Laut Merah yang Biru

7 1 0
                                    

Anis berlari kencang, nafasnya terengah-engah, ekspresinya panik sembari terus memanggilku

"Litttttt"

"kenapa sih? tenang dulu, sampe lari-lari gitu"

Anis mencoba menarik dan membuang nafas pelan

"Kak Laut abis ditampar Pak Sono" bersamaan dengan itu, orang-orang berhamburan menuju ruang BK, bagaimana ia bisa membuat kehebohan ini. Mengundang arwah penasaran satu esempe, membangunkan amarah pak Sono.

Berita tentangnya seliweran di telingaku. Dulunya ia adalah bintang esempe ini, paras yang menawan, otak cerdas dan dompet tebalnya cukup membuatnya dipuja-puja. Kini, satu tahun terakhir, kelebihannya itu seakan sirna. Laut Merah berubah menjadi pribadi yang dingin, penampilannya tak lagi menarik hati, meski prestasinya masih nomer satu di esempe namun ia jadi anak yang berani melawan guru.

Penggemarnya perlahan menghilang, berubah haluan, melirik Ryan Arjawinata. Gelar bintang esempe tak lagi dipegangnya. Banyak orang berspekulasi bahwa ia memiliki masalah hidup yang rumit, ada pula yang menduga bahwa ia di santet oleh orang yang iri padanya-ini sih tidak masuk akal. Apapun itu, kini ia tak lagi seorang Laut Merah yang dulu, tak lagi Merah yang hangat, ia berubah menjadi Biru yang dingin. Laut Merah yang biru

..

Anis mengeluh tak mendapatkan informasi mengenai alasan pak Sono menampar Laut. Gosip tentangnya kian meruak, semua bertanya-tanya hal itu. Laut dulunya adalah siswa yang paling dibanggakan pak Sono, bahkan mereka sering diskusi bersama di perpustakaan atau ruang BK.

Hari ini aku tak mendapati Laut memungut sampah bersama kami di lapangan, juga motornya lenyap di parkiran. Tentangnya memenuhi kepalaku, baru kali ini ku pikirkan sesuatu yang sebenarnya tak penting.

Esoknya ia tetap tak terlihat, ada yang bilang ia di skors.

"litt, jangan ngelamun" celetuk Anis

hey ngapain mikirin laut

..

"rumahku dan rumah kak Laut deket, tapi dia jarang keliatan, rumahnya malah sepi. Cuma ada pembantu yang biasanya dateng pagi. Kak Laut biasanya pulang malem kata mama, sampe tetangga pada gosip. Padahal dulu dia engga gitu" Cewek berambut pendek itu bercerita dengan serius. Aku yang tetap duduk di kursi ku masih mendengar sebab suaranya cukup keras.

Aku tak mengenal Laut secara dalam. Tapi dalam hati, aku ingin tahu seperti apa ia dulu. Seperti apa hangatnya ia sebab aku mengenalnya dalam dinginnya laut. Laut Merah yang biru, yang ku penasaran tentangnya.

..

tbc

esempe satuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang