SOSOKNYA

393 52 11
                                    

Dear bubu kesayangan gyu,

Hari ini genap 1 tahun bubu pergi. Sudah banyak hal gyu lewatin bersama abang dan pastinya daddy. Rasanya ada yang kurang di rumah. Bubu yang biasanya suka mengomel tiap pagi, bubu yang selalu cek Cok dengan abang Mark. Bubu tau tidak sampai saat ini bubu masih jadi pemenang di hati daddy. Kenapa gyu bilang gitu karena gyu melihat kamar Daddy yang penuh dengan Poto bubu. Sebegitu sayangnya daddy ke bubu loh. Gyu jadi merasa bersalah hingga saat ini, coba saja gyu tidak manja ingin di jemput oleh bubu mungkin kejadian waktu itu ga mungkin terjadi. Maafin gyu. Gyu janji akan jadi anak yang baik, Gyu janji akan nurut ke daddy dan abang abang yang lain dan gyu juga janji akan jadi juara kelas selalu seperti abang gyu yang lain.

Pertanda dari gyu untuk bubu <3.

Pemuda itu menutup diarynya matanya berkaca-kaca namun buru buru iya usap air matanya. Dirinya sejujurnya ingin menangis tetapi ia mengingat apa yang di katakan kakak keduanya, Jung Jeno pria yang memiliki umur yang hanya berjarak satu tahun lebih tua dari beomgyu ini sering mengingatkan adiknya itu untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Beomgyu meletakan kepalanya di atas meja belajarnya dengan tangan sebagai tumpuan dan mulai memejamkan mata perlahan.

Sementara di sisi lain pria bernama sungchan tengah asik bermain game bersama Jeno di ruang tamu.

Terdengar suara motor terparkir di halaman rumah keluarga Jung. Terlihat anak pertama keluarga yaitu Jung Mark masuk kedalam rumah.

"Astaga, beomgyu dimana?" Tanya mark kepada kedua adiknya.

"Di kamar kali, coba abang cek soalnya ga kedengaran suaranya." Ujar Jeno menyaut.

Tak banyak lama mark langsung pergi menuju kamar adik terakhirnya itu. Ia mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dan alhasil ia masuk kedalam kamar yang kebetulan tidak di kunci. Terlihat adiknya tengah tidur dengan posisi duduk di meja belajarnya.

"Dek bangun, tidur di kasur jangan di meja belajar." Seru Mark mengguncangkan badan adiknya pelan agar tidak kaget.

Tak ada respon, akhirnya Mark memilih untuk tidak membangunkan adiknya itu. Pokusnya kini tertuju pada buku diary yang tergeletak di sebelah adiknya tidur. Dengan rasa keponya Mark mulai melihat lihat isi diary adiknya dan ternyata semua isi diary itu tertuju pada taeyong, bagaimana beruntungnya adiknya memiliki orang tua seperti taeyong dan bagaimana adiknya itu menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian taeyong.

Ada tulis tangan adiknya yang membuat Mark sesak.

Tolong kembali, gyu ga bisa tanpa bubu disini. Dunia semakin jahat untuk gyu hadapi saat ga ada bubu.

Mark tersadar ketika adiknya mulai membukakan matanya dengan raut wajah kesal beomgyu merebut buku diarynya dari tangan mark.

"Udah ih sana ga usah kepo ya. Sana sana husss.." ujar beomgyu mendorong abangnya keluar dari kamar miliknya.

"Lagian tidur di meja belajar kaya ga punya kasur aja." Timpal Mark namun tidak di balas oleh beomgyu, ia malah mengunci kamarnya membiarkan abangnya mengomel dari luar.

"Ga sopan ya, keluar dulu makan hey. Abang bawa makanan buat kamu tuh, turun cepet abang itung nih."

Tak cukup lama beomgyu keluar kamar dengan mata berbinar.

(On Going) DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang