yang mengelus punggungnya, Pete langsung mengendur kan pelukannya dari Mae karena dia tahu siapa pemilik tangan yang hangat itu

Pete mendongakkan kepalanya dan melihat wajah sang Mae, Setelah itu melihat ke depan dan ternyata benar dugaannya kalau itu sang Phi tercinta

Saat Pete melihat wajah Can entah bagaimana air mata yang sedari tadi tidak mau keluar langsung mengalir dengan derasnya, Suara tangisan yang tertahan di tenggorokannya langsung keluar begitu saja

Pete langsung memeluk erat tubuh sang Phi yang sedang bersimpuh di depannya, Can pun membalas pelukan sang Nong tak kalah eratnya

Phi Can ......
Huuwwaa
Huuwwaa
Phi Can huuwwaa

Hanya kedua kata itu yang keluar dari mulut Pete. Itu adalah tangisan tapi bagi siapapun yang mendengarnya itu adalah raungan, Seperti raungan seekor induk kucing yang kehilangan anaknya yang mampu menyayat hati siapapun yang mendengarnya

Mungkin karena Can tempat Pete selalu mengadu makanya pada saat melihat sang Phi tangis itu pecah juga. Bukan...bukan karena Pete tidak mempercayai atau menyayangi kedua Orang Tuanya tapi kalau di depan Pho dan Mae Pete selalu menjadi anak yang kuat, Sedangkan di depan sang Phi, Pete akan menjadi Nong yang sangat-sangat manja

Mendengar tangisan Pete yang terdengar sangat pilu membuat Pho dan Mae ikut meneteskan air mata dan Can berusaha agar tidak menangis. Can tidak ingin sang Nong semakin sedih dan setidaknya untuk saat ini dia harus tegar untuk sang Nong yang sangat dicintainya

"Hiks Phi hiks"
"Phi Can hiks hiks", Pete terus menangis dipelukan sang Phi

"Jangan ditahan menangislah sayang menangislah, Tidak apa-apa Phi ada disini, Phi akan selalu ada untuk Pete", Ucap Can pada Nong nya itu

Can memeluk lebih erat tubuh Pete yang sudah bergetar hebat, Mengusap sayang punggung sang Nong sambil terus mengucapkan tidak apa-apa karena Phi akan selalu ada untuk Pete

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Struggle & True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang