tertegun

394 41 19
                                    

Suasana ruangan berwarna putih dengan bau khas rumah sakit menyeruak ketika seorang pria masuk kedalam ruangan itu. Pria itu memakai setelan jas namun ia memutuskan untuk menaruh jasnya di sofa dekat dengan kasur pasien. Kemeja yang di gulung hingga lengan atas dan kancing atasnya sengaja ia buka membuatnya terlihat lebih berkarisma bagi siapapun yang melihatnya namun sayangnya saat ini dirinya hanya sendiri ralat tidak sendiri namun berdua bersama seseorang yang tengah terbaring di kasur rumah sakit, lengan yang terpasang selang.

Jaehyun mendekat ke arah kasur itu, di taruhnya makanan di atas nakas.

"Maafkan saya."

Setelah mengatakan itu jaehyun memutuskan untuk pergi dari sana, ia menenteng koper sekaligus jas di kedua lengannya dan berjalan menuju kasir untuk membayar semua biaya rumah sakit.

Tak selang beberapa jam setelah kepergian jaehyun. Lee Tae-baek tersadar, ia memegangi kepalanya yang terasa pening. Matanya mengedar keseluruhan ruangan, dirinya terlihat bingung mengapa berada di rumah sakit dan siapa yang membawanya kemari yang Baek tau ia terakhir berada di dalam pelukan jaehyun, bos yang akan menginterviewnya namun sekarang ia malah terbaring diranjang rumah sakit.

Pandangannya beralih ke makanan yang tersimpan dinakas rumah sakit itu. Ia menggeserkannya agar mendekat ke arah nakas.

Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di kepalanya. Ia menoleh ke arah pintu ketika pintu itu terbuka, terlihat suster yang datang untuk mengecek kondisinya.

"Suster, saya ingin bertanya. Siapa yang membawa saya kesini?" Tanya Baek penasaran sembari mendudukkan badan.

Dokter yang mendengar pertanyaan menjawab dengan ramah seperti pada semestinya. "Pria yang memakai setelan jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna biru langit. Saya tidak tahu pasti namanya."

Baek mengerutkan keningnya mengingat ingat kembali warna pakaian seseorang yang terakhir bersamanya.

"Apa mungkin dia?" Gumam Baek.

Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu, mendengar itu Baek langsung menoleh keasal suara tersebut.

Pria itu membungkuk mempersilahkan suster berpamitan lalu menghampiri baek sembari membawa parsel buah.

"Yuta? Ngapain lu kesini?"

Yuta menyimpan parsel buah itu dinakas lalu duduk di kursi dekat ranjang tempat Baek berbaring.

"Bos jaehyun minta gua untuk nengokin elu, sekalian mau nyampein informasi kalau lu diterima kerja sebagai asisten barunya." Ujar yuta menjelaskan yang sontak membuat Baek terkejut.

"Yang bener aja, gua diterima?" Ucap Baek masih tidak percaya dibalas anggukan dari yuta.

Perlu diingat bahwa Baek dan yuta ini sudah saling mengenal satu sama lain sejak beberapa tahun lalu. Saat mendengar bosnya mencari asisten baru, yuta menyuruh Baek untuk ikut melamar siapa tau ia akan diterima dan dugaan yuta benar Baek diterima tanpa interview sama sekali.

"Btw, kenapa lu bisa pingsan kayak gini?"

"Gua tak tau saat pak bos itu meluk gua tiba-tiba aja kepala gua sakit." Jelas Baek.

Yuta mengerutkan kening menatap aneh kearah Baek.

"Ko bisa bisanya pak jaehyun meluk lu tiba-tiba? " Jeda yuta sambil terus mengingat sesuatu.

"Gua denger berita kalau orang yang dia cinta kecelakaan yang menyebabkannya meninggal. Itu aja sih yang gua tau."

Deg.

Baek memegang dadanya yang terasa nyeri tiba-tiba saat mendengar yuta membicarakan hal yang berhubungan dengan bos barunya itu, namun dirinya juga penasaran mengapa jaehyun bisa memeluknya padahal ia baru pertama bertemu dan mengapa ia selalu merasakan nyeri di kepala dan dadanya ketika membahas mengenai bosnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(On Going) DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang