esempe satu

Laut Merah yang Biru (2)

Esempe ini berada tak jauh dari laut-laut yang sebenarnya. Pantai karang putih adalah tempat banyak orang menghibur diri atau melepas penat dari hiruk pikuk kehidupan. Setiap weekend atau hari besar, pantai ini di selimuti ratusan orang. Birunya laut dan jingganya sunset membuat orang betah berlama-lama. Makanannya juga enak-enak, apalagi ikan bakar pak Sotong yang warungnya berdiri di ujung sekali dekat batu karang besar.

Batu karang itu letaknya paling ujung sebelah selatan, jarang di perhatikan banyak orang. Terlebih bentuk karangnya yang biasa dan tak menarik hati justru menjadi tempat favoritku untuk bermain pasir bersama Anis.

Sore itu, tak banyak pengunjung yang datang untuk menikmati jingganya sunset. Anis tak ikut bermain, hendak pergi ke rumah nenek katanya. Semeliwir angin menyibakkan poniku berkali-kali, tanganku sibuk menyiramkan pasir di atas pasir. Angin sekali lagi menyibakkan poniku, lalu mengarahkan mataku ke atas batu karang, sore itu dengan jingganya senja menampakkan siluet manusia yang duduk termenung di atas batu karang.

"Heiii Laut, kamu kembali ke habitatmu ya?" Teriakanku cukup membuatnya menoleh sembari tertawa kecil yang terkesan terpaksa

Aku berlari dan naik menghampirinya, karang itu sebenarnya cukup tajam, entah kenapa aku tak menghiraukannya.

"Kamu mau bunuh diri dengan lompat dari sini?" wajahnya tampak serius, meski kutahu ini bercanda

"engga, aku gabut. Tapi lain kali boleh kucoba" kujawab pula dengan keseriusan

ia tersenyum tipis, raut wajahnya seketika sedikit ramah "ayo bikin rumah pasir"

aku menyeringai senang, di saat mentari lamat-lamat menghilang di ujung laut dibarengi semburat jingga keunguan dan merah muda di langit, pertama kalinya aku melihatnya tertawa lepas hanya karena rumah pasirku lenyap tersapu ombak

Aku seperti melihat sosoknya yang lain, ia bukan dirinya di esempe, aku seakan lupa akan kehebohan yang ia ciptakan pagi lalu, ia memang Laut. 

Laut Merah yang biru~